Disebut ,Anak Mami, karena Dijemput Machica Mochtar usai Demo,Iqbal Ramadhan: Ya Emang Bunda Saya
TRIBUNJATIM.COM – Iqbal Ramadhan tanggapi komentar netizen yang mencibirnya karena dijemput ibu, penyanyi Machica Mochtar, usai pulang demo, Kamis (22/8/2024).
Ia mengaku disebut ‘anak mami’ karena sepulang demo dijemput oleh sang ibu yang juga penyanyi kenamaan Tanah Air.
Iqbal pun tak mempermasalahkan hal itu.
Baca juga: Pengakuan Iqbal Anak Machica Mochtar Ditangkap Aparat, Wajah Ditendang & Disuruh Buka Celana
“Kalau dibilang ‘anak mami ikut demo,’ emang saya anak bunda saya,” kata Iqbal Ramadhan dikutip dari tayangan ‘Rumpi’ di TRANS TV.
“Salah satu harta besar yang saya miliki, Bunda saya,” lanjutnya, Senin (26/8/2024).
Iqbal Ramadhan yang sudah terbiasa ikut demo sejak masih berstatus mahasiswa tersebut mengatakan, bukan keinginan dia untuk pulang dijemput ibu.
Hal itu dilakukan karena pihak kepolisian menghubungi ibunya.
“Kalau dijemput sama Bunda, polisinya yang minta,” ungkap Iqbal Ramadhan.
“Kalau bisa pulang sendiri, saya pulang sendiri. Kalau bisa Bunda jangan tahu,” imbuhnya.
Selain tak ingin membuat ibunya khawatir, Iqbal Ramadhan juga merasa malu pada ibunya.
“Justru waktu Bunda tahu, saya malu, kaget, takut khawatir,” tutur Iqbal Ramadhan, melansir Kompas.com.
Untuk diketahui, Iqbal Ramadhan kini bekerja di salah satu organisasi Lembaga Bantuan Hukum (LBH).
Ia diamankan di Polda Metro Jaya saat ikut demo menolak revisi UU Pilkada di DPR RI.
Iqbal Ramadhan jadi salah satu dari 301 pedemo yang sempat ditangkap polisi saat berunjuk rasa di DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (22/8/2024).
Asisten pengacara publik Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta ini akhirnya dibebaskan Polda Metro Jaya pada Jumat (23/8/2024) malam.
Iqbal pun mengungkapkan pengalaman dapat intimidasi berupa kekerasan oleh aparat yang membuatnya sampai trauma.
Sekitar pukul 15.00 WIB, Iqbal yang berada di tengah kerumunan massa mendapatkan kabar bahwa salah satu pagar terali besi dekat gerbang pintu masuk utama dirobohkan demonstran.
Bersamaan dengan itu, segelintir massa berupaya masuk ke area halaman DPR/MPR RI.
Meski aparat menghalau mereka, aksi penerobosan tersebut tidak bisa dicegah.
Dari kejauhan, Iqbal melihat orang yang perawakannya mirip dengan temannya turut masuk ke pekarangan gedung wakil rakyat.
Karena trauma akibat kejadian nahas temannya pada tahun 2019 yang koma saat berdemonstrasi soal Reformasi Dikorupsi, Iqbal memasuki pagar yang roboh untuk memastikan orang tersebut kawannya atau bukan.
“Waktu saya baru banget loncat ke dalam pelataran gedung DPR itu, tiba-tiba ada (aksi) lempar-lemparan batu antara kedua belah pihak (aparat dan massa),” ujar Iqbal saat ditemui di Polda Metro Jaya, Jumat (23/8/2024).
Baca juga: Misteriusnya Pemilik Jet Pribadi Gulfstream yang Dinaiki Kaesang & Erina, Data Penerbangan Dihapus
Khawatir terkena batu, anak penyanyi Machica Mochtar ini akhirnya berusaha mengamankan diri dengan mendekati salah satu aparat tak berseragam.
“Saya berpikir, enggak mungkin saya kabur lagi ke arah situ (massa), pasti kena kepala saya sama batu,” ucap Iqbal.
