26 Warga Gayungan Surabaya Kaya Mendadak,Terima Ganti Rugi Rp 20 M,Terdampak Proyek Underpass
RIBUNTRENDS.COM – Sebanyak 26 warga di Kecamatan Gayungan, Kota Surabaya, kaya mendadak.
Para warga ini mendadak kaya setelah menerima uang ganti rugi yang berkisar antara ratusan juta hingga puluhan miliar rupiah.
Ganti rugi diberikan lantaran rumah warga terdampak pembangunan jalan underpass.
Bahkan ada salah satu warga di kampung yang menerima ganti rugi Rp20 M.
Hal itu dirasakan warga di Kampung Bundaran Dolog atau Taman Pelangi, di Kelurahan Jamur Gayungan, Kecamatan Gayungan, Kota Surabaya, Jawa Timur.
Baca juga: Mendadak Jadi Miliarder, Sentot Dapat Ganti Rugi Rp 10,7 Miliar dari Proyek Underpass Joglo Solo
Kampung kecil tersebut dihuni total sebanyak 26 rumah warga.
Setiap warga berhak atas ganti rugi rata-rata Rp1 miliar.
Bahkan ada salah satu warga di kampung tengah kota itu ada yang menerima ganti rugi Rp 20 miliar.
Fakta ini diungkapkan Ketua RT 01/RW 03 Jamur Gayungan, Anom Janardana.
“Karena lahannya luas, sehingga warga kami ini ganti ruginya segitu,” ungkapnya, Kamis (4/7/2024).
Saat melihat langsung ke lokasi kampung, deretan rumah di kampung kecil tengah kota tersebut sudah banyak yang dikosongkan.
Bangunan tempat tinggal tersebut dibiarkan utuh tanpa dirobohkan.
Salah satu warga yang ditemui, dia menuturkan bahwa warga mengaku senang juga susah.
Rata-rata mereka menempati lahan kecil dengan rata-rata berukuran 5×8 meter.
Setiap luasan lahan dihargai rata-rata Rp900 juta.
Kemudian bangunan rumah dihargai paling sedikit Rp100 juta.
Baca juga: Dapat Ganti Rugi Rp 19,5 M dari Proyek Tol, Mbah Taryo Kini Bangun Rumah Mewah: Kepentingan Negara
Diketahui, sebanyak 27 persil atau bidang tanah yang ada di kampung tersebut saat ini terkena dampak proyek nasional Underpass Bundaran Dolog atau Taman Pelangi.
Proyek pengurai macet tahunan ini berada di lingkar kantor Dolog yang berada di Jl A Yani.
Proyek nasional underpass atau bisa juga overpass tersebut akan dimulai pengerjaannya pada tahun 2025.
Proyek infrastruktur utama ini akan didanai APBN.
APBD Pemkot Surabaya bertanggung jawab atas pembebasan lahan.
Untuk membebaskan lahan puluhan rumah di kampung Bundaran Dolog ini, Pemkot Surabaya sudah menganggarkan Rp80 miliar.
Saat ini proses pembebasan terus berlangsung.
Bahkan enam rumah sudah tuntas pembebasan lahan hingga pengosongan rumah.
Mereka juga sudah menyerahkan kunci rumah kepada Pemkot Surabaya sebagai tanda pengosongan rumah.
Bahkan terkini sudah ada sembilan rumah yang dibebaskan.
Sementara sisanya akan berangsur dituntaskan.
Namun masih ada 11 rumah yang saat ini terkendala sengketa.
Dari total 26 rumah yang ada di kampung tengah kota Surabaya itu, enam di antaranya sudah mengosongkan rumah mereka.
Bertahap hingga Agustus 2024 besok, proses pengosongan rumah akan dituntaskan.
Kabid Pengadaan Tanah dan Penyelenggaraan Prasarana Sarana Utilitas Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan Surabaya, Farhan Sanjaya, memastikan akan terus menuntaskan pembebasan lahan di kampung Bundaran Dolog.
Mekanisme pengosongan rumah tersebut setelah pemilik menerima ganti rugi.
Warga tidak perlu membongkar rumah dan cukup menyerahkan kunci kepada pihak Pemkot Surabaya.
“Sudah lima warga