Informasi Terpercaya Masa Kini

Sebungkus Makanan Ringan Hancurkan Ekosistem Taman Nasional AS, Kok Bisa?

0 2

KOMPAS.com – Sebungkus makanan ringan merek Cheetos yang dibuang sembarangan telah merusak ekosistem sebuah taman nasional di Amerika Serikat.

Diberitakan The Guardian, Selasa (10/9/2024), seorang pengunjung dilaporkan membuang satu bungkus Cheetos di Big Room, gua tunggal terbesar di Amerika Utara yang berada di dalam Taman Nasional Carlsbad Caverns, New Mexico, AS.

Temuan sampah tersebut membuat Dinas Taman Nasional AS mengeluarkan peringatan terkait dampak negatif dari jajanan tersebut pada ekosistem gua yang rapuh dan terancam.

“Dalam skala perspektif manusia, sekantong makanan ringan yang tumpah mungkin tampak sepele, tetapi bagi kehidupan di dalam gua, hal itu dapat mengubah dunia,” tulis pengelola taman tersebut dalam rilis resminya, Jumat (6/9/2024).

Cheetos merupakan merek dari makanan ringan yang terbuat dari jagung olahan serta diberi bumbu rasa jagung dan keju.

Baca juga: Kuah Mi Instan Rusak Gunung Tertinggi Korsel, Kok Bisa?

Cheetos rusak ekosistem taman nasional

Pengelola Taman Nasional Gua Carlsbad mengungkapkan, petugas penjaga hutan menemukan sebungkus Cheetos di dalam jalur gua pada Jumat (6/9/2024).

Tidak diketahui pasti kapan jajanan Cheetos itu dibuang di situ, namun jajanan itu menjadi lunak akibat berada di dalam gua yang sangat lembap.

Kondisi tersebut menciptakan lingkungan sempurna untuk tempat hidup mikroba, jamur, dan serangga. 

Jangkrik gua, tungau, laba-laba, dan lalat di dalam gua segera membentuk jaring makanan sementara. Serangga ini lalu mendistribusi nutrisi ke gua dan formasi di sekitarnya. 

Lalu, jamur akan tumbuh dan menyebar lebih tinggi ke permukaan di dekatnya. Jamur itu berbuah, mati, dan berbau busuk.

“Dan siklus itu terus berlanjut,” tegas pengelola.

Para penjaga taman nasional akhirnya menghabiskan waktu dua puluh menit untuk membersihkan sampah dan lumut asing dari permukaan gua dengan hati-hati menggunakan sikat gigi.

Pengelola menegaskan, keberadaan sekantong Cheetos itu memicu mikroba dan jamur yang tidak berasal dari ekosistem alami Taman Naional Gua Carlsbad.

Atas peristiwa ini, pengelola Taman Naional Gua Carlsbad mengingatkan pengunjung untuk tidak meninggalkan jejak atau membuang sampah apapun di dalam gua.

Sampah itu harus dipungut dan dibuang ke tempat sampah untuk mencegah sampah yang berserakan, terutama di dekat gua, karena dampaknya sangat besar.

“Bertentangan dengan kepercayaan umum, gua bukan tempat sampah besar,” tulisnya lagi.

Baca juga: Mengapa Manusia Prasejarah Suka Melukis di Gua?

Temukan sampah dan kotoran manusia

Dikutip dari Euronews, Jumat (13/9/2024), Dinas Taman Nasional mengungkapkan ada lebih dari 300 juta orang mengunjungi Taman Naional Gua Carlsbad setiap tahun.

Taman nasional ini dikenal memiliki pemandangan indah dengan stalagmit yang menjulang tinggi, stalaktit yang mungil, dan gugusan batuan yang berbentuk nirip popcorn.

Sayangnya, pengelola menemukan pengunjung taman nasional meninggalkan hampir 63,5 juta ton sampah. Sampah itu mayoritas berakhir di tempat sampah dan wadah daur ulang.

Dalam satu kegiatan bersih-bersih yang dilakukan relawan selama lima hari, mereka bahkan bisa mengumpulkan sebanyak 23 kilogram sampah termasuk kotoran manusia.

“Area itu sangat gelap, terkadang orang tidak menyadari keberadaannya. Jadi mereka berjalan melewatinya dan jejaknya menyebar ke seluruh gua,” kata seorang pemandu Joseph Ward.

Keberadaan sampah makanan di sekitar gua sebenarnya bisa dihindari karena pengelola melarang makanan melewati batas yang diperbolehkan.

Meski begitu, untuk bisa membersihkan seluruh area, para petugas bisa membutuhkan waktu berjam-jam.

Profesor di University of Oregon yang mempelajari lanskap Carlsbad Caverns, Robert Melnick menyebut area tersebut menjadi tempat jamur dan fungi eksotis berkembang biak. Karena itu, wilayahnya perlu dilestarikan.

“Saya tidak begitu tahu bagaimana cara memantaunya, kecuali dengan terus-menerus mengingatkan orang-orang bahwa gua-gua bawah tanah adalah lingkungan alam yang sangat, sangat sensitif,” kata Melnick.

Risiko kerusakan ekosistem tak hanya datang dari sampah pengunjung. Ahli mikrobiologi Diana Northup menuturkan, 2.000 orang yang menjelajahi gua setiap hari akan meninggalkan serpihan rambut dan kulit. Serpihan itu pun mengandung mikroba.

“Hal terpenting adalah Anda harus membuat orang menghargai dan ingin melestarikan gua-gua tersebut dan memberi tahu mereka apa yang dapat mereka lakukan untuk mewujudkannya,” tandas Northup.

Leave a comment