Profil dan Biodata Raja Juli Viral Gegara Potong Omongan Menteri PUPR saat Wawancara
TRIBUNBENGKULU.COM – Berikut ini profil dan biodata Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang (Wamen ATR) Raja Juli yang kini viral gegara potong omongan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono.
Video saat Raja Juli memotong omongan Menteri PUPR ini dinilai tak punya etika.
Dalam video tersebut terlihat Menteri PUPR bersama dengan Raja Juli ketika di wawancara, namun sayangnya, Raja Juli justru dinilai tak punya etika karena memtong pembicaraan Menteri PUPR tersebut.
Video inipun viral dan diunggah oleh salah satu akun instagram @Terang Media, Sabtu (3/8/2024).
Sebagai tambahan informasi, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Wamen ATR/BPN Raja Juli Antoni ditunjuk Jokowi untuk menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara dan Wakil Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara.
Lantas siapakah sosok Raja Juli yang kini disorot netizen karena dinilai tak beretika karena potong omongan Pak Bas itu?
Baca juga: Jokowi Tunjuk Basuki dan Raja Juli Kelola IKN Usai Bambang Susantono Mundur dari Kepala Otorita IKN
Profil Raja Juli
Raja Juli Antoni, Ph.D. (lahir 13 Juli 1977) adalah seorang politikus Indonesia dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal. Ia menjabat sebagai Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Indonesia sejak 15 Juni 2022.
Sebelumnya, dia merupakan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) hingga 2014.
Raja Juli Antoni merupakan putra dari Raja Ramli Ibrahim, tokoh masyarakat Riau asal Lubuk Jambi yang pernah menjabat Wakil Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Riau.
Raja merupakan alumni Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah, Garut, Jawa Barat.[5]
Ia meraih gelar sarjana Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir dari IAIN Syarif Hidayatullah (UIN Jakarta) pada tahun 2001 dengan skripsi berjudul Ayat-ayat Jihad: Studi Kritis terhadap Penafsiran Jihad sebagai Perang Suci
Ia kemudian menempuh pendidikan master di The Department of Peace Studies, Universitas Bradford, Inggris, setelah mendapatkan beasiswa Chevening Award pada tahun 2004, dan menyelesaikannya dengan tesis yang berjudul The Conflict in Aceh: Searching for A Peaceful Conflict Resolution Process.
Dengan beasiswa dari Australian Development Scholarship (ADS) pada tahun 2010, Raja meneruskan studi doktoral di School of Political Science and International Studies pada Universitas Queensland, Australia.
Ia berhasil mendapatkan gelar Ph.D dengan disertasi berjudul Religious Peacebuilders: The Role of Religion in Peacebuilding in Conflict Torn Society in Southeast Asia, dengan mengambil studi kasus Mindanao (Filipina Selatan) dan Maluku (Indonesia).
Dia menjadi Direktur eksekutif The Indonesian Institute (TII). Dia juga cukup aktif menulis opini dan ditayangkan pada beberapa media nasional Tanah Air.
Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) periode 2000–2002 ini juga pernah dipercaya sebagai Direktur Eksekutif Maarif Institute yang didirikan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif.
Pada tahun 2009, Ia sempat menjadi calon anggota legislatif untuk Pemilihan Umum Legislatif 2009 dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk Daerah Pemilihan Jawa Barat IX (Kabupaten Subang, Sumedang, dan Majalengka).
Akan tetapi, Ia belum terpilih karena kurang suara dengan Maruarar Sirait serta Tb. Hasanuddin (caleg terpilih PDIP dapil Jabar IX).
Ia sempat menjadi calon Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2015–2020, tetapi kemudian mengundurkan diri karena ingin berkonsentrasi sebagai Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang baru didirikannya bersama beberapa politikus muda lainnya.
Viral di Media Sosial
Potongan video saat Raja Juli memotong omongan Menteri PUPR ini viral di media sosial.
Hal ini tentu saja menuai reaksi warganet.
Melihat dari komentar di instagram @terang media, ada banyak sekali warganet yang mnegecam atas perlakuan Raja Juli itu.
‘Kelihatan dari mimik wajah Pak Bas kalau beliau kurang senang ,sing sabar Pak Bas,’ tulis akun @iso*****
‘Terlalu maju lupa etika dan pangkat dia sejajarkan benar posisinya sehingga lupa bahwa dia msih bawahan,’ tulis akun @pr****
‘itu akibatnya kalau titipan jabatan/ bagi bagi jatah kursi,’ tulis akun @ke*****