Luka Tembak Trump Hanya Berjarak Seperempat Inci dari Kepala
WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Mantan dokter Gedung Putih Ronny Jackson pada Sabtu (20/7/2024) mengatakan, luka tembak yang dialami eks presiden—yang kini menjadi capres—Amerika Serikat (AS) Donald Trump hanya berjarak seperempat inci dari kepala.
Jackson juga berkata, calon presiden dari Partai Republik itu mengalami luka tembak sepanjang dua sentimeter di telinganya, tetapi lukanya berangsur pulih.
Luka itu didapat Trump ketika seorang pemuda menembaknya dalam kampanye di Kota Butler, Negara Bagian Pennsylvania, Sabtu (13/7/2024). Satu orang tewas dan dua korban luka-luka dalam insiden tersebut.
Baca juga: Janji Trump jika Terpilih Jadi Presiden AS Lagi: Saya Bisa Hentikan Perang dengan Telepon
“Peluru itu lewat, hanya berjarak kurang dari seperempat inci dari kepalanya, dan mengenai bagian atas telinga kanannya,” tulis Jackson di memo.
Ia terbang untuk menemui Trump di New Jersey pada larut malam seusai kampanye dan sejak itu merawat telinganya.
“Jalur peluru menghasilkan luka selebar 2 cm yang meluas hingga ke permukaan tulang rawan telinga. Awalnya terjadi pendarahan yang signifikan, diikuti pembengkakan di seluruh telinga bagian atas,” lanjutnya, dikutip dari kantor berita AFP.
Pembengkakannya sekarang mereda dan lukanya mulai mengering serta sembuh dengan baik, tulisnya dalam memo tersebut, yang dipublikasikan Trump di media sosial Truth Social miliknya.
Baca juga:
- Di Konvensi Nasional, Trump Beberkan Kisah Dramatis Upaya Pembunuhan Kemarin
- Teka-teki Kegagalan Keamanan dan Motif Penembak Trump
- Rincian 60 Menit Jelang Upaya Pembunuhan Trump
Masih ada sedikit pendarahan yang memerlukan perban, tetapi mengingat luka itu sendiri lebar dan kering, tidak diperlukan jahitan, imbuh Jackson.
Trump juga menjalani CT scan di kepalanya saat dirawat oleh dokter di rumah sakit Butler, Pennsylvania.
“Ia akan menjalani evaluasi lebih lanjut, termasuk pemeriksaan pendengaran yang komprehensif, jika diperlukan,” ujar Jackson.
Jackson, yang pensiun dari Angkatan Laut sebagai laksamana muda pada tahun lalu, kali pertama ditunjuk ke unit medis Gedung Putih di bawah pemerintahan mantan presiden George W Bush, kemudian menjadi dokter presiden pada 2013 di masa kepemimpinan Barack Obama.
Baca juga: Kenapa Keamanan Dinas Rahasia AS Bisa Ditembus Penembak Trump?