Satu Lagi Merek Mobil Listrik China Ajukan Bangkrut
Human Horizon sebagai pemilik merek mobil listrik HiPhi asal China baru-baru ini menyatakan bangkrut. Perusahaan rintisan tersebut menambah daftar panjang jenama kendaraan elektrik yang telah gugur di Negeri Tirai Bambu.
Disitat Motor Authority, Human Horizon sudah mengajukan pailit ke pengadilan setempat di Yancheng, tidak jauh dari lokasi pabrik HiPhi dan menyebutkan seluruh asetnya sudah tak lagi bisa menutup utang yang menumpuk hingga April lalu.
Pengadilan dilaporkan memutuskan bahwa Human Horizons memenuhi persyaratan untuk restrukturisasi dan akan menunjuk seorang administrator untuk mengawasi proses tersebut selama enam bulan, dengan kemungkinan perpanjangan selama tiga bulan.
Buat Anda yang belum pernah mendengar Human Horizon atau lebih spesifik merek HiPhi sebetulnya terbilang wajar. Sebab, produk-produk mobil listrik yang ditawarkan bisa dibilang menyasar pasar niche atau tidak umum.
Beridiri tahun 2019, HiPhi sudah memiliki model X, Y, dan Z. Ketiganya punya desain yang sangat futuristik, lebih cocok digunakan untuk show-off ketimbang dipakai harian. Model-model ini sudah merambah pasar ekspor seperti ke Jerman dan Norwegia.
Sayangnya, segala teknologi dan desain yang ditawarkan tak berbanding lurus dengan penjualannya. Perusahaan hanya mampu mengirimkan 8.000 unit secara global selama tahun 2023, kemudian aktivitas produksi juga terhenti sejak Februari lalu diikuti penutupan sejumlah diler.
Belum lagi berbicara persaingan pasar domestik China yang begitu dibanjiri ratusan perusahaan rintisan dan merek lokal yang melakukan perang harga. Human Horizon sudah cukup lama mencari suntikan dana agar operasional perusahaan tetap bisa berjalan.
Sebenarnya cukup banyak pemain lainnya yang gulung tikar, namun kebanyakan tidak begitu dikenal di kancah internasional. Beberapa yang cukup terdengar adalah Weltmeister atau WM Motor dan Borgward, merek Jerman yang dibeli perusahaan China.
Bahkan, perusahaan rintisan mobil listrik China lainnya seperti Aiways harus minggat dari pasar domestik dan memilih hanya berfokus ke pasar internasional karena begitu keras dan ketatnya market lokal di sana.
***