Tak Pernah Dinafkahi,Ini Sosok yang Merawat Baim Cilik,Dianggap Lebih dari Seorang Ayah
TRIBUN-MEDAN.com – Baim Alkatiri atau Baim Cilik mengungkap sosok yang selama ini mengurusnya, ketika sang ayah tak pernah menafkahinya.
Sosok tersbeut sudah dianggapnya lebih dari seorang ayah.
Dia adalah Akbar Khalil Alkatiri atau Abay, yang tak lain adalah kakaknya.
Walaupun sebenarnya usia Abay hanya dua tahun lebih tua darinya.
“Abangku lebih dari sesosok ayah,” ujar Baim dikutip dari YouTube Feni Rose Official.
“Hal yang seharusnya ayah lakuin, dia bisa lakuin itu lebih dari ayah. Support aku, handle urusan-urusanku, hal yang enggak bisa aku lakuin sendiri,” jelasnya.
Di usia yang saat itu masih belasan tahun, Abay sudah mencari uang dan menggantikan peran ayah dalam hidup Baim.
“Sekolah butuh wali, wali di sekolahku, kakakku.
Mamaku harus urus adik-adikku, jadi enggak bisa,” ungkap Baim.
“Semua abangku. Aku punya bisnis kambing, dia yang ngurusin, dia ngajarin aku banyak hal, dia yang ngarahin aku,” imbuhnya.
Diungkap Baim, meskipun kini dirinya mengungkap sosok ayah mereka, tapi sebenarnya dulu kakaknya pernah mencegah Baim untuk berbicara di publik.
Abay memberikan nasihat pada Baim untuk tidak terbawa emosi dan menasihati agar lebih fokus untuk meningkatkan kualitas diri.
“Abay bilang enggak usah (buka mulut), diemin aja dulu, buktiin dengan lo bisa lakuin semua ini tanpa bantuan dia,” ujar Baim.
“Buktiin lo bisa survive sendiri, buktiin lo bisa mulai dari nol,” jelasnya menirukan pesan Abay.
Karena itu, Baim menyadari, Abay punya peran penting dalam hidupnya selain ibu mereka.
“Kakakku dalam hidupku, semuanya sih dia,” tutur Baim.
“Aku enggak bakal bisa bertahan tanpa mamaku, kakakku, enggak bakal bisa,” imbuhnya.
Untuk diketahui, Baim Cilik belum lama ini membuat heboh dengan pengakuannya di salah satu konten podcast, di mana Baim mengaku tak pernah merasakan hasil kerja kerasnya sejak usia 3 tahun.
Saat itu padahal Baim menjadi salah satu aktor cilik dengan honor termahal dan selalu striping.
Baim mengaku menjalani kehidupan yang penuh perjuangan di usianya yang masih muda.
Ia bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pasalnya, ia mengaku sudah tak mendapat nafkah dari ayahnya sejak dua tahun silam.
“Aku enggak ada nerima uang sama sekali dua tahun ini,” ujar Baim, dikutip dari dikutip dari YouTube Kasisolusi.
“Aku masih inget, Agustus 2022 terakhir duitku masuk dari Ayah,” kata Baim lagi.
Karena uang saku sudah tak mencukupi, ia pun memutar otak untuk tetap bertahan hidup.
“Aku enggak pernah bilang (kurang), aku masih bilang ‘makasih Bah.’ Sisanya aku cari sendiri kurangnya,” tutur Baim.
“Aku enggak pernah, bahkan aku loh enggak pernah ngungkit duit itu. Kalau aku ungkit, dia pasti diem, malah marah ujung-ujungnya dia,” imbuhnya.
“(Jualan) karena kurang duitnya aslinya,” kata Baim sambil tersenyum.
Kebetulan pamannya datang mengajak berbisnis.
Ia mencoba berbagai bisnis, di antaranya jual beli kambing.
Modal untuk berbisnis kambing juga disebutnya bukan dari ayahnya.
Baim menyebut semua usahanya dari hasil kerja kerasnya sendiri.
“Enggak. Aku kambing enggak ada modal dari dia,” ungkap Baim.
“Aku sampai jual susu di pinggir jalan. Waktu awal-awal diajak (bisnis) kambing, sumpah,” kata Baim.
Baim yang dulu berbisnis kambing kontes memutuskan untuk berganti menjadi bisnis susu kambing dan kambing kurban dengan alasan perputaran uang yang lebih cepat.
“Itu lumayan waktu itu. Aku jual di pinggir jalan, cuma kayak bagasi mobil buka, kasih meja,” ungkap Baim.
“Tapi Covid kan, Covid orang butuh susu kambing kan. Zaman Covid dapat Rp 200.000 aja seneng banget. Siapa sih yang enggak struggle pas Covid,” lanjutnya.
Bisnis itu disebut dijalani Baim bersama kakaknya, Akbar Khalil Alkatiri atau Abay.
“Abay itu yang jalanin bisnis kambing. Abay yang jalan semua,” kata Baim.
“Abay itu, aku enggak bisa hidup kalau enggak ada Abay. Semua Abay,” sambung Baim.
Masih harus bekerja keras walaupun sudah bekerja sejak usia tiga tahun, Baim tak pernah mau mempersoalkan kemana perginya semua uang hasil kerja kerasnya dulu.
“(Puluhan miliarnya) enggak tahu. Aku enggak pernah, bahkan aku loh enggak pernah ngungkit duit itu,” ucap Baim.
“Kalau aku ungkit, dia pasti diem. Malah marah ujung-ujungnya dia,” lanjut Baim.
Baim saat ini hanya ingin ayahnya bertanggung jawab, setidaknya berbicara tentang masalah yang sedang dihadapi.
“Aku enggak pernah nge-judge, aku enggak pernah mempermasalahkan gaya hidup dia,” tutur Baim.
“Cuma at least kewajiban dia itu mana, kewajiban sebagai ayah mana? Itu yang aku permasalahin, jujur itu sih. Mau dia kayak gimana terserah, sumpah demi Allah,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Baim juga menyebut ayahnya sudah menjual salah satu rumahnya di kawasan Jakarta Selatan.
“Terakhir hartaku depan mata, aset depan mata punyaku yang aku tahu cuma ada rumah dua dan yang satu dijual sama ayahku,” ujar pemuda kelahiran 2005 ini
“Dulu 2017 atau 2018 laku setahuku Rp 1,3 miliar,” sambungnya.
Namun, Baim bingung ke mana hasil penjualan rumah yang diyakininya dibeli dari kerja keras dia sejak usia 3 tahun.
“Dia jual rumah itu setelah aku masuk pondok. Aku masuk pondok, rumah itu udah dijual. Oke lah masak aku mondok dua tahun di Solo Rp 1,3 M habis kan enggak mungkin,” ucap Baim.
“Aku masuk pondok Rp 20 juta doang, murah banget. Duit jajanku enggak sampai Rp 1 juta di pondok, SPP Rp 1,2 juta,” sambungnya.
(*/ Tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram , Twitter dan WA Channel