La Nina Tiba di Indonesia Agustus 2024, BMKG Sebut Dampaknya Akan Sering Hujan di Wilayah Ini
JAKARTA, KOMPAS.TV – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut La Nina akan datang mulai Agustus 2024.
La Nina adalah salah satu fenomena alam yang terjadi secara periodik di Samudera Pasifik.
Fenomena ini menyebabkan suhu muka laut di wilayah tersebut mengalami penurunan, sehingga udara terasa lebih dingin dari biasanya.
Selain itu, La Nina juga berdampak pada curah hujan yang lebih tinggi dari rata-rata, sehingga dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan angin kencang.
Baca Juga: Didesak Massa Pecat Hakim Vonis Bebas Ronald Tannur, PN Surabaya: Kami Tidak Punya Wewenang
BMKG mengatakan, datangnya La Nina menandakan bahwa fenomena El Nino telah berakhir.
Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG, Supari menjelaskan, ketika terjadi La Nina, angin timuran yang bersifat lembap karena membawa uap air dari Samudera Pasifik menuju Indonesia mengalami peningkatan.
Hal itu mengakibatkan awan mengalami penambahan pembentukan, sehingga berpotensi meningkatkan curah hujan.
Menurut prediksi BMKG dan sejumlah lembaga iklim dunia, La Nina akan berada pada intensitas lemah.
“La Nina diprediksi mulai terjadi Agustus 2024, meskipun peluangnya tidak mencapai 80 persen,” kata Supari, Senin, (29/7/2024) dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: BMKG Ungkap Potensi La Nina Lemah di Bulan Agustus
Dampak La Nina di Indonesia
Hingga saat ini, BMKG masih terus melakukan monitoring terkait kehadiran La Nina di Indonesia.
Namun, apabila merujuk pada data historis, La Nina kemungkinan bisa terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia, kecuali Sumatera bagian tengah dan utara.
Dampak fenomena La Nina di Indonesia umumnya adalah meningkatnya curah hujan bulanan mulai 10 hingga 40 persen di atas ambang normal.
“Musim kemarau akan sedikit lebih basah dibandingkan normalnya,” ungkap Supari.
Peningkatan curah hujan saat La Nina memungkinkan terjadinya potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, bahkan badai tropis.
Namun, Supari mengatakan, karena intesitas La Nina tergolong lemah, maka dampak yang akan dirasakan Indonesia tidak begitu signifikan.
Meski begitu, ia tetap mengimbau masyarakat untuk waspada menyambut datangnya fenomena La Nina.
Sebab menurutnya peningkatnya curah hujan di musim kemarau dapat merugikan, khususnya bagi sektor pertanian dan perkebunan.