Informasi Terpercaya Masa Kini

Berdampak ke Timnas Indonesia, Suporter Ternama China Tewas Usai Kalah 0-7

0 11

Poin-poin Penting:

  • Suporter terkenal Timnas China meninggal kurang dari 3 jam usai digasak Jepang.
  • Fans meminta batalkan 9 laga lain, termasuk versus Timnas Indonesia, karena takut kalah dengan skor lebih besar. 

BOLASPORT.COM – Kekalahan telak rival Timnas Indonesia di Grup C, China, dari Jepang memakan korban jiwa.

Asosiasi Sepak Bola Provinsi Jiangxi, China, menyampaikan belasungkawa setelah suporter terkenal Gui Erniu meninggal dunia.

Peristiwa itu terjadi hanya beberapa jam setelah Timnas China digunduli Jepang 7-0 dalam laga pertama Grup C Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Saitama, Jumat (6/9/2024) dini hari WIB.

Media Sheadline melaporkan, “Berita itu tidak menyebutkan apakah kematian mendadak Gui Erniu terkait dengan kekalahan telak China atau tidak.”

“Namun, jika dilihat dari waktunya, Gui Erniu meninggal kurang dari 3 jam setelah kekalahan mengerikan China.”

Baca Juga: Segrup dengan Timnas Indonesia, Pemain Eropa Borong 7 Gol Kemenangan Jepang atas China

Harian Jiangnan City di Provinsi Jiangxi juga melaporkan kematian Gui Erniu, pembawa obor Olimpiade dan pekerja teladan di Kota Jiujiang.

“Selama bertahun-tahun, Gui Erniu telah menjadi penggemar setia Jiangxi Lushan FC. Dia adalah sosok perwakilan dari penggemar Jiangxi, dan kecintaan Gui Erniu terhadap sepak bola juga memiliki pengaruh besar kepada penggemar di seluruh negeri.”

Menurut harian itu, sebagian besar pencinta sepak bola China sudah tidak asing lagi dengan nama Gui Erniu.

“Pergi saja ke Jiangxi untuk menonton pertandingan langsung, Anda pasti akan melihatnya.”

Dia dan kehadirannya di stadion sangat berpengaruh kepada para suporter lainnya.

Menurut surat kabar itu, pada tahun 1985 dia sangat marah karena Timnas China kalah dalam pertandingan sepak bola.

Dampaknya, Gui Erniu menghancurkan TV hitam putih 17 inci yang sangat berharga pada saat itu dan melompat ke Sungai Yangtze.

Pada final Piala Asia 2004, dia bersepeda selama 28 hari dan sejauh 1.870 km ke Beijing untuk menyemangati Timnas China.

Gaya bersorak unik Gui Erniu memberikan kesan yang kuat kepada semua orang, karena dia sering mengenakan topi bertanduk merah.

Selain itu, sisi kiri wajahnya dicat merah, pipi kanannya memiliki garis merah bertuliskan: “Sisi kiri saya wajah berwarna merah, melambangkan tanah merah kami di Jiangxi, basis revolusi merah. Di sisi kanan wajah saya terdapat tulisan 1 Agustus, karena saya adalah penggemar Jiangxi.”

Baca Juga: Pelatih China Percaya Atmosfer Stadion Bisa Buat Ancaman, Timnas Indonesia Wajib Waspada

Saat menyemangati Timnas China, Gui Erniu akan menuliskan kata “China” di wajahnya, bersama dengan huruf merah besar yang tertulis di tubuhnya.

Batalkan Lawan Indonesia

Media China atau aparat setempat belum mengkonfirmasi apakah kematian Gui Erniu ada hubungannya dengan kekalahan telak dari Jepang atau tidak.

Namun, banyak penggemar yang bersuara meminta Asosiasi Sepak Bola China untuk membubarkan tim nasional setelah mencetak rekor kekalahan terberat dalam sejarah.

“Mengapa tidak membubarkan tim daripada membuang-buang uang dan menyakiti fans China seperti itu?” ucap seorang penggemar mengomentari Sina Sport.

“Kalau soal sepak bola China, saya lebih memilih diam. Saya merasa malu dengan apa yang sudah dan sedang terjadi,” ujar fans lainnya.

“Apakah terlalu berlebihan untuk meminta kepada para pemain China? Mereka sekarang adalah tim yang diinginkan oleh setiap tim lain di Asia untuk berada di grup yang sama di turnamen mana pun, karena mudah dikalahkan.”

“Oleh karena itu, saya sarankan agar federasi sepak bola membatalkan 9 pertandingan tersisa, mungkin skor 8-0 atau 9-0 akan terus muncul,” ujar penggemar lainnya.

Kematian Gui Erniu dan saran penggemar China itu pasti berdampak ke Timnas Indonesia.

Indonesia baru akan bertemu China di Qingdao pada 15 Oktober 2024, sebelum menjamunya di Jakarta pada 5 Juni 2026.

Bodoh dan Tertinggal Zaman

Kekalahan memalukan China dari Jepang jika mengundang komentar He Xiaolong, seorang tokoh media China yang terkenal.

“Kekalahan 0-7 China menjadi lebih memilukan lagi ketika Palestina mampu bermain imbang dengan Korea Selatan di laga tandang. Tim dari negeri kecil tapi dengan tembakan sangat sengit itu mencerminkan absurditas sepak bola China saat ini.”

“Tak berlebihan jika menyebut Timnas China gila dan bodoh. Di antara 24 tim yang berpartisipasi (di putaran ketiga), hanya China yang memiliki gaya bermain dan taktik tertua dan paling ketinggalan zaman,” kata Xiaolong.

Dalam klasemen senentara Grup C, China berada di urutan keenam atau juru kunci.

Pada jadwal pertandingan berikutnya, China menjamu Arab Saudi di Dalian Suoyuwan Football Stadium, Selasa (10/9/2024) pukul 19.00 WIB.

Leave a comment