Informasi Terpercaya Masa Kini

Patung Garuda IKN Berubah Warna,Dulu Mirip Besi Karatan Kini Hijau,Perancang Ungkap Penyebabnya

0 7

TRIBUN-TIMUR.COM – Penampakan terbaru burung garuda yang ikonik di Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, curi perhatian.

Pasalnya, bangunan burung garuda itu sebelumnya menuai sorotan publik.

Kini burung garuda itu terlihat berubah warna.

Padahal saat masih baru dibangun, warna garuda itu bak besi karatan.

Perancang Istana Garuda, Nyoman Nuarta pun menyampaikan penyebab perubahan warna burung garuda IKN.

Lewat instagram Nyoman Nuarta ungah, tampak ada beberapa bagian pada material yang dipasang sudah menunjukan warna hijau. 

Hal yang menarik perhatian banyak orang adalah perubahan warna patung yang secara bertahap mulai terlihat.

Awalnya, ketika pembangunan dalam proses penyelesaian beberapa waktu lalu, patung tersebut memiliki warna gelap kemerah-merahan, berbeda dengan rencana desain awal yang seharusnya berwarna hijau.

Perbedaan ini langsung memicu diskusi di kalangan masyarakat, terutama di media sosial, karena tidak sesuai dengan ekspektasi desain.

Namun, perkembangan terbaru menunjukkan bahwa proses pewarnaan yang direncanakan memang belum sepenuhnya selesai pada saat pertama kali di publikasikan, terlebih saat beberapa acara di IKN Nusantara.

Kini, warna hijau yang diharapkan mulai muncul pada beberapa bagian patung.

Mengutip Kompas, arsitek Istana Garuda, Nyoman Nuarta mengatakan, sudah mulai menghijau karena dilapis asam patina untuk mempercepat perubahan warna bilah.  

 

“Warna logam kuningan pada bagian muka itu akan mengalami perubahan menjadi hijau kebiruan seiring proses alami patina,” ujar Nyoman kepada Kompas.com, Selasa (10/9/2024).

Nyoman melanjutkan, warna kuningan di bagian depan akan berubah menjadi hijau, tergantung kondisi alam.

Proses oksidasi secara perlahan akan mengubahnya menjadi biru toska.

Kendati demikian, Nyoman mengakui, perubahan warna menjadi hijau akan terhambat oleh cuaca.

Sebagaimana diketahui, saat ini sudah masuk September, atau musim hujan.

“Sementara bahan patina perlu panas,” imbuh Nyoman.

Untuk diketahui, sosok burung garuda dalam Istana Garuda IKN dibangun dari kerangka baja, serta cangkang dari tembaga, kuningan, galvalum, dan kaca.

Seiring berjalannya waktu, tembaga dan kuningan akan mengalami proses oksidasi, sehingga tampilan garuda perlahan-lahan dari gelap warnanya berubah menjadi biru kehijauan yang matang.

Proses perubahan warna serupa juga dialami oleh karya lain Nyoman Nuarta, Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali.

Tribunners juga bisa melihat proses oksidasi ini pada patung ikonik lain seperti Liberty di New York, Amerika Serikat.

Kemudian Nyoman Nuarta menjelaskan, rangka dalam Istana Garuda dibuat dengan sangat teliti dan cantik, menggunakan baja buatan dalam negeri yang dibeli dari Krakatau Steel.

Seluruh rangka dibuat khusus dengan material yang telah memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), bukan produk yang dibeli di pasaran.

Pada logam seperti tembaga, oksidasi menghasilkan oksida tembaga, yang kemudian membentuk lapisan tipis karbonat tembaga yang disebut patina.

Patina sendiri akan melindungi tembaga dari korosi, sehingga tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah. 

Mirip saran kelelawar

Penampakan Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN) yang beredar di media sosial dikritik.

Media sosial heboh dengan berbagai komentar warganet soal penampakan Istana Garuda IKN.

Mereka menyinggung penampilan sayap istana tersebut yang berwarna coklat gelap sehingga menimbulkan kesan suram.

 Bahkan, ada warganet yang menyebut Istana Garuda seperti rumah  atau sarang kelelawar karena warna sayap yang gelap.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sekaligus Pelaksana tugas (Plt) Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Basuki Hadimuljono merespons komentar warganet yang menyebut penampakan Istana Garuda IKN suram mirip kelelawar.

Basuki mengatakan, bangunan Istana Garuda IKN yang terbuat dari bilah-bilah perunggu akan teroksidasi sehingga warnanya berubah menjadi hijau cerah.

