Profil Oreshnik, Rudal Hipersonik Rusia Menyerang Ukraina
Rusia menembakkan rudal baru ke Ukraina pada Kamis (21/11). Rudal tersebut menyita perhatian dunia sebab disinyalir memiliki kekuatan dan teknologi yang baru.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut rudal itu “Oreshnik,” yang berarti “Pohon Hazel,” dan mengklaim bahwa rudal ini memiliki hulu ledak hipersonik non-nuklir. Rudal tersebut digunakan untuk menyerang situs industri militer di Dnipro, Ukraina, dan memiliki jangkauan yang mampu mencapai target di Eropa.
Rudal Rusia yang menghantam kota Dnipro Ukraina pada Kamis mencapai kecepatan tertinggi lebih dari 13.000 kph (8.000 mph) dan membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk mencapai targetnya dari peluncurannya, dikutip dari Reuters.
Oreshnik yang diperkenalkan Rusia diklaim memiliki kemampuan luar biasa, dengan kecepatan hingga Mach 10 atau sepuluh kali kecepatan suara, atau sekitar 12.250 km/jam atau 7.610 mph.
Basis model yang digunakan adalah RS-26 Rubezh dan mampu membawa muatan MIRV (Multiple Independently Targetable Reentry Vehicles). Rudal jarak jauh ini memiliki teknologi yang memungkinkan satu rudal membawa beberapa hulu ledak nuklir atau konvensional yang dapat diarahkan ke target yang berbeda secara independen.
Dengan kata lain, teknologi ini memungkinkan rudal mengirimkan beberapa hulu ledak secara bersamaan ke berbagai target yang berbeda.
Menurut Pusat Pengendalian Senjata dan Non-Proliferasi, rudal jarak menengah memiliki jangkauan hingga 1.860 mil, sementara rudal jarak jauh dapat mencapai 3.410 mil.
Rudal RS-26, yang menjadi dasar pengembangan “Oreshnik,” memiliki jangkauan lebih jauh, yaitu hingga 3.728 mil menurut *The Financial Times*.
Namun, Pavel Podvig, seorang pakar senjata dari Institut PBB untuk Penelitian Perlucutan Senjata, menyebut penggunaan rudal seperti RS-26 dalam peran konvensional tidak efisien. Alasannya adalah akurasi yang relatif rendah dan biaya produksi yang sangat tinggi, membuatnya kurang ideal untuk digunakan secara strategis.