Informasi Terpercaya Masa Kini

Rusia Dilaporkan Memproduksi Drone Kamikaze Baru dengan Mesin Buatan China

0 6

KYIV, KOMPAS.com – Rusia mulai memproduksi pesawat tak berawak (drone) serang jarak jauh baru yang disebut Garpiya-A1 tahun lalu dengan menggunakan mesin dan suku cadang dari China.

Drone disebut telah digunakan dalam perang di Ukraina, menurut dua sumber dari badan intelijen Eropa dan dokumen-dokumen yang dilihat Reuters.

Informasi intelijen tersebut, yang mencakup kontrak produksi drone baru, korespondensi perusahaan mengenai proses pembuatan, dan dokumen keuangan, mengindikasikan bahwa IEMZ Kupol, anak perusahaan dari produsen senjata milik pemerintah Rusia, Almaz-Antey, telah memproduksi lebih dari 2.500 Garpiya dari Juli 2023 hingga Juli 2024.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-931 Serangan Rusia ke Ukraina: Drone Terbang Ribuan Km | Blinken ke Kyiv

Keberadaan drone baru Rusia yang menggabungkan teknologi China ini belum pernah dilaporkan sebelumnya.

Kedua sumber intelijen tersebut mengatakan bahwa Garpiya, yang berarti “Harpy” dalam bahasa Rusia, telah digunakan untuk menyerang target militer dan sipil di Ukraina, menyebabkan kerusakan pada infrastruktur penting dan juga korban sipil dan militer.

Mereka membagikan kepada Reuters apa yang mereka katakan sebagai gambar-gambar dari Ukraina yang menunjukkan reruntuhan Garpiya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. 

Reuters menemukan informasi yang memperkuat kesimpulan ini, namun tidak dapat mengkonfirmasi gambar-gambar tersebut secara independen.

Sumber-sumber tersebut meminta agar mereka maupun lembaga mereka tidak diidentifikasi karena sensitivitas informasi tersebut. Mereka juga meminta agar rincian tertentu, seperti tanggal, yang terkait dengan dokumen-dokumen tersebut dirahasiakan.

Samuel Bendett, seorang peneliti senior tambahan di Center for a New American Security, sebuah wadah pemikir yang berbasis di Washington DC, mengatakan bahwa Garpiya, jika dikonfirmasi, akan menandai keberangkatan dari ketergantungan Rusia pada desain Iran untuk pesawat tak berawak jarak jauh.

“Jika ini terjadi, hal ini dapat mengindikasikan bahwa Rusia sekarang dapat lebih mengandalkan pengembangan dalam negeri dan juga, tentu saja, pada China, karena kedua belah pihak dalam perang ini bergantung pada banyak komponen China untuk produksi pesawat tak berawak,” katanya.

Baca juga: Lituania: NATO Harus Tembak Jatuh Drone Rusia di Baltik

Iran, yang tidak memberikan komentar untuk berita ini, telah memasok lebih dari seribu drone “kamikaze” Shahed ke Rusia sejak dimulainya invasi pada Februari 2022, demikian ungkap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Mei tahun lalu.

Drone tersebut telah digunakan untuk menguras pertahanan udara Ukraina dan menghantam infrastruktur yang jauh dari garis depan. Iran telah berulang kali membantah mengirim drone ke Rusia untuk digunakan di Ukraina.

Kementerian Pertahanan Rusia tidak menanggapi permintaan komentar untuk berita ini. Kementerian luar negeri China mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Reuters bahwa Beijing secara ketat mengontrol ekspor barang-barang yang memiliki potensi aplikasi militer, termasuk drone.

Baca juga: Rusia Tembak Jatuh 3 Drone, 1.600 Km Jauhnya dari Perbatasan Ukraina

“Sehubungan dengan krisis Ukraina, China selalu berkomitmen untuk mempromosikan pembicaraan damai dan penyelesaian politik,” kata pernyataan itu. Pernyataan tersebut menambahkan bahwa tidak ada pembatasan internasional pada perdagangan China dengan Rusia.

Leave a comment