Peringatan Presiden Baru Iran ke Israel: Rezim Zionis akan Buat Kesalahan Besar jika Serang Lebanon
TRIBUNNEWS.COM – Presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian memperingatkan Israel agar tidak menyerang Lebanon.
Peringatan tersebut karena ketegangan meningkat atas serangan roket mematikan di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel, yang disalahkan pada Hizbullah yang didukung Teheran.
Adapun Masoud Pezeshkian memangku tanggung jawab setelah dukungan resmi dari pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamanei.
“Rezim Zionis (Israel) akan membuat kesalahan besar dengan konsekuensi berat jika menyerang Lebanon,” kata Pezeshkian selama panggilan telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Senin (29/7/2024), dilansir Arab News.
Kepada Macron, Pezeshkian menuduh Israel melanggar semua kerangka kerja dan hukum internasional dalam “kejahatannya” terhadap Palestina.
Senada dengan Pezeshkian, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani juga memperingatkan Israel.
Ia mengatakan, setiap “petualangan” militer baru di Lebanon dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak terduga dan memperluas cakupan ketidakstabilan, ketidakamanan, serta perang di kawasan itu.
Kanani menuduh Israel menyalahkan Hizbullah untuk mengalihkan opini publik dan perhatian dunia dari kejahatan besar-besarannya di Jalur Gaza, tempat perang telah berkecamuk sejak 7 Oktober.
Menurutnya, Israel tidak memiliki otoritas moral sedikit pun untuk mengomentari kematian di Majdal Shams, di Dataran Tinggi Golan, yang direbut Israel dari Suriah pada tahun 1967 dan kemudian dianeksasi dalam suatu tindakan yang tidak diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Iran tidak mengakui Israel dan telah menjadikan dukungan terhadap perjuangan Palestina sebagai inti dari kebijakan luar negerinya sejak revolusi Islam tahun 1979.
Menhan Israel: Hizbullah akan ‘Membayar Harga’
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant telah memberi tahu keluarga dari 12 anak-anak dan remaja yang tewas dalam serangan roket akhir pekan lalu bahwa Hizbullah akan ‘membayar harga’ atas serangan itu.
Baca juga: Israel Bersiap Serbu Lebanon, Markas IDF Malah Diserbu Perusuh Bersenjata dan Berseragam Tentara
Serangan terjadi di lapangan sepak bola di Majdal Shams, sebuah kota Druze Arab di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel.
Diberitakan AP News, serangan tersebut menewaskan 12 pemuda pada Sabtu (27/7/2024).
Itu adalah serangan paling mematikan terhadap warga sipil di Israel atau di wilayah yang dikuasai Israel sejak serangan Hamas pada 7 Oktober.
Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon telah membantah telah melakukan serangan itu.
Selama kunjungannya, Gallant memberi tahu keluarga bahwa “kami akan membiarkan tindakan berbicara sendiri”.
Israel telah mempertimbangkan cara menanggapi serangan itu, yang meningkatkan kekhawatiran bahwa Israel dan Hizbullah akan bergerak menuju perang habis-habisan.
Kedua musuh telah saling tembak lintas perbatasan sejak 8 Oktober, sehari setelah serangan Hamas yang memicu perang di Gaza.
Saling tembak dan serangan udara, yang terbatas pada beberapa kilometer atau mil di setiap sisi perbatasan, telah menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi di kedua negara.
Update Perang Israel-Hamas
Seorang juru bicara WHO mengatakan kepada Al Jazeera bahwa gencatan senjata diperlukan untuk memastikan vaksin sampai ke anak-anak karena Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan “intervensi segera” diperlukan untuk mencegah penyebaran epidemi polio.
Baca juga: Tak Ada yang Tersisa, Hizbullah akan Habisi Tank Israel jika IDF Serbu Lebanon
Hamas dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah merilis pernyataan yang menyalahkan satu sama lain karena menghambat negosiasi gencatan senjata dan pertukaran tahanan.
Demonstran sayap kanan Israel menyerbu sebuah pangkalan militer untuk memprotes penangkapan sembilan tentara Israel yang dituduh melakukan kekerasan terhadap seorang tahanan Palestina.
Kementerian Kesehatan Gaza telah mengumumkan epidemi polio di seluruh Jalur Gaza, tanda terbaru dari memburuknya keadaan darurat kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh perang Israel di wilayah Palestina.
Hamas menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menambahkan persyaratan dan tuntutan baru pada proposal gencatan senjata yang didukung AS, menyusul putaran pembicaraan terakhir di Roma.
Serangan pesawat tak berawak Israel menewaskan dua pejuang Hizbullah di Lebanon selatan sementara ketegangan tetap tinggi setelah serangan roket menewaskan 12 orang, sebagian besar anak-anak, di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Baca juga: Misteri Sistem Pertahanan Udara Hizbullah, Bertahan dari Provokasi Israel: Simpan Rudal Sayyad Iran?
Pejabat senior Israel mengecam demonstran yang menyerbu pangkalan militer untuk memprotes penangkapan sembilan tentara yang dituduh melakukan kekerasan terhadap seorang tahanan Palestina.
Israel telah meminta NATO untuk mengusir Turki sebagai anggota aliansi militer setelah Presiden Turki Erdogan mengatakan negaranya mungkin memasuki Israel seperti yang telah dilakukan di Libya dan Nagorno-Karabakh.
Setidaknya 39.363 orang tewas dan 90.923 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.
Diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada tanggal 7 Oktober dan lebih dari 200 orang ditawan.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel