Situasi Memanas, KBRI Beirut Imbau WNI untuk Evakuasi Mandiri dari Lebanon
KOMPAS.com – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beirut mengimbau warga negara Indonesia (WNI) di Lebanon untuk bersiap diri jika situasi semakin memanas.
Kepala Kanselerai KBRI Beirut, Yosi Aprizal mengatakan, imbauan ini merupakan bentuk antisipasi jika situasi di Lebanon memburuk.
“Melihat perkembangan situasi, kami per 29 Juli 2024 mengimbau warga untuk bisa melakukan evakuasi mandiri, sebagai antisipasi apabila ke depan terjadi pemburukan kondisi yang akan sulit untuk keluar dari Lebanon,” kata Yosi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (2/8/2024).
Menurutnya, KBRI Beirut juga telah mengusulkan penetapan siaga tertinggi (Siaga 1) dan melakukan langkah-langkah berikutnya, termasuk evakuasi WNI.
Karena itu, pihaknya masih menunggu arahan lebih lanjut dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).
“Saat ini kami menunggu arahan dari Pusat (Kemenlu)” jelas dia.
Baca juga: Konflik Israel-Hezbollah, 4 Negara Minta Warganya Tinggalkan Lebanon
14 WNI di wilayah rawan
Yosi menjelaskan, sejauh ini ada total 203 WNI di Lebanon.
Angka itu belum termasuk pasukan perdamaian Indonesia yang mencapai 1.232 orang, dengan rincian 1.232 pasukan di selatan Lebanon dan 119 orang bertugas di KRI Diponegoro.
Sementara, dari 203 WNI, sebanyak 14 di antaranya berada di wilayah rawan, yakni Lebanon selatan.
“Ada 14 WNI di Lebanon Selatan dan kami sudah sampaikan imbauan untuk berlindung ke shelter KBRI di Beirut,” ujarnya.
Dalam surat imbauan yang dikeluarkan KBRI Beirut pada Senin (29/7/2024), WNI di Lebanon diminta untuk melaporkan kondisinya.
KBRI Beirut juga meminta WNI untuk keluar dari Lebanon sementara waktu secara mandiri, selama layanan penerbangan komersial masih tersedia.
WNI juga diimbau untuk menunda perjalanan ke Lebanon hingga kondisi keamanan telah dinyatakan membaik.
Bagi WNI yang membutuhkan bantuan, diminta untuk segera menghubungi hotline KBRI Beirut melalui telepon ataupun WhatsApp pada nomor +96170817310.
Baca juga: 10 Tentara Israel Perkosa Seorang Tahanan Palestina di Penjara Sde Teiman
Situasi di Lebanon
Untuk diketahui, situasi di Lebanon belakangan semakin memanas seiring ketegangan antara Hezbollah dan Israel.
Terbaru, komandan tertinggi dan salah satu pendiri Hezbollah Fuad Shukr dikonfirmasi terbunuh dalam serangan Israel di selatan Beirut, Selasa (30/7/2024).
Menurut Israel, serangan itu diluncurkan sebagai aksi balasan atas tembakan roket Hezbollah yang menewaskan 12 orang di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada Sabtu (27/7/2024).
Shukr ditemukan di bawah reruntuhan gedung yang menjadi sasaran serangan Israel.
Pada hari yang sama, Israel juga mengeklaim telah menyerang sekitar 10 target Hezbollah dalam semalam di tujuh wilayah berbeda di Lebanon selatan.
Dalam pidatonya, pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah mengatakan, konflik dengan Israel telah memasuki fase baru.
“Konflik dengan Israel telah memasuki fase baru. Musuh harus menunggu respons yang tidak dapat dihindari karena telah melewati garis merah,” kata Hassan, dikutip dari BBC, Jumat.
Baca juga: Israel Meradang Usai China Fasilitasi Hamas dan Fatah Berdamai di Beijing