Informasi Terpercaya Masa Kini

Siasat Iptu Rudiana Bujuk Liga Akbar Bersaksi di Kasus Vina Cirebon,Tahu Bohong Tapi Minta Dilanjut

0 6

SURYA.co.id – Terungkap siasat Iptu Rudiana membujuk Liga Akbar untuk mau bersaksi di kasus tewasnya Vina Dewi Arsita alias Vina Cirebon dan Muhammad Rizky alias Eky pada 2016 silam. 

Ternyata Iptu Rudiana sampai rela menjemput Liga Akbar di rumahnya lalu mengajaknya putar-putar naik mobil keliling kota. 

Hal itu diungkapkan Liga Akbar saat bersaksi di sidang Peninjauan Kembali (PK) kasus Saka Tatal di Pengadilan Negeri Cirebon pada Selasa (30/7/2024).  

Diceritakan Liga Akbar, dua minggu setelah Eky tewas, Iptu Rudiana meneleponnya untuk mengajak bertemu. 

Setelah disanggupi, akhirnya Rudiana menjemput Liga di depan gang rumahnya. 

Baca juga: Dalih Iptu Rudiana Tak Kenal Dede dan Bantah Buat Skenario Kasus Vina: Pangkat Bintara, Apa Mungkin?

“Saya disuruh ikut, bicara 4 mata, keliling kota, yang nyopir Pak Rudiana,” ungkap Liga.

Selama satu jam Liga Akbar diajak berkeliling kota oleh Rudiana sambil ditanya-tanya mengenai anaknya, Eky. 

Iptu Rudiana menanyakan apakah Eky pernah ada masalah dengan temannya. 

Liga Akbar menyebut Eky pernah bermasalah dengan Rivaldi alias Ucil karena dia pernah ditunjukkan foto Rivaldi oleh almarhum. 

Namun, masalahnya apa, Eky saat itu tidak mau menyebutkan. 

Setelah menjelaskan hal itu, Iptu Rudiana lalu meminta Liga untuk memberikan keterangan. 

Namun saat itu, Liga hanya diminta menjelaskan mengenai pakaian dan barang-barang yang dikenakan korban. 

Lalu, tidak lama setelah pertemuannya dengan Iptu Rudiana, ada tiga polisi yang mengaku sebagai teman Iptu Rudiana datang ke rumah Liga Akbar. 

Tiga polisi ini membawa Liga ke Polres Cirebon Kota. 

Di Polres, Liga tidak bertemu Iptu Rudiana, namun ada dua temannya yang melihat ayah almarhum Eky tersebut. 

Dalam penyidikan, Liga Akbar mengaku dipaksa mengakui adanya peristiwa pelemparan batu, pengejaran dan peneriakan terhadap Vina dan Eky. 

Awalnya Liga Akbar menolak karena kenyataannya dia tidak ada di lokasi itu. 

“Saya menolak. Saya bilang, Ppk saya gak ada di situ. Tapi katanya, ini ada yang bilang kamu disitu,” ungkap Liga. 

Liga lalu bertanya ke penyidik, siapa yang tahu dia ada di lokasi, tapi tidak dijawab. 

“Dia (penyidik) tetap tidak percaya. Akhirnya ditanya: kamu kan kenal ucil (Rivaldi). Saya bilang gak kenal. Katanya dia (penyidik) udah gak usah bohong. Ada yang bilang kamu di situ,” ungkap Liga. 

Liga mengaku sebelum menandatangani berita acara pemeriksaan (BAP) dia sempat membaca dan menolak tandatangan karena tidak sesuai yang dialami. 

“Karena keterangan bohong, saya menolak. Tapi saya takut, tertekan, akhirnya saya terpaksa. Saya tidak tahu cara memberhentikannya seperti apa, dan saya harus gimana pak. Cuma tanda tangan saja,” kata Liga yang saat itu masih berusia 21 tahun.

Saat Liga mau dihadirkan ke ruang sidang, dia ditemani kakak angkatnya.

Saat itu kakak Liga sempat bertemu Iptu Rudiana di depan ruang sidang. 

“Kakak saya menanyakan (ke Rudiana), pak kenapa keterangan Liga dibuat seperti itu? gak pa pa katanya (Rudiana).

Saya bingung, harus bilang sama siapa. Siapa yang mau percaya sama saya,” ungkap Liga. 

Karena takut, akhirnya saat sidang Liga menyampaikan sesuai dengan yang ditulis di berita acara pemeriksaan. 

“Saya takut, persidangan itu tertutup. Saya kira ibu almarhum, kakak dan teman-teman bisa masuk, ternyata tidak bisa,” ungkapnya.

Bantahan Rudiana

Di bagain lain, Iptu Rudiana yang tampil di acara iNews TV membantah telah menskenario kasus anaknya, Eky. 

Rudiana mengaku terganggu dengan pemberitaan yang menyudutkan dirinya saat ini.

“Sekian lama dibesarkan meninggal dengan tragis berita-berita menyudutkan kami lebih sakit buat kami,” katanya.

