Informasi Terpercaya Masa Kini

Siapa Thomas Matthew Crooks, Penembak Donald Trump?

0 48

KAWASAN Bethel Park di pinggiran Kota Pittsburgh di Pennsylvania, Amerika Serikat (AS), terguncang setelah FBI menyebut pemuda lokal, Thomas Matthew Crooks, sebagai orang yang menembak mantan Presiden Donald Trump pada Sabtu (13/7/2024) lalu. Saat itu, Trump tengah berkampanye untuk mendapatkan tiket sebagai kandidat dari Partai Republik dalam pemilihan presiden AS, November mendatang.

Para penyelidik percaya bahwa Crooks, yang bersenjatakan dengan senapan semi-otomatis model AR-15, melepaskan tembakan ke arah Trump saat mantan presiden AS itu sedang berpidato di depan orang banyak di Butler, Pennsylvania. Tembakan Crooks menyebabkan satu penonton tewas dan dua lainnya terluka.

Baca juga: Pelaku Penembakan Trump Disebut Kerap Alami Perundungan di Sekolah

Crooks yang diidentifikasi sebagai pekerja dapur (kitchen worker) berusia 20 tahun itu kemudian ditembak mati di tempat kejadian oleh penembak jitu dari Dinas Rahasia AS.

Namun, di tempat asalnya yang umumnya dihuni orang-orang berada, para tetangga terkejut. Mereka tampaknya tidak dapat memahami bagaimana seorang pemuda pendiam seperti dia kini dituduh telah melakukan penembakan itu.

FBI hanya mengatakan bahwa Crooks merupakan “subyek yang terlibat dalam upaya pembunuhan terhadap mantan presiden dan penyelidikan sedang dilakukan.”

Siapakah Thomas Matthew Crooks?

FBI mengatakan, Thomas Crooks tidak membawa identitas ke lokasi kejadian. Penyelidik menggunakan tes DNA dan teknologi pengenalan wajah untuk mengidentifikasinya.

Dia berasal dari kawasan Bethel Park di Pennsylvania, sekitar 70 kilometer dari lokasi percobaan pembunuhan.

Menurut media lokal, pemuda itu lulus tahun 2022 dari Bethel Park High School. Saat kelulusan dia mendapat hadiah 500 dolar AS dari pihak sekolah karena nilai matematika dan sainsnya bagus.

Crooks bekerja di dapur sebuah panti jompo yang tidak jauh dari rumahnya.

Menurut media AS, berdasarkan data di daftar pemilih di Negara Bagian Pennsylvania, Crooks terdaftar sebagai anggota Partai Republik. Dia juga dilaporkan telah menyumbangkan 15 dolar kepada kelompok kampanye liberal ActBlue pada tahun 2021.

Dia memiliki keanggotaan di klub menembak lokal, Clairton Sportsmen’s Club, selama setidaknya satu tahun.

Kantor berita Associated Press melaporkan, para aparat penegak hukum yakin bahwa senjata yang digunakan untuk menembak Donald Trump dibeli oleh ayah Crooks. Ayahnya membeli senjata itu setidaknya enam bulan lalu.

Crooks mengenakan kaus dari Demolition Ranch, nama sebuah akun YouTube yang terkenal dengan konten tentang senjata dan bahan peledak. Akun itu, yang memiliki jutaan pelanggan (subscriber), menampilkan video tentang berbagai senjata dan alat peledak.

Sehari setelah penembakan, sejumlah sumber di penegak hukum juga mengatakan kepada CBS, bahwa sejumlah perangkat mencurigakan ditemukan di kendaraan Crooks. Para penjinak bom dipanggil ke lokasi untuk mengamankan dan menyelidiki perangkat tersebut.

Apa Motivasi Crooks?

Setelah mengetahui identitas Crooks, polisi dan sejumlah lembaga menyelidiki motif pemuda itu menembak Trump.

“Saat ini kami belum mengetahui motifnya,” kata Kevin Rojek, agen khusus FBI di Pittsburgh, dalam sebuah jumpa pers pada Sabtu malam.

Menurut dia, penyelidikan atas kejadian itu bisa memakan waktu berbulan-bulan dan penyelidik akan bekerja “tanpa lelah” untuk mengidentifikasi motif Crooks.

Ayah Crooks, Matthew Crooks, mengatakan kepada CNN bahwa dia sedang mencerna “apa yang terjadi” tetapi akan “menunggu sampai saya berbicara dengan para penegak hukum” sebelum berbicara tentang putranya itu.

Baca juga: Raja Charles III Tulis Surat untuk Trump Usai Insiden Penembakan, Apa Isinya?

Menurut FBI, keluarga Crooks bekerja sama dengan para penyelidik.