“Menurut Pak Nyoman Nuarta (perancang Istana IKN), itu kalau nanti kena oksidasi itu jadi hijau seperti GWK (Garuda Wisnu Kencana),” ujar Basuki di Kantor Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), Jakarta, Selasa (6/8/2024).

Basuki menegaskan, bagian sayap Istana Garuda IKN akan sesuai dengan desain awal I Nyoman Nuarta yang berwarna cerah.

Proses oksidasi bilah-bilah perunggu itu membutuhkan waktu, tetapi ia tidak mengungkap berapa lama waktu yang dibutuhkan.

“Itu kan perunggu yang dikasih cairan. Nanti dia akan oksidasi menjadi hijau. Persis kayak di GWK. Kayak GWK itu berapa lama ? Kan ini IKN untuk jangka panjang,” pungkas dia.

Masyarakat Umum Tak Bisa Masuk ke Istana Garuda saat HUT RI di IKN, Pemprov Kaltim Gelar Nobar

Masyarakat umum nantinya pada momen upacara HUT RI ke-79 di Ibu Kota Nusantara (IKN) tidak bisa masuk di Istana Garuda yang merupakan tempat pelaksanaan acara

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni mengatakan terkait persiapan agenda upacara detik–detik kemerdekaan Indonesia di ibu kota baru, mengundang tokoh masyarakat Bumi Etam.

“Sama seperti di Jakarta, penduduk disana tidak semua bisa masuk ke istana negara, tapi bisa menyaksikan secara langsung (live streaming), nah kita ajak masyarakat seperti itu,” ujarnya, ditemui selepas agenda Rapat Paripurna di Kantor DPRD Kaltim, Selasa (6/8/2024).

“Masyarakat umum, ini kita masih koordinasi, ada disiapkan di sumbu kebangsaan, informasinya nanti untuk titik layar,” imbuhnya.

Namun demikian, ia meminta masyarakat mengerti dan memberikan kesempatan kepada tokoh–tokoh Kaltim, untuk menjadi perwakilan pada momen bersejarah pertama kali dalam melaksanakan upacara di ibu kota Indonesia yang baru.

Masyarakat dikatakannya menonton lewat live streaming, yang diadakan oleh pihaknya bekerjasama dengan Kabupaten/Kota.

Beberapa tempat misalnya, seperti di Pentacity Kota Balikpapan dan Big Mall Kota Samarinda juga mengadakan nonton bareng.

“Jadi ini juga acara untuk siswa dan mahasiswa bentuk edukasi tentang IKN, soal progresnya, lalu ada kuis–kuis, setelah itu baru nonton bareng upacara,” ungkapnya.

Sekda Sri Wahyuni pun mengimbau agar masyarakat tidak serta–merta datang dan menerima informasi yang belum tentu kebenarannya terkait undangan atau ajakan ke Istana Garuda.

Ia kembali menjelaskan, agar masyarakat mengerti bahwa agenda upacara detik–detik kemerdekaan yang tiap tahun diadakan pada tanggal 17 Agustus, pada periode berikutnya diharapnya bisa melibatkan semua masyarakat Kaltim yang ingin datang ke ibu kota baru.

“Kita imbau masyarakat agar tidak berbondong–bondong untuk datang ke IKN, karena aksesnya terbatas, mudah–mudahan tahun depan, kan ini berlangsung tiap tahun, bergiliran nanti kan, elemen masyarakat nanti kan diberikan kesempatan,” tandasnya.

Proyek Pembangunan IKN tetap Berjalan Jelang Upacara HUT RI

Sementara itu, terkait proyek pembangunan infrastruktur di IKN sendiri, Sekda Sri Wahyuni mendapatkan informasi bahwa tetap berjalan semestinya.

Beberapa pembangunan yang logistiknya telah ada di kawasan inti pembangunan IKN sendiri tetap berlanjut.

Sedangkan, proyek yang memerlukan logistik dari luar kawasan pembangunan, akan distop sementara sampai agenda pelaksanaan upacara HUT RI ke-79 di IKN rampung digelar.

“Informasinya seperti itu (di stop dulu), tetapi yang di dalam, tidak membutuhkan mobilisasi logistik dari luar tetap berlangsung, sementara ini yang sementara berhenti adalah pembangunan yang memerlukan logistik dari luar, karena jalur akan dilewati tamu, pasukan (mobilisasi) ini kan banyak rangkaian kegiatan,” pungkasnya. (TribunKaltim.co/Tribunnews)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Istana Garuda di IKN Mulai Tampak Menghijau”

Leave a comment