Jarang Diketahui, Ini 7 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Kafein
KOMPAS.com – Teh, soda, dan kopi merupakan jenis minuman berkafein yang banyak dikonsumsi.
Kafein sendiri merupakan stimulan alami yang dapat mengubah fungsi otak dan tubuh. Saat dikonsumsi dalam jumlah sedang, kafein dikaitkan dengan peningkatan energi, suasana hati, berat badan, kognisi, dan kinerja fisik.
Sementara bila dikonsumsi secara berlebihan, kafein dapat menyebabkan berbagai efek samping yang merugikan tubuh, seperti sakit kepala, kecemasan, dan sulit tidur.
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) juga telah membatasi asupan kafein untuk orang dewasa, yakni tidak boleh melebihi 400 miligram (mg) kafein sehari atau sekitar 4-5 cangkir sehari.
Sementara itu, American Academy of Pediatrics menyarankan agar remaja usia 12-18 tahun membatasi asupan kafein mereka hingga 100 mg per hari dan untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun menghindari kafein sama sekali.
Ketika seseorang terlalu banyak mengonsumsi kafein, tubuh akan menunjukkan tanda dan gejala tertentu.
Oleh karena itu, saat Anda menemui tanda tersebut sebaiknya segera menghentikan ataupun mengurangi asupan kafein.
Lantas, apa saja tanda tubuh bila terlalu banyak mengonsumsi kafein?
Baca juga: Studi: Pakai Gula atau Tanpa Gula, Kopi Bermanfaat Memperpanjang Umur
Tanda tubuh terlalu banyak konsumsi kafein
Jika asupan kafein melebihi jumlah yang sehat, hal itu dapat menimbulkan efek samping yang dapat merugikan tubuh.
Berikut beberapa tanda tubuh terlalu banyak konsumsi kafein:
1. Sakit kepala
Kafein adalah psikostimulan yang umum digunakan. Kafein merupakan zat yang dapat merangsang sistem saraf pusat. Inilah alasan mengapa banyak orang minum kopi atau teh berkafein sebagai penyegar di pagi hari.
Dalam beberapa kasus, kafein digunakan sebagai pereda nyeri, seperti pada obat nyeri Excedrin, yang mengandung aspirin, parasetamol, dan kafein, dilansir dari Verywellheal.th
Meski demikian, mengonsumsi terlalu banyak kafein ataupun penghentian kafein secara tiba-tiba juga dapat menyebabkan sakit kepala.
Kafein dapat memicu apa yang disebut dengan “caffeine rebound”. Artinya, setelah meminum banyak kafein, Anda mungkin mengalami gejala penarikan diri setelah manfaat awalnya hilang.
Secara keseluruhan, National Headache Foundation mengatakan bahwa mengonsumsi kafein dalam jumlah sedang tidak masalah. Namun, sebaiknya hindari penggunaan sehari-hari jika Anda sering mengalami sakit kepala.
Baca juga: 7 Teh Ampuh Turunkan Kadar Gula Darah, Cocok untuk Penderita Diabetes
2. Kecemasan
Tak hanya meningkatkan kewaspadaan, konsumsi kafein juga dapat memengaruhi suasana hati seseorang.
Meskipun asupan kafein dalam jumlah sedang dapat berkontribusi pada perasaan bahagia, mengonsumsi dua hingga enam cangkir kafein dapat menimbulkan kecemasan, seperti perasaan gelisah.
Sebuah tinjauan yang dilakukan pada 57 penelitian mengukur efek kecemasan setelah mengonsumsi kafein dalam jumlah yang bervariasi. Kemudian, hasil yang ditunjukkan beragam, mulai dari asupan rendah dan tinggi.
Beberapa penelitian menunjukkan, minum hingga lima cangkir kopi tidak berpengaruh pada kecemasan.
Namun penelitian lain menemukan perasaan tegang setelah mengonsumsi dua atau tiga cangkir saja.
3. Sifat lekas marah
Mengonsumsi kafein juga dapat menyebabkan perasaan mudah tersinggung. Akan tetapi, efek ini sebagian besar terjadi pada orang yang mengonsumsinya dalam jumlah banyak.
Namun, jika memiliki gangguan psikologis atau kecemasan, Anda mungkin merasa mudah tersinggung karena konsumsi kafein yang lebih sedikit dibandingkan rata-rata orang.
Meskipun penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui secara pasti seberapa banyak kafein menyebabkan mudah tersinggung, Anda dapat menguranginya jika merasakan gejala gelisah atau marah setelah mengonsumsi kafein.
Baca juga: Manfaat Menambahkan Soda Kue ke Dalam Kopi, Baik bagi Penderita Maag
4. Peningkatan detak jantung
Terlalu banyak mengonsumsi kafein dapat menyebabkan peningkatan detak jantung. Meski demikian, efek ini berbeda pada setiap individu.
Beberapa penelitian menemukan, mengonsumsi empat cangkir kopi dapat menyebabkan perubahan ringan pada detak jantung.
Penelitian kecil lainnya menemukan bahwa mengonsumsi lima cangkir kopi tidak mempengaruhi detak jantung pada penderita penyakit jantung.
Hal ini mungkin disebabkan oleh seberapa baik tubuh dapat memecah kafein.
Metabolisme kafein yang lambat lebih berisiko mengalami masalah jantung setelah hanya dua atau tiga cangkir kopi.
Sementara mereka yang membersihkan kafein dari sistem tubuhnya dengan cepat mengalami lebih sedikit masalah saat mengonsumsi kafein dalam jumlah yang sama.
5. Sering merasa rasa haus
Sering merasa haus adalah salah satu tanda tubuh terlalu banyak mengonsumsi kafein.
Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa asupan kafein yang rendah pun dapat meningkatkan rasa haus pada beberapa orang.
Rasa haus paling terasa di kalangan konsumen kafein biasa, bahkan setelah hanya minum satu cangkir kopi.
Sementara itu, mereka yang mengonsumsi kafein setiap hari tidak dapat mendeteksi rasa haus pada tingkat ini.
Belum ada bukti seberapa tinggi konsumsi kafein mempengaruhi rasa haus. Namun, ada kemungkinan rasa haus disebabkan oleh tingginya kadar kafein.
Baca juga: Berbahayakah Minum Kopi Hitam Saat Perut Kosong? Ini Penjelasannya
6. Sering buang air kecil
Kafein bersifat diuretik, yakni zat yang dapat meningkatkan produksi urin dan membuat seseorang ingin buang air kecil lebih sering.
Selain itu, kafein juga dapat meningkatkan aliran darah ke ginjal dan secara langsung memengaruhi kemampuan ginjal untuk menyerap kembali garam dan air saat menyaring darah, sehingga menyebabkan peningkatan urin di kandung kemih.
Orang dengan kandung kemih yang terlalu aktif mungkin lebih rentan terhadap efek diuretik kafein.
7. Nyeri dada
Nyeri dada terjadi ketika aliran darah ke jantung terhambat. Ketika asupan kafein meningkat, demikian pula pembatasan aliran darah terjadi.
Oleh karena itu, terlalu banyak kafein dapat menyebabkan nyeri dada pada sebagian orang.
Namun, kafein yang dibutuhkan untuk menyebabkan nyeri dada umumnya jumlahnya sangat tinggi, sehingga secara keseluruhan risikonya rendah jika Anda hanya mengonsumsi satu hingga tiga cangkir sehari.