“Saya digiring bagian pembuat skenario saya harus berjuang mencari keadilan,” katanya.

Dikataka Rudiana, saat 2016 itu dia hanya berpangkat bintara, Aiptu yang tidak mempunyai kemampuan apa-apa, apalagi bisa mempengaruhi penyidik. 

“Apalah artinya saya yang tidak punya, tidak bisa apa-apa. Semuanya kami serahkan pada penyidik. Saya yakin dan percaya

“Dengan pangkat bintara, apakah mungkin s aya bisa mempengaruhi penyidik, kejaksaan dan pengadilan. Hal yang mustahil apalagi keadaan saya yang pas-pasan. Buat hidup keluarga saja,” dalihnya.

Rudiana juga mengaku tidak mengenal Aep dan Dede, saksi kunci kasus ini. 

Dede Riswanto dalam keterangan terbaru mengaku disuruh Iptu Rudiana dan Aep untuk memberikan keterangan palsu terkait tewasnya Vina Dewi Arsita alias Vina Cirebon dan Muhammad Rizky alias Eky.       

Bahkan, Iptu Rudiana yang menyodorkan delapan nama tersangka yang kini sudah menjadi terpidana untuk dikatakan Dede saat diperiksa penyidik kepolisian.  

“Saya tidak kenal (Aep-Dede),” kata Iptu Rudiana dikutip dari tayangan Official Inews, Senin (29/7/2024).

Baca juga: Beda Ekspresi Iptu Rudiana dan Dede saat Tampil Depan Media Menurut Pakar, Ada yang Sadar Disyuting

Iptu Rudiana mengaku hanya bertemu keduanya delapan tahun silam saat peristiwa itu terjadi.

Saat ditanya mengapa Iptu Rudiana sangat percaya kesaksian Aep dan Dede, atau malah dia yang mempengaruhi dua saksi ini? Iptu Rudiana justru tidak memberikan jawaban. 

“Karena ini permasalahan belum selesai, biarlah penyidik yang menangani,” elaknya.

Lalu saat ditanya mengenai adanya dugaan penganiayaan terhadap para terpidana setelah ditangkap di depan SMPN 11 Cirebon, dia hanya memberikan jawaban singkat.

“Saya katakan satu saja, tidak benar. Apa dan bagaimana penyidik lebih tahu yang benar,” imbuhnya.

Rudiana juga membantah rumor bahwa korban tewas dalam peristiwa tersebut bukanlah anaknya.

Kapolsek Kapetakan itu melihat secara langsung jenazah anaknya saat berada di ruang mayat.

Iptu Rudiana mengaku hafal dengan sosok sang anak.

“Pada saat saya ke kamar jenazah, saya lihat wajahnya saya hapal persis betul anak saya. Saya besarkan dari kecil sampai dewasa tentunya orangtua punya persaaan punya felling dan hati ketika lihat sosok di mejat mayat itu,” imbuhnya.

Selain itu, Rudiana juga melihat luka-luka yang ada di tubuh korban. Ia menduga luka-luka tersebut bukan karena kecelakaan.

“Itu yang membuat tergerak hati apa sih penyebab kematian anak saya,” katanya.

Sementara itu kuasa hukum Iptu Rudiana, Pitra Romadoni, berbicara mengenai dugaan Eky dan Vina tewas bukan korban pembunuhan.

“Yang pertama kita menggunakan logika lihat dulu sepeda motor hancur atau rusak dengan sebegitu parah luka yang dialami almarhum,” kata Pitra Romadoni.

Pitra menjelaskan sepeda motor yang digunakan Eky hanya lecet. Hal itu berbanding terbalik dengan luka parah yang dialami Eky.

Kemudian, Eky yang menggunakan helm membuat bagian kepalanya tidak hancur. Tetapi, Pitra melihat kejanggalan dimana gigi korban hancur.

“Padahal pakai helm dan helm tidak hancur. Itu logika sederhana. Karena kita juga tidak mau terlalu jauh ke ranah penyidikan,” kata Pitra.

Iptu Rudiana, kata Pitra, sebagai anggota polisi aktif menyerahkan sepenuhnya kepada rekan penyidik dalam menutaskan kasus tersebut.

“Kami paham penyidik berdarah-darah dalam mengungkap kasus ini,” kata Pitra.

Dede Bongkar Skenario Iptu Rudiana

Seperti diketahui, baru-baru ini Dede Riswanto muncul ke publik membongkar skenario jahat Iptu Rudiana dan Aep, di kasus Vina Cirebon.    

Dede adalah teman Aep yang diperdaya Iptu Rudiana untuk memberikan kesaksian palsu terkait peristiwa pengejaran dan pelemparan terhadap Vina Dan Eky oleh sekelompok pemuda di malam kejadian, 27 Agustus 2016. 

Kesaksian Dede dan Aep ini lah yang akhirnya menjerumuskan 8 terpidana ke jeruji besi yakni, Rivaldi Aditya Wardana, Eko Ramdani, Hadi Saputra, Eka Sandy, Jaya, Supriyanto, Sudirman, dan Saka Tatal.

