Pengamat: Anies Tidak Bisa Maju Pilkada karena Faktor Dirinya Sendiri…
JAKARTA, KOMPAS.com – Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno berpandangan bahwa gagalnya Anies Baswedan mengikuti kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, lebih karena faktor dirinya sendiri.
Pasalnya, Adi menilai bahwa Anies memiliki peluang maju di Jakarta atau Jawa Barat dengan diusung Partai Demokrasi Indonesia (PDI-P) setelah ada putusan Mahkamah Konstitusi (MK) nomor 60/PUU-XXII/2024.
Putusan yang mengubah ambang batas pencalonan kepala daerah oleh partai politik (parpol) atau gabungan parpol menjadi setara dengan ambang batas calon perseorangan tersebut diketahui membuka peluang bagi PDI-P mengusung bakal calon gubernur dan wakil gubernur sendiri di Jakarta.
Namun, menurut Adi, Anies dan PDI-P belum menemukan titik temu terkait ideologi sehingga kerja sama tersebut tidak terwujud pada Pilkada Jakarta 2024.
Baca juga: Anies Baswedan: Sudah Final, Saya Tidak Ikut Pilkada…
“Saya justru melihat karena ada faktor ideologis yang sebenarnya belum ada titik temu antara Anies dan PDI-P,” kata Adi dikutip dari program Kompas Petang yang tayang di Kompas TV, Jumat (30/8/2024).
Adi pun menyinggung perihal syarat dari PDI-P dan juga Anies untuk bisa bekerja sama pada Pilkada 2024, baik di Jakarta maupun di Jawa Barat (Jabar).
“Katanya Anies ini juga butuh syarat politik bukan hanya dengan PDI-P tapi harus ada warna partai Islam seperti PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) yang kemudian menjadi bagian di dalamnya,” ujarnya.
Sementara itu, PDI-P juga diketahui sempat melontarkan keinginan agar Anies bergabung menjadi kader banteng jika ingin diusung maju pada Pilkada 2024.
“Kalau Anies jadi kader PDI-P, punya kartu anggota jangankan di Jawa Barat, rasa-rasanya di Jakarta pun Anies punya kesempatan untuk maju,” kata Adi.
Baca juga: PDI-P Tegaskan Tak Pernah Berniat Usung Anies pada Pilkada Jabar
Selain itu, Adi menyebut, Anies sepertinya kurang tertarik untuk bertarung di Jabar. Sebab, selera politiknya lebih condong ke Jakarta.
“Kalau pun toh maju di Jawa Barat, Anies ini belum tentu menang karena ada jagoan-jagoan yang juga lebih kompetitif,” ujarnya.
Oleh karena itu, Adi mengatakan bahwa gagalnya Anies maju pada Pilkada 2024 lebih karena faktor dirinya sendiri. Sebab, sebenarnya ada peluang yang datang dari PDI-P.
“Jadi dalam konteks inilah sepertinya Anies enggak bisa maju ya karena faktor Anies sendiri, enggak mau menggunakan kartu anggota partai politik seperti PDI-P,” kata Adi.
Baca juga: Tak Ikut Pilkada 2024, Anies Ajak Pendukungnya Gunakan Cara Lain untuk Ciptakan Kesejahteraan
Faktor eksternal tekan PDI-P?
Atas dasar itu juga, Adi berpandangan bahwa tidak ada faktor eksternal yang menggagalkan Anies maju bersama PDI-P pada Pilkada 2024.
“Saya sebenarnya tidak terlampau yakin kalau ada pihak eksternal yang mencoba untuk menggagalkan pencalonan Anies dari PDI-P,” ujarnya.
Apalagi, menurut dia, pernyataan sejumlah elite PDI-P sudah menegaskan bahwa tidak ada pihak eksternal manapun yang bisa menekan partai besutan Megawati Soekarnoputri tersebut.
Faktor eksternal yang dimaksud termasuk yang ramai disebut belakangan bahwa ada campur tangan “Mulyono”, tukang kayu sampai invisible hands atau tangan yang tidak kelihatan.
“Pernyataan-pernyataan elite PDI-P sebelumnya bahwa tidak ada kekutan politik di negara ini yang bisa cawe-cawe apalagi misalnya ikut campur dalam urusan kepentingan politik PDI-P, entah itu tukang kayu, entah itu ‘Mulyono’ atau invisible hands,” katanya.
