Horor Atmosferik, Penonton Dibuat Tak Nyaman Sepanjang Film Longlegs
“Oh! There she is! The almost-birthday girl!” – Longlegs
Di halaman rumah yang lapang dan sepi, seorang anak perempuan nampak asyik memotret. Aktivitasnya terganggu dengan suara-suara misterius. Mendadak kemudian muncul seorang pria berkulit pucat dan berpenampilan aneh mendekatinya. Ia melontarkan kata-kata yang ganjil. Itulah pembuka cerita Longlegs yang membuat penasaran. Film ini tayang di bioskop sejak Rabu, 17 Juli 2024.
Siapakah Longlegs? Seorang anggota FBI, Lee Harker (Maika Monroe) dibuat sibuk untuk menjawab teka-teki sosok yang dianggap bertanggung jawab dengan kasus pembunuhan berantai selama 30 tahun terakhir. Bersama mentornya, agen Carter (Blair Underwood) keduanya menganalisa daftar korban dan kronologis setiap kasus pembunuhan.
Rata-rata korban adalah keluarga yang memiliki anak perempuan yang akan berulang tahun pada tanggal 14. Entah apa yang dilakukan oleh Longlegs terhadap si ayah dari tiap-tiap kasus pembunuhan. Pelaku kasus pembunuhan itu bukan Longlegs secara langsung, melainkan sosok ayah dari tiap keluarga, yang seperti kerasukan membunuh istri dan anaknya sebelum kemudian mengambil nyawanya sendiri. Di tiap lokasi kejadian, Longlegs meninggalkan catatan dengan kode-kode yang aneh dan menyebutkan namanya.
Harker sendiri memiliki kemampuan indigo. Dalam kasus ini ia kebingungan karena ia seperti terhubung dengan Longlegs. Ia seperti mampu menebak kaitan Longlegs dengan praktik ritual penyembahan kepada setan. Untuk itu ia harus segera memecahkan teka-teki dan menangkap Longlegs sebelum korban terus bertambah.
Tak Banyak Penampakan, Namun Tetap Mencekam
Osgood Robert Perkins II alias Osgood Perkins/Oz Perkins berhasil menghadirkan atmosfer yang mencekam tanpa banyak penampakan. Ini didukung oleh tata visual, pengambilan gambar yang kreatif, makeup, musik, dan akting jajaran pemain. Film ini sendiri digarap keroyokan oleh C2 Motion Picture Group, Traffic, Range, Oddfellows, dan Saturn Films.
Untuk menciptakan visual dan menghasilkan gambar-gambar yang selaras dengan cerita, Perkins mengajak Andrs Arochi untuk memimpin divisi sinematografi. Keduanya bermain-main dengan gaya minimalis. Bentang alam yang luas, sunyi, menjadi pilihan untuk sejumlah adegan. Tempat-tempat di pinggiran yang sepi dengan latar hutan, salju menambah kedalaman suasana yang dingin dan misterius.
Departemen artistik bekerja sama dengan bagian tata set, serta bagian efek visual juga berhasil menciptakan latar tahun 90-an dengan memikat. Warna-warna lembut dan dingin menjadi pilihan di beberapa adegan untuk memperkental nuansa dingin dan angkuh. Sementara untuk interior rumah Harker nampak eksentrik seperti pemiliknya. Di beberapa adegan ada ruangan-ruangan yang visualnya memberikan kesan tak nyaman.Memang cerita dalam film horor-detektif ini membuat penonton terganggu dan merasa tak nyaman sepanjang film. Padahal Perkins dkk meminimalkan penampakan. Ini pekerjaan yang tak mudah dalam upaya menggiring penonton ke suasana horor yang mencekam.Suasana mendebarkan dalam film yang didistribusikan oleh Neon dan Black Bear Pictures ini juga terbantu oleh pemilihan skoring dan tata suara. Osgood Perkins bekerja sama dengan saudaranya, Elvis Perkins yang memiliki nama alias Zigli. Musik dalam film ini rata-rata merupakan musik instrumental yang atmosferik. Musiknya memperkental nuansa misterius dan mencekam dalam film. Coba dengarkan nomor Blood Trees, Initiation, Dread Algorithm, I’ll Be Your Behemoth, dan Bible Leaves and the FBI.
Desain karakter dan makeup pemain juga memegang peranan penting di sini. Maika Monroe sebagai Lee Harker digambarkan sebagai rookie FBI yang cenderung antisosial, canggung, dan indigo. Berkebalikan dengan atasannya, Carter yang komunikatif.
Sementara sebagai Longlegs, Nicholas Cage tampil impresif. Makeup dan penampilannya unik, seperti rocker era 70an namun dengan bedak putih tebal serta wajah yang rusak karena jarum operasi dan kimia, atau mungkin hal lain.
Menilik dari cerita, musik, dan desain karakter sepertinya Perkins terinspirasi dari berbagai film horor dan detektif. Film Longlegs seperti terinspirasi dari beberapa referensi film seperti dorongan membunuh dari The Shining dan Sinister; pembunuh berantai dari Zodiac, The Silence of the Lambs, dan referensi makeup dari Halloween dan Phantom of the Opera; serta skoring dari The Shining (ada musik dari trombon dalam Bible Leaves and the FBI) dan Donnie Darko (atmosferik). Juga ada bagian dalam film yang nuansanya agak mirip dengan sebuah episode dalam serial The X-Files.
Film Longlegs adalah perpaduan genre detektif dan horor yang memikat. Tak banyak penampakan, namun penonton dibuat berdebar dan merasa tak nyaman sepanjang film. Skor: 7.4/10.