Informasi Terpercaya Masa Kini

Tahan Tangis,Iptu Rudiana Ngaku Tak Kenal Aep dan Dede Saksi Kasus Vina,Bantah Pengaruhi Penyidik

0 12

TRIBUNSUMSEL.COM – Iptu Rudiana, ayah Muhammad Rizky Rudiana alias Eky mengaku tidak mengenal saksi kasus Vina, Aep dan Dede.

Diketahui, belum lama ini Dede mengaku diminta Aep dan Iptu Rudiana membuat kesaksian palsu kasus Vina 2016 silam.

Setelah diarahkan oleh Rudiana dan Aep, Dede kemudian menjalani Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang dilakukan penyidik Polresta Cirebon.

Menanggapi hal itu, Iptu Rudiana mengaku tidak mengenali kedua saksi kunci tersebut.

“Saya tidak kenal (Aep-Dede),” kata Iptu Rudiana dikutip dari tayangan Official Inews, Senin (29/7/2024). Dikutip dari Tribunjakarta.com

Iptu Rudiana mengaku hanya bertemu keduanya delapan tahun silam saat peristiwa itu terjadi.

Selain itu, Iptu Rudiana juga membantah disebut memerintahkan Dede dan Liga Akbar untuk membuat kesaksian palsu dalam kasus Vina.

Namun ia yakin kebenaran tidak pernah salah.

Baca juga: Ditelpon Penasihat Kapolri, Iptu Rudiana Bantah Aniaya Terpidana Kasus Vina, Tantang Sumpah Pocong

Kendati begitu, Rudiana menyerahkan sepenuhnya kepada penyidik mengenai tudingan Dede yang mengarah kepada dirinya.

“Tuduhan tersebut silahkan saja, namun saya merasa yakin kebenaran tidak pernah salah, kaitan ke ranah lain mungkin nanti penyidik lah yang menyampaikan,” katanya.

Iptu Rudiana pula membantah disebut mempengaruhi penyidik saat kasus Vina 2016.

Ia mengaku saat itu hanya berpangkat Aiptu yang tidak mungkin mempengaruhi penyidik, kejaksaan dan pengadilan.

“Saya sangat terpukul, apa lagi dengan isuisu miring yang memojokan kami, di tahun 2016 dengan pangkat Aiptu yang tidak mempunyai kemampuan apa-apa, apa lagi sampai diisukan saya mempengaruhi penyidik dalam hal ini penyidikan itu sama sekali tidak, apa lah artinya saya yang memang tidak bisa apa-apa,” jelas Iptu Rudiana.

“Kami serahkan semua kepada penyidik, dan saya yakin,” sambungnya.

“Dengan pangkat saya bintara, apakah mungkin saya bisa mempengaruhi penyidik, kejaksaan dan pengadilan, hal yang mustahil apa lagi dengan keadaan saya yang pas-pasan hanya buat keluarga, tidak ada niat sama sekali kesana,” bebernya.

Bantah Aniaya Terpidana

Tak hanya itu, Rudiana juga membantah telah melakukan penganiayaan terhadap para terpidana setelah ditangkap di depan SMPN 11 Cirebon.

“Saya katakan satu saja, tidak benar apa dan bagaimana penyidik lebih tahu yang benar,” imbuhnya.

Rudiana mengakui terganggu dengan pemberitaan yang menyudutkan dirinya saat ini.

Apalagi, kata Rudiana, dirinya telah berduka kehilangan Eky pada delapan tahun silam.

“Sekian lama dibesarkan meninggal dengan tragis berita-berita menyudutkan kami lebih sakit buat kami,” katanya.

Menurut Rudiana, kabar yang paling mengganggu dirinya yakni isu dirinya merupakan bagian pembuat skenario dalam kasus Vina Cirebon sehingga para kuli bangunan dijebloskan dalam penjara.

“Saya digiring bagian pembuat skenario saya harus berjuang mencari keadilan,” katanya.

Rudiana juga membantah rumor bahwa korban tewas dalam peristiwa tersebut bukanlah anaknya.

Kapolsek Kapetakan itu melihat secara langsung jenazah anaknya saat berada di ruang mayat.

Iptu Rudiana mengaku hafal dengan sosok sang anak.

“Pada saat saya ke kamar jenazah, saya lihat wajahnya saya hapal persis betul anak saya. Saya besarkan dari kecil sampai dewasa tentunya orangtua punya persaaan punya felling dan hati ketika lihat sosok di mejat mayat itu,” imbuhnya.

Selain itu, Rudiana juga melihat luka-luka yang ada di tubuh korban. Ia menduga luka-luka tersebut bukan karena kecelakaan.

“Itu yang membuat tergerak hati apa sih penyebab kematian anak saya,” katanya.

Sementara itu kuasa hukum Iptu Rudiana, Pitra Romadoni, berbicara mengenai dugaan Eky dan Vina tewas bukan korban pembunuhan.

