Informasi Terpercaya Masa Kini

Fatherless: Peran Ayah yang Terlupakan

0 34

               Beberapa waktu lalu tepatnya pada (13/7/2024) sempat viral pernyataan seorang artis terkenal Onadio Leonardo atau yang sering disapa Onad dalam sebuah podcast. Dalam podcast milik youtuber terkenal Deddy Corbuzier tersebut Onad sempat menanyakan tentang apakah Om Deddy selalu mengantarkan anaknya ke sekolah dengan mimik wajah keheranan. Seakan-akan mengantar anak adalah hal yang tidak biasa baginya jika dilakukan oleh seorang ayah. Benar saja, selang beberapa menit kemudian dalam podcast tersebut Onad mengatakan bahwa tugas mengantar jemput anak adalah tugas seorang ibu. Hal ini lantas dibantah dan dijelaskan oleh Om Deddy dengan kalimat singkat “Ngantar anak adalah tugas ibu kalau anaknya cuma ingin sayang sama ibunya”.

Peran orang tua dalam mendidik anak

                Pernyataan Onad dalam podcast seperti yang dijelaskan sebelumnya merupakan gambaran pandangan sebagian masyarakat terhadap peran ayah hari ini di Indonesia. Peran atau tugas seorang ayah dikerdilkan sehingga hanya mengkristal pada satu peran saja yaitu mencari nafkah. Adapun tugas lain seperti bermain bersama anak, mengantar anak sekolah, bahkan mengambil raport anak adalah pekerjaan yang membuang-buang waktu dan lebih baik jika dikerjakan oleh ibunya saja. Padahal, tugas mendidik anak adalah tugas kedua orang tua yaitu ayah dan ibu. Dengan hadirnya kedua orang tua setidaknya anak akan merasa bahwa mereka disayang oleh orang tuanya. Selain itu keuntungan yang diberikan orang tua ketika mereka mau ikut serta dalam mendidik anak ternyata mencakup banyak aspek diantaranya perkembangan fisik, emosional, sosial bahkan intelektual.

Beberapa benefit  dari kehadiran orang tua dalam mendidik anak diantaranya : Kehadiran ibu akan menjadi sumber utama kasih sayang dan keterikatan emosional yang menciptakan rasa aman pada anak. Sedangkan kehadiran sang ayah akan menjadi role model  bagi anak dalam pengembangan kemandirian, kepercayaan diri, disiplin dan sebagai pendukung emosional anak.

Fatherless

                Mengutip dari Nu.or.id, United Nations Children’s Fund (UNICEF) tahun 2021 menyatakan bahwa terdapat sekitar 20,9% anak-anak di Indonesia tumbuh tanpa kehadiran ayah. Pada sisi lain, menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional atau Susenas 2021, jumlah anak usia dini di Indonesia mencapai 30,83 juta jiwa. Artinya dari jumlah tersebut, 2,67% atau sekitar 826.875 anak usia dini tidak tinggal bersama ayah dan ibu kandung. Kemudian, 7,04% atau sekitar 2.170.702 anak usia dini hanya tinggal bersama ibu kandung. Artinya, dari jumlah 30,83 juta anak usia dini yang ada di Indonesia terdapat 2.999.577 orang kehilangan sosok ayah atau tidak tinggal bersama dengan ayahnya.

                Kealpaan orang tua dalam hal ini ayah atau ibu dalam proses pendidikan anak bisa jadi disebabkan oleh beberapa hal diantaranya kematian, perceraian, penelantaran, perang atau konflik, masalah ekonomi, kesehatan mental dan hubungan di luar nikah dan selainnya. Namun, dari semua penyebab tersebut Fatherless yang paling tidak disadari menjangkit mayoritas ayah saat ini adalah peran penting ayah yang tidak mereka sadari. Atau istilah yang mungkin tidak disukai oleh sebagian orang tapi merupakan kenyataan dalam praktiknya adalah ayah yang meyatimkan anak tanpa dia sadari.

Apa yang terjadi jika peran ayah tidak terpenuhi? Menurut Lamb dan Pleck (2010) dalam tulisan yang berbeda menyatakan bahwa terdapat beberapa hal yang terjadi pada anak yang kurang atau tidak merasakan peran ayah dalam proses tumbuh kembangnya diantaranya :

Gangguan Kesehatan Emosional. Anak-anak tanpa peran ayah akan mengalami gangguan dalam perkembangan emosional dan psikologis mereka seperti, kecemasan, kesulitan dalam mengatur emosi atau kecemasan. Hal ini disebabkan peran ayah dapat memenuhi stabilitas emosional anak.Gangguan pada Keterampilan Sosial dan Hubungan Interpersonal. Salah satu peran ayah adalah mengajarkan keterampilan sosial dan berinteraksi dengan orang lain.Gangguan Perilaku.   Sikap agresif dan ketidakpatuhan pada anak muncul sebagai akibat kurangnya peran ayah sebagai pembentuk prilaku dan disiplin anak.Kurang Percaya Diri dan Harga Diri. Dukungan dari ayah terhadap setiap pencapaian yang dilakukan oleh anak  dapat memunculkan perasaan dihargai dan percaya diri anak.Pengembangan Identitas Gender. Kehadiran ayah dapat membantu anak-anak dalam memahami dan mengembangkan identitas gender mereka. Tanpa keterlibatan ayah dapat mempengaruhi pemahaman anak tentang peran gender dan norma sosial yang berhubungan dengan gender.

Sumber :

Amato, P, R., & Sobolewski, J. M. (2001). The Effects of divorce and marital discord on adult children’s psycological well-being. Journal of Family Issues, 22(8), 987-1010.

Lamb, M. E. (Ed). (2010). The Role of the Father in Child Development (5th ed.). Wiley.

McLanahan, S., & Percheski, C. (2008). Family Structure and the reproduction of ineualities. Child Development Perspectives 2(3),250-254

Pleck,J.H. (2010). Fatherhood and Masculinity. In Handbook of Father Involment: Multidisciplinary Perspectives (pp. 245-262). Routledge.

https://nu.or.id/syariah/fenomena-Fatherless-dan-pentingnya-peran-ayah-dalam-pertumbuhan-anak-MO1e5

Leave a comment