Informasi Terpercaya Masa Kini

Kisah Eks Rektor Udayana 4 Bulan Ditahan,Nangis saat Divonis Bebas Kasus Korupsi,Meninggal Dunia

0 11

TRIBUNJABAR.ID – Kabar duka datang dari mantan Rektor Universitas Udayana (Unud) Bali, I Nyoman Gde Antara meninggal dunia.

Antara tutup usia di Rumah Sakit Mangunsada, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Kamis (8/8/2024).

Kabar meninggalnya Antara pun menjadi perbincangan kembali setelah diunggah oleh pengacara Hotman Paris, Sabtu (31/8/2024).

Hotman Paris mengunggah video yang menunjukkan Antara menangis di hadapan hakim saat ia dinyatakan tidak bersalah.

“Klien Hotman (mantan rektor Udayana) nangis ketika hakim bacakan vonis tidak bersalah dan bebas! 4 bulan dia ditahan atas perbuatan yang tidak dia lakukan! Tidak lama sesudah bebas dia meninggal!!!Gimana perasaan anak-anaknya,” tulis keterang video yang diunggah Hotman Paris.

Baca juga: Daftar Kekayaan Rektor Universitas Udayana I Nyoman Gde Antara yang Jadi Tersangka Diduga Korupsi

Unggahan Hotman Paris pun menuai beragam komentar dari warganet.

@ret***.

Ya Allah bang hotman terimakasih sudah membela dan membuka kebenaran..disisa2 usianya beliau jadi tenang disisinya..dan berkah buat bang hotman terimakasih orang baik

@mie***.

Setidaknya beliau wafat dgn cara yg terhormat. RIP bpk Rektor yth.

Sempat dirawat 

Antara dikabarkan meninggal dunia setelah sempat mendapatkan perawatan medis karena menderita sakit diare.

Rektor Universitas Udayana Ngakan Putu Gede Suarda menyampaikan, berita kepulangan Antara diketahuinya dari pesan singkat melalui aplikasi bertukar pesan WhatsApp.

“Barusan dapat berita baru baca WhatsApp dari pagi sudah ramai. Karena sakit diare saja katanya lho,” kata dia saat dihubungi wartawan, Kamis (8/8/2024) dikutip dari Kompas.com.

Ia mengaku terkejut dengan berita kepulangan Antara.

Hal itu karena mantan rektor Unud periode 2022-2023 itu baru saja merayakan hari ulang tahunnya yang ke-60 tahun.

Menurutnya, Antara adalah sosok akademisi yang mempunyai komitmen untuk memajukan dunia pendidikan tinggi, khususnya di Universitas Udayana.

Sempat terseret kasus korupsi

Antara sempat terjerat kasus dugaan korupsi dana Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) mahasiswa baru jalur mandiri tahun akademik 2018 hingga 2022.

Dalam proses persidangan, Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Denpasar menyatakan Antara tidak terbukti bersalah dalam kasus tersebut.

“Memerintahkan terdakwa I Nyoman Gde Antara dibebaskan dari tahanan setelah putusan ini dibacakan. Memulihkan hak terdakwa dalam kemampuan, kedudukan, dan harkat serta martabatnya,” kata ketua Majelis hakim Agus Akhyudi, pada Kamis (22/2/2024).

Sosok I Nyoman Gde Antara

Dikutip dari laman resmi Unud, I Nyoman Gde Antara atau Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng., IPU., adalah rektor dengan NIP 196408071992031002. 

Dia dilantik menjadi Rektor Universitas Udayana oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim. Pelantikan pada Selasa, 24 Agustus 2021 ini dilaksanakan secara virtual mengingat saat itu masih pemberlakuan PPKM untuk wilayah Jawa-Bali. 

Prof I Nyoman Gde Antara sendiri terpilih sebagai Rektor Unud periode 2021-2025 melalui keputusan Rapat Senat. Ia terpilih setelah meraih lebih dari setengah suara dalam rapat, tepatnya 81 suara dari total 122 suara. 

Adapun, masih dari laman Unud, dalam pemilihan rektor saat itu, terdapat tiga calon yang bersaing, termasuk I Nyoman Gde Antara. Dua kandidat rektor tersebut, yakni Prof. Dr. dr. I Ketut Suyasa, Sp.B., Sp.OT(K) dari Fakultas Kedokteran, serta Dr. I Wayan Budiasa, SP.,MP dari Fakultas Pertanian. Sementara itu, I Nyoman Gde Antara merupakan calon rektor dari Fakultas Teknik. 

Berdasarkan hasil pengundian nomor urut, I Ketut Suyasa mendapatkan nomor urut 1, I Nyoman Gde Antara mendapatkan nomor urut 2, sedangkan I Wayan Budiasa memperoleh nomor urut 3.

Jabatan strategis I Nyoman Gde Antara Guru besar Fakultas Teknik Unud ini merupakan pakar dalam bidang teknologi prosesing advanced material. 

Dilansir dari Tribunnews, dia menyelesaikan gelar sarjana di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan mendapatkan gelar doktor dari Nagaoka University of Technology, Jepang. 

Sebelum menjabat sebagai rektor, dia juga beberapa kali menduduki posisi strategis di jajaran pimpinan Universitas Udayana, antara lain: Ketua Internasional Office Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Wakil Rektor Bidang Akademik.

Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.

Leave a comment