“Yang pertama kita menggunakan logika lihat dulu sepeda motor hancur atau rusak dengan sebegitu parah luka yang dialami almarhum,” kata Pitra Romadoni.

Pitra menjelaskan sepeda motor yang digunakan Eky hanya lecet. Hal itu berbanding terbalik dengan luka parah yang dialami Eky.

Kemudian, Eky yang menggunakan helm membuat bagian kepalanya tidak hancur. Tetapi, Pitra melihat kejanggalan dimana gigi korban hancur.

“Padahal pakai helm dan helm tidak hancur. Itu logika sederhana. Karena kita juga tidak mau terlalu jauh ke ranah penyidikan,” kata Pitra.

Iptu Rudiana, kata Pitra, sebagai anggota polisi aktif menyerahkan sepenuhnya kepada rekan penyidik dalam menutaskan kasus tersebut.

“Kami paham penyidik berdarah-darah dalam mengungkap kasus ini,” kata Pitra.

Seperti diketahui, kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon pada Sabtu 27 Agustus 2016 silam itu sudah berproses hukum.

Ada delapan pemuda yang ditangkap dan kemudian divonis hingga menjalani pidana penjara.

Mereka adalah Rivaldi Aditya Wardana, Eko Ramdani (Koplak), Hadi Saputra (Bolang), Eka Sandy (Tiwul), Jaya (Kliwon), Supriyanto (Kasdul), Sudirman, Saka Tatal.

Seluruhnya divonis penjara seumur hidup kecuali Saka Tatal yang hanya divonis delapan tahun penjara karena saat peristiwa masih usia anak, dan sudah bebas sejak 2020.

Cerita Dede Bongkar Kesaksian Palsu

Sebelumnya, lewat Youtube Kang Dedi Mulyadi, Dede mengaku diarahkan Aep dan Rudiana bersaksi palsu di kasus kematian Vina dan Eky di Cirebon, 2016 silam.

Awalnya, Dede diminta Aep untuk mengantarnya ke Polres Cirebon dua atau tiga hari setelah penangkapan Saka Tatal dan kawan-kawan, sekira awal September 2016.

Saat tiba di Polres, Dede tiba-tiba diminta bersaksi oleh Aep dan Rudiana atas kematian Vina dan Eky.

“Awalnya malam, sekitar jam berapa saya lupa. Aep nelepon saya, ‘De, anterin saya ke Polres yuk’. Saya posisi di rumah, rumah di Tangkil.”

“Ep kan kita gak tahu apa-apa, kenapa kita jadi saksi. Udah entar ikutin aja katanya,” kata Dede menirukan percakapannya dengan Aep, di kanal Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, tayang Sabtu (20/7/2024).

Dede menjelaskan, sosok Aep memang karib dengan beberapa anggota kepolisian.

Terlebih, staf Rudiana kenal dekat dengan Aep dan sering mencuci kendaraannya di bengkel cuci steam tempat mereka bekerja.

“Yang kenal sama pihak kepolisian kan Aep, bukan saya Pak,” kata Dede.

Dede yang tiba-tiba disuruh bersaksi oleh Aep dan juga Rudiana pun bingung.

Ia tidak mengetahui kejadian apapun soal kematian Eky, yang notabene putra Rudiana, dan kekasihnya, Vina.

“Cuma saya sudah di dalam, saya bisa apa. Cuma saya bingung, saya takut. Saya kan gak ngerti hukum Pak. Itu makanya saya ungkapin di sini, saya enggak pernah tahu peristiwa itu sama sekali,” ujar Dede.

Dede mengaku diarahkan untuk bersaksi bahwa ada pelemparan batu kepada Vina dan Eky oleh Saka Tatal cs sampai akhirnya dikejar.

Dalam kondisi bingung, Dede menurut saja. Ia pun diperiksa penyidik, dan keterangan yang sudah diarahkan Rudiana dan Aep itupun dicatat berita acara pemeriksaan (BAP) sebagai kesaksian.

“Sebelum masuk ke ruangan kan dibilangin dulu Pak (sama Rudiana dan Aep), kamu bilang aja lagi nongkrong di warung, ada orang nongkrong segerombolan anak-anak ngelempar batu, bawa bambu, sama pengejaran.”

“Itu udah diomongin dari luar dulu Pak (sebelum masuk ruangan pemeriksaan),” papar Dede.

“Aep sama Rudiana ngasih tahu (yang mengarahkan) saya Pak,” tambahya.

Dede mengaku diperiksa penyidik atau di-BAP selama satu setengah jam

Setelah hari itu dia masih bingung dan selalu merasa bersalah, terlebih beberapa bulan terakhir kala kasus Vina kembali menyeruak dan menjadi perbincangan publik.

Sebagaimana diketahui, saksi kasus Vina 2016, Dede mengaku kesaksiannya palsu berdasarkan permintaan Iptu Rudiana dan Aep.

Akibat laporan itu, kini tujuh perdiana divonis hukuman seumur hidup.

Baca juga berita lainnya di Google News

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Leave a comment