Baca juga: Anies Menyesal Gagal Ikut Pilkada Jakarta, Sebut Aspirasi Warga Tak Bisa Terpenuhi
Anies gagal maju di Jakarta dan Jabar
Sebagaimana diketahui, PDI-P dan Anies Baswedan sebagai pihak yang diduga terpinggirkan pada Pilkada Jakarta 2024 sempat mendapatkan angin segar usai putusan MK nomor 60 menurunkan ambang batas pencalonan kepala daerah.
PDI-P jadi bisa mengajukan calon kepala daerah sendiri tanpa harus berkoalisi dengan partai politik lain. Sedangkan Anies memiliki peluang maju jika diusung oleh PDI-P.
Namun, PDI-P diketahui sempat memberikan isyarat kepada Anies agar bergabung menjadi kader partai dahulu jika ingin mendapatkan tiket maju pada Pilkada Jakarta.
“Yang kita harapkan memang harus menjadi kader partai,” kata Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI-P Komarudin Watubun di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat pada 20 Agustus 2024.
“Karena kita berpengalaman. Yang kita kaderkan saja bisa berkhianat, apalagi yang tidak dikaderkan. Kan gitu,” ujarnya melanjutkan.
Baca juga: Mulyono Disebut Gagalkan Anies di Jabar, Istana: Urusan Parpol Jangan Dikaitkan dengan Presiden
Jelang waktu pembukaan pendaftaran calon kepala daerah pada 27 Agustus 2024, akhirnya sempat beredar kabar soal PDI-P bakal mengusung Anies yang dipasangkan dengan politikus PDI-P Rano Karno.
Bahkan, Ketua DPP PDI-P Said Abdullah sempat menjawab “Insya Allah”, saat ditanya soal PDI-P yang rumornya akan meresmikan dukungan untuk Anies Baswedan-Rano Karno pada 26 Agustus 2024.
Anies juga diketahui berkunjung ke Kantor DPP PDI-P di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, saat partai tersebut mengumumkan bakal pasangan calon kepala daerah yang akan diusung pada Pilkada 2024.
Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat mengatakan, Anies bahkan bertemu dan berdiskusi dengan Rano Karno. Keduanya disebut membicarakan soal Jakarta.
“Masa (mantan) Gubernur DKI sama (mantan) Gubernur Banten berdiskusi tidak boleh? Boleh kan. Jadi, dalam rangka untuk silaturahmi, untuk membicarakan sebetulnya Jakarta ke depan itu seperti apa, tukar menukar pengalaman,” kata Djarot pada 26 Januari 2024.
Baca juga: Ketika Anies Baswedan Pilih Tak Maju Pilkada Jabar, Merasa Tak Ada Permintaan dari Warga Setempat
Namun, Anies pulang dengan tanpa hampa karena PDI-P belum mengumumkan bakal calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) yang akan diusung di Jakarta.
Hingga akhirnya, secara mengejutkan nama Anies yang sebelumnya digadang-gadang bakal diusung PDI-P bersama dengan Rano Karno, digantikan dengan Pramono Anung.
Gagal diusung PDI-P pada Pilkada Jakarta, nama Anies sempat disebut-sebut bakal diduetkan dengan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI-P Jabar, Ono Surono.
Pasangan Anies Baswedan-Ono Surono digadang-gadang bakal diusung maju pada Pilkada Jabar.
Namun, Anies lagi-lagi belum berjodoh menjalin kerja sama dengan PDI-P. Partai berlambang kepala banteng dengan moncong putih tersebut memajukan duet Jeje Wiradinata dan Ronal Surapradja pada Pilkada Jabar 2024.
Menariknya, PDI-P mendaftarkan pasangan Jeje Wiradinata dan Ronal Surapradja ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jabar di menit akhir jelang pembukaan pendaftaran ditutup pada 29 Agustus 2024.
Selain itu, Jeje Wiradinata dan Ronal Surapradja tidak ikut mendaftar ke kantor KPU Jabar. Keduanya hanya hadir secara daring.
Baca juga: Ditanya soal Calon yang Akan Didukung pada Pilkada Jakarta, Anies Masih Belum Tentukan Pilihan