Kini, Dede akhirnya muncul bersama mantan Bupati Purwakarta Dede Mulyadi untuk membongkar semua kebohongan serta skenario Iptu Rudiana dan Aep. 

Diakui Dede, dia diajukan sebagai saksi setelah 8 orang sudah ditahan dan ditetapkan tersangka. 

Dia lalu diminta menyebutkan nama 8 tersangka itu oleh Iptu Rudiana, saat diperiksa penyidik Polres Cirebon. 

“Nama nama pun saya dikasih tahu dari luar, suruh sebutin ini, ini, ini,” ungkap Dede. 

Dedi Mulyana lalu menanyakan siapa yang meminta dia menyebutkan 8 nama tersebut? 

Dijawa Dede, Iptu Rudiana lah yang memberitahu dia.

Saat ditanya, apakah Iptu Rudiana mendapatkan nama-nama itu dari Aep? Dede menyangkalnya. 

Menurutnya, justru Aep yang menjadi pendatang di desa itu,  tidak mengetahui nama-nama tersebut.

“Aep bilangnya gak tahu nama pak. Emang gak tahu nama sih pak. Setahu saya, Aep ngobrol dengan orang-orang di situ juga gak pernah,” kataya. 

Lalu, darimana Iptu Rudiana mendapat nama-nama itu? Dede menduga Aep justru dapat dari Rudiana. 

Dede mengaku tidak tahu, dari mana Iptu Rudiana mendapatkan nama-nama itu. 

Meski begitu, Dedi Mulyadi mengaku sudah mengantongi sosok yang memberikan nama-nama itu ke Iptu Rudiana. 

“Saya tahu pak Rudiana dari mana, tapi saya gak mungkin ngungkapin,” sebut Dede. 

Di depan Dedi Mulyadi, Dede juga mengungkap kronologi dia masuk dalam skenario Iptu Rudiana dan Aep. 

Awalnya, dia diminta tolong Aep untuk mengantarnya ke Polres Cirebon. 

Karena merasa Aep yang pendatang tidak tahu lokasi Polres, akhirnya dia mengantarnya. 

Namun, sebelum masuk ke ruang penyidik, dia justru didoktrin untuk mengikuti skenario Iptu Rudiana dan Aep. 

“Sebelum saya masuk ruangan, saya dibilagin dulu, ‘Kamu bilang aja lagi ke warung, ada orang nongkrong ngelemparin batu dan bambu, lalu melakukan pengejaran’,” kata Dede. 

“Siapa yang ngomong begitu?” tanya Dedi Mulyadi.

“Aep sama Pak Rudiana ngasih tahu saya pak,” jawab Dede.

“Itu diarahkan?” tanya Dedi Mulyadi.

“Iya Pak saya diarahkan,” tegas Dede.

Mendengar pengakuan mengejutkan Dede, Dedi Mulyadi sempat tak percaya.

“Kamu bohong enggak sama saya?” tanya Dedi Mulyadi.

“Enggak pak, 100 persen saya benar,” ucap Dede.

“Saya hanya mengikuti alur cerita yang sudah dibuat Pak Rudiana dan Aep,” imbuhnya.

Dede lalu menceritakan awal mula tersandung kasus Vina Cirebon.

Awalnya, Aep meminta Dede untuk mengantarkannya ke Polres Cirebon beberapa hari setelah penangkapan Saka Tatal Cs sekira awal September 2016.

Saat tiba di Polres Cirebon, Dede ternyata diminta bersaksi oleh Iptu Rudiana dan Aep terkait tewasnya Vina Cirebon.

“Awalnya malam, sekitar jam berapa saya lupa. Aep nelepon saya, ‘De, anterin saya ke Polres yuk’. Saya posisi di rumah, rumah di Tangkil.”

“Ep kan kita gak tahu apa-apa, kenapa kita jadi saksi. Udah entar ikutin aja katanya,” kata Dede menirukan percakapannya dengan Aep.

Dede mengungkapkan Aep memang sosok yang akrab dengan sejumlah anggota kepolisian.

Bahkan, staf Iptu Rudiana mengenal Aep serta kerap mencuci kendaraannya di tempat cuci steam keduanya bekerja.

“Yang kenal sama pihak kepolisian kan Aep, bukan saya Pak,” kata Dede.

Dede kembali menegaskan kesaksiannya pada delapan tahun lalu merupakan skenario yang disusun Iptu Rudiana.

“Saya diarahin, saya bingung,” ucap Dede.

Kala itu, Dede mengaku ia tak ingin memberikan kesaksian palsu, namun dirinya terlalu takut untuk menolak.

“Saya di dalam hati enggak mau jadi saksi, tapi saya takut, saya kan enggak ngerti hukum,” kata Dede.

Dede lalu menegaskan sebenarnya ia tak pernah tahu soal kematian Vina dan Eky.

“Saya enggak pernah tahu peristiwa itu sama sekali pak,” ujar Dede.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Leave a comment