“Akhirnya saya berinisiatif mendatangi salah satu pihak aparat yang tidak berseragam. Saya bilang, ‘Pak, tolongin saya, saya mau keluar, saya takut lemparan batu’,” katanya.
“(Aparat tak berseragam itu bilang) ‘Sudah, enggak apa-apa, kamu jalan saja’.
Terus, saya sampaikanlah, ‘Pak, saya mendingan di sini daripada saya ke sana, takutnya kena lemparan batu, salah sasaran’,” tambah dia.
Saat yang bersamaan, Iqbal melihat orang yang dia kira temannya tengah mendapatkan intimidasi oleh aparat.
Tetapi, tak lama berselang dari momen tersebut, tiba-tiba ada aparat yang berpakaian bebas langsung menyuruhnya berjongkok dan meminta Iqbal membuka celana.
Dengan kondisi tanpa celana dan berjongkok, kepala Iqbal dipukul menggunakan pentungan tersebut oleh aparat.
Sontak, dia protes atas tindakan itu.
“Kepala saya sempat dipukul, habis itu kuping saya ditonjok satu kali. Ya saya bilang, ‘jangan pakai kekerasan dong!’.
Tidak lama berselang, kakinya ke muka saya, ditendang,” ujar dia lagi, mengutip Kompas.com.
Kepada aparat baju loreng tersebut, Iqbal sempat mengeluh kesakitan.
Alhasil, dia langsung digelandang ke arah salah satu ruangan yang berada di DPR/MPR RI.
“Sepanjang perjalanan ke pos yang ruangan pos, saya mendapatkan berbagai banyak kekerasan lah.
Perut saya dipukul, muka saya dipukul lagi. Iya, saya bersama kawan demonstran yang lain,” kata dia.
Berdasarkan memorinya, Iqbal bersama delapan demonstran lain yang turut ditangkap oleh aparat pada saat itu.
“Ada beberapa yang enggak (dapat kekerasan dari aparat), tapi ada beberapa yang mendapati hal yang sama kayak saya.
Ada yang lebih parah malah. Kepalanya bocor, terus dijahit. Jadi darahnya itu nempel (membekas) ditembok,” ungkap dia.
Iqbal tidak mengetahui apa yang dialami oleh demonstran yang turut ditangkap lalu digiring ke dalam salah satu ruangan dengannya.
Saat ditanya mengenai deskripsi ruangan tersebut, Iqbal mengaku tidak mengingatnya.
“Aduh saya enggak ingat. Soalnya posisi saya ditarik, dipukul-pukul,” ucap Iqbal.
Akibat kejadian ini, Iqbal mengalami patah tulang pada hidung hingga mengeluarkan banyak darah dan memar di bagian kepala dan ulu hati akibat pukulan.
Walau begitu, Iqbal tak bisa memastikan penyebab patah tulang pada hidungnya itu.
“Saya sebenarnya enggak terlalu lihat ya. Tapi, yang saya ingat, kalau bukan sepatu yang melayang ke muka saya, ya pukulan,” kata dia.
“Ya saya sebenarnya sudah black out, Mas. Posisi itu saya sudah bingung mau ngapain. Malamnya saya dan yang lain dibawa ke Polda Metro Jaya,” ujar eks Presiden BEM Al Azhar tersebut.
Baca juga: Nadya Arifta Disebut Terselamatkan, Mantan Kaesang Tersenyum: Allah Itu Selalu Punya Rencana Indah
Machica Mochtar mengaku merasa dunianya runtuh setelah tahu putranya ditangkap saat ikut demo.
“Sebelumnya anak saya beberapa kali ikut demo, tapi enggak pernah ketangkep, waktu itu masih Ketua BEM,” kata Machica Mochtar.
“Waktu denger Iqbal ditangkap, saya saat itu rasanya dunia runtuh, kaki saya gemetar, lemes. Bingung mau kemana,” ucap dia.
Saat itu yang ada dalam bayangan Machica Mochtar adalah tragedi tahun 1998.
Sehingga dia panik mengetahui putranya tak bisa dihubungi, sebelum akhirnya mengetahui Iqbal Ramadhan sudah diamankan di kantor polisi.