Informasi Terpercaya Masa Kini

Besaran Gaji Umar Septono Pensiunan Jenderal yang Banting Setir Jadi Petani,Maksimal Rp 4 Jutaan

0 6

SURYA.co.id – Sosok hingga besaran gaji Irjen (Purn) Umar Septono, pensiunan jenderal polisi yang banting setir jadi petani, ramai jadi sorotan.

Diketahui, hidup mantan wakil Irwasum Polri Irjen (Purn) Umar Septono kini berubah drastis.

Mantan Kapolda Sulsel itu kini banting setir jadi petani dan hidup sederhana.

Umar dikenal sebagai perwira polri yang kerap silaturahmi dan bahkan membantu warga.

Lantas, berapa gajinya sekarang setelah pensiun hingga banting setir jadi petani?

Baca juga: Sosok Pensiunan Jenderal Banting Setir Jadi Petani, Pernah Jabat Kapolda Sulsel dan Wakil Irwasum

Gaji pensiunan polisi sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 20 Tahun 2019. Gaji yang diterima pensiunan polisi ini berbeda-beda yang disesuaikan dengan pangkat terakhir dan lamanya masa pengabdian di dinas kepolisian.

Berikut rinciannya.

  • Golongan I atau Tamtama: Rp 1.643.500 – Rp 2.220.600
  • Golongan II atau Bintara: Rp 1.643.500 – Rp 3.024.500
  • Golongan III atau Pama: Rp 1.643.500 – Rp 3.585.500
  • Golongan IV atau Pamen: Rp 1.643.500 – Rp 3.932.600
  • Golongan V atau Pati: Rp 1.643.500 – Rp 4.448.100

Jika pangkat terakhir Umar adalah Inspektur Jenderal (Irjen), maka masuk golongan V atau Pati.

Gaji pensiunannya di kisaran Rp 1.643.500 – Rp 4.448.100.

Baca juga: Akhir Nasib Asniati Pensiunan Guru TK yang Diminta Kembalikan Gaji 2 Tahun Rp 75 Juta ke Negara

Besaran gaji purnawirawan polisi per golongan itu ditentukan berdasarkan masa pengabdian.

Bagi purnawirawan Polri penderita cacat sedang akibat tindakan langsung lawan dan cacat berat dalam dinas yang tidak mampu lagi bekerja di segela bidang, ada penyesuaian dana pensiunan.

Rincian gaji pensiunan polisi dengan cacat langsung selama dinas adalah sebagai berikut:

  • Golongan I atau Tamtama: Rp 1.643.500 – Rp 2.960.700
  • Golongan II atau Bintara: Rp 2.103.700 – Rp 4.032.600
  • Golongan III atau Pama: Rp 2.735.300 – Rp 4.780.600
  • Golongan IV atau Pamen: Rp 3.000.100 – Rp 5.243.400
  • Golongan V atau Pati: Rp 3.290.500 – Rp 5.930.800

Penyesuaian dana pensiun juga berlaku bagi purnawirawan Polri penderita cacat sedang bukan tindakan langsung lawan atau cacat berat dalam dinas yang masih mampu bekerja di luar dinas atau cacat berat bukan dalam dinas.

Berikut penyesuaian gaji pensiunan polisi karena cacat tidak langsung selama masa dinas:

  • Golongan I atau Tamtama: Rp 1.643.500 – Rp 2.220.600
  • Golongan II atau Bintara: Rp 1.643.500 – Rp 3.024.500
  • Golongan III atau Pama: Rp 2.051.500 – Rp 3.585.500
  • Golongan IV atau Pamen: Rp 2.250.100 – Rp 3.932.600
  • Golongan V atau Pati: Rp 2.467.900 – Rp 4.448.100.

Diketahui, sosok pensiunan jenderal polisi jadi sorotan karena memutuskan banting setir menjadi petani. 

Ia adalah Irjen (Purn) Umar Septono.

Saat masih aktif sebagai polisi, ia pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan (Kapolda Sulsel)  periode 2017.

Tiga tahun kemudian, tepatnya pada 2020, ia naik jabatan sebagai Wakil Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri tahun.

Kini, sudah empat tahun Umar resmi pensiun dari kepolisian.

Ia memilih menjadi hidup sederhana. 

“Selamat pagi. Dunia panggung sandiwara, hidup di dunia hanya senda gurau, kita hanya menjalani.”

“Saya lahir dari desa dari petani menjadi polisi menjadi Jenderal menjadi Kapolda sekarang sudah pensiun. Kembali lagi menjadi petani lagi. Jadi hidup hanya menjalani saja, syukuri dan jalani,” ujar Umar, dikutip dari kanal YouTube Budi BB.

Umar tampak mengenakan pakaian sederhana saat hendak ke sawah.

Berbekal sepeda berwarna hitam, ia mantap melaju dengan mengenakan celana pendek, topi caping khas petani, serta sandal jepit.

“Semangat untuk petani, hidup petani,” tutur dia.

Selama menjabat sebagai Kapolda Sulsel, Umar memiliki agenda khusus untuk bersilaturahmi dengan masyarakat kalangan bawah.

Agustus 2018, Irjen Umar bersama jajarannya terlihat bersilaturahmi mengunjungi rumah seorang lansia yang ada di Sulawesi Selatan. 

Ia bahkan membawa sendiri dua karung beras seberat 50 kilogram, menuju ke kediaman lansia yang akan ia kunjungi.

Umar Septono dikenal sangat dekat dengan warga dan rajin beribadah.

Pria yang menjabat sebagai Kapolda Sulsel selama 14 bulan ini memastikan shalat berjamaah lebih penting dibandingkan urusan dunia lainnya, termasuk rapat dengan jajarannya.

Umar Septono tak hanya sekadar memerintah, tetapi memberikan contoh. 

Untuk hal yang sederhana saja, dia rela dan tak sungkan memungut sampah di mana saja dia berada dan meletakkannya ke tempat sampah.

Dia juga tak mau menyia-nyiakan hadir di masjid lebih awal baik di kantor maupun kediamannya.

Sebagai kapolda, Umar pernah makan bersama tahanan dan duduk di lantai.

Tak hanya itu, Umar juga tak sungkan mengangkat beras untuk diantar ke keluarga kurang mampu.

Sebelum keberangkatannya ke Jakarta, untuk bertugas sebagai Irwasum Mabes Polri, jenderal bintang dua itu singgah ke rumah seorang ibu tuna netra.

Beberapa waktu sebelumnya, Umar pernah berjanji akan memenuhi keinginan keluarga itu, yakni sebuah sepeda motor.

Suami istri itu kebetulan tuna netra dan memiliki dua anak perempuan yang masih remaja.

Sang suami rajin shalat di masjid Polda Sulsel dan membuat Umar bahagia sekaligus haru.

Namun, pria tersebut meninggal dunia dan belum sempat memenuhi janjinya untuk membelikan motor.

“Ini rezeki dari Allah, bukan dari Pak Umar,” kata Umar yang disambut tangis haru ibu itu bersama dua anak perempuannya.

Mereka tak dapat berkata-kata atas kebaikan sang jenderal, yang peduli pada kehidupan masyarakat kurang mampu.

Sang jenderal terus memotivasi keluarga ini agar terus beribadah dan anak-anak rajin sekolah.

Dia juga menyelipkan kata maaf kepada masyarakat Sulsel atas kesalahannya selama bertugas di Polda Sulsel.

Menariknya, sang jenderal tak sungkan mencium tangan ibu tuna netra itu.

Video keharuan Umar memberikan bantuan pada keluarga ini dibagikan @makassar_iinfo.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Leave a comment