Polisi menutup jalan menuju rumah tempat Crooks tinggal bersama orang tuanya. Seorang tetangga mengatakan kepada CBS bahwa petugas mengevakuasinya pada tengah malam tanpa peringatan. Polisi Bethel Park mengatakan ada penyelidikan bom di sekitar rumah Crooks.

Akses ke daerah itu masih dikontrol ketat. Kendaraan polisi memblokir jalan. Hanya warga setempat yang diperbolehkan masuk atau keluar.

Aparat penegak hukum mengatakan kepada CBS bahwa mereka yakin ada perencanaan sebelum penembakan. Namun, berapa lama waktu yang dihabiskan untuk perencanaan itu, masih menjadi subyek penyelidikan.

Polisi yakin Crooks bertindak sendirian, tetap tetap menyelidiki apakah dia ditemani orang lain saat di lokasi kampanye Trump.

Orang Seperti Apa Thomas Crooks?

Sejauh ini, muncul gambaran yang membingungkan – dan kadang-kadang bertentangan – tentang siapa sebenarnya Crooks.

Beberapa pemuda setempat yang dulu bersekolah bersamanya menggambarkan dia sebagai seorang penyendiri, yang sering dirundung dan terkadang mengenakan “pakaian berburu saat ke sekolah”.

Mantan teman sekelasnya yang lain, Summer Barkley, memberi penilaian berbeda. Dia mengatakan kepada BBC bahwa Crooks “selalu mendapat nilai bagus dalam ujian” dan “sangat bersemangat terkait topik tentang sejarah”.

“Apapun tentang pemerintahan dan sejarah sepertinya dia ketahui,” katanya. “Tapi itu bukan sesuatu yang luar biasa… dia selalu baik.” Dia menggambarkan Crooks sangat disukai oleh para gurunya.

Teman-temannya yang lain hanya mengingatnya sebagai seorang pendiam.

“Dia ada di sana, tapi saya tidak tahu apakah ada orang yang mengenalnya dengan baik,” kata salah satu mantan teman sekelasnya, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, kepada BBC. “Dia bukan pria yang sering ada dalam pikiran saya. Tetapi dia terlihat baik-baik saja.”

Jameson Myers, mantan anggota tim menembak Bethel Park High School yang lulus bersama Crooks tahun 2022, mengatakan kepada CBS bahwa Crooks tidak masuk tim itu.

“Dia bahkan tidak masuk tim menembak junior setelah mencobanya,” tambah Myers. “Dia tidak pernah kembali untuk uji coba selama sisa sekolah menengahnya.”

Myers mengingat Crooks sebagai seorang “anak laki-laki normal” yang “tidak terlalu populer tetapi tidak pernah dirundung atau apapun.”

“Dia anak baik yang tidak pernah berbicara buruk tentang siapapun dan saya tidak pernah berpikir dia mampu melakukan apapun yang saya lihat dia lakukan dalam beberapa hari terakhir ini.”

Anggota komunitas lokal lainnya hanya mengatakan bahwa mereka terkejut karena terduga pelaku penembakan datang dari daerah Bethel Park yang sepi dan rindang. Di antara mereka ada Jason Mackey, pria lokal berusia 27 tahun yang tinggal di dekat kediaman Crooks dan bekerja di sekolahnya saat Crooks masih menjadi pelajar.

Meskipun Mackey mengatakan dia tidak mengenal Crooks secara pribadi, dia masih belum pulih dari rasa tidak percaya.

“Tidak bisa dipercaya. Anda tidak akan menyangka bahwa peristiwa sebesar ini terjadi di dekat rumah Anda,” katanya. “Ini situasi yang benar-benar aneh.”

Siapa Korban Tewas?

Satu orang tewas dan dua lainnya terluka dalam penembakan tersebut. CBS New melaporkan, ketiga korban adalah pria dewasa dan merupakan penonton kampanye Trump.

Saat konferensi pers pada hari Minggu lalu, Gubernur Pennsylvania Josh Shapiro menyebutkan bahwa korban tewas adalah Corey Comperatore, seorang kepala pemadam kebakaran berusia 50 tahun. Comperatore tewas saat “melindungi keluarganya dengan tubuhnya” agar mereka selamat. Shapiro mengatakan, Comperatore “meninggal sebagai pahlawan”.

Sementara itu, Trump dalam sebuah postingan di platform Truth Social miliknya mengatakan bahwa dia “ditembak dengan peluru yang menembus bagian atas telinga kanan saya”. Trump menambahkan, dia merasakan peluru itu “menembus kulit”.

Darah terlihat di telinga dan wajah Trump saat para pengawalnya membawa dia pergi dari lokasi kejadian.

Menurut pernyataan yang diterbitkan di situs web Komite Nasional Partai Republik (RNC), Trump “baik-baik saja” dan dia berterima kasih kepada petugas penegak hukum.

Leave a comment