Informasi Terpercaya Masa Kini

Sejarah di Balik Busana Paus, Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik

0 8

KOMPAS.com – Pakaian pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia, Paus sarat dengan sejarah dan simbolisme.

Meskipun banyak jubah telah dikenakan oleh para Paus selama berabad-abad, setiap Paus memberikan sentuhan pribadinya pada busana klasik tersebut.

Sejak Konsili Vatikan Kedua berakhir pada tahun 1962, para Paus secara signifikan telah menyederhanakan pakaian mereka, meninggalkan banyak ornamen emas, dan kemewahan yang biasa dikenakan oleh para pendahulu mereka.

Berikut beberapa pakaian Paus dan perlengkapan lainnya:

Baca juga: Kisah dan Makna di Balik Sepatu Merah yang Dipakai Paus Benediktus XVI

1. Mitra

Topi tinggi yang dikenakan oleh Paus dan uskup lainnya disebut mitra. Ini merupakan simbol kuno otoritas keimaman.

Mitra hadir dalam beberapa gaya, simpel atau sederhana, terbuat dari linen atau sutra putih, pretiosa atau berharga, dihiasi dengan batu-batu berharga, dan terbuat dari kain emas atau kain putih dengan pinggiran emas.

Topi ini biasanya dikenakan saat perayaan.

Benediktus dikenal karena mengenakan mitra yang lebih tinggi dan sering kali lebih berwarna dari pendahulunya, Yohanes Paulus II.

Baca juga: Paus Benediktus XVI Ternyata Bisa Menerbangkan Helikopter

2. Pallium

Pallium adalah selendang tipis dari wol yang dikenakan selama misa dan pada kesempatan khusus.

Selendang ini menutupi bahu Paus dan memanjang hingga ke tubuhnya. Di Barat, pallium biasanya simetris, serta menjulur di tengah tubuh Paus.

Namun, Benediktus sesekali mengenakan pallium bergaya Timur yang asimetris. Ini dianggap oleh sebagian orang sebagai simbol usahanya untuk memperbaiki hubungan dengan gereja-gereja Ortodoks Timur.

3. Camauro

Pakaian lain yang telah lama dilupakan dan dibawa kembali oleh Benediktus dari lemari pakaian kepausan adalah topi beludru merah dengan pinggiran bulu ermine putih yang disebut camauro.

Mengingatkan pada topi sinterklas, camauro hanya dikenakan oleh Paus saat musim dingin, menggantikan zucchetto (topi kecil) yang biasa dipakai oleh uskup dan kardinal.

Seperti topi toga yang dikenakan oleh lulusan, topi serupa camauro dulu juga dikenakan oleh akademisi abad pertengahan.

Baca juga: Mengenal Sosok Paus Fransiskus, dari Mulai Hobi hingga Kegiatan Harian

4. Mozzetta 

Sebagian besar klerus (rohaniwan) senior mengenakan mantel pendek sepanjang siku yang disebut mozzetta.

Tetapi, Paus memiliki lima gaya yang khas dan hanya boleh dikenakan oleh dirinya.

Seperti kebanyakan jubah, hanya Paus yang boleh mengenakan mozzetta putih.

5. Sepatu merah

Secara historis, Paus mengenakan sepatu merah yang dihiasi dengan salib emas besar atau gesper emas saat berjalan di luar, yang memungkinkan orang untuk mencium sepatunya.

Setelah Konsili Vatikan II, Paus Paulus VI tetap memakai sepatu merah, tetapi menghapus gesper emas pada 1960-an dan akhirnya melarang tradisi mencium sepatu.

Semua Paus sesudahnya tetap mengenakan sepatu merah, kecuali Yohanes Paulus II yang mengenakan sepatu coklat.

Benediktus XVI mengembalikan tradisi sepatu merah, mendapatkan sepatu yang dibuat oleh seorang pembuat sepatu kelahiran Peru di Roma bernama Antonio Arellano.

Baca juga: Paus Katolik Ini Ternyata Seorang Pencinta Kucing, Suka Mengelus dan Memberi Makan

6. Tiara 

Dari abad kedelapan hingga pertengahan abad ke-20, Paus memiliki mahkota tiga tingkat yang disebut tiara.

Seperti banyak pakaian mewah lainnya, tiara tidak lagi digunakan setelah Konsili Vatikan II dan keputusan Paus Paulus VI.

Paulus bahkan menolak tiara khusus yang dibuat untuknya dan hanya dikenakan sekali secara singkat saat penobatannya.

Tiara terakhir dilelang, dibeli oleh umat Katolik Amerika, dan dipajang di Basilika Shrine Nasional di Washington D.C.

Tidak ada Paus yang mengenakan tiara sejak 1963, namun paus baru mungkin mengembalikan tradisi tersebut.

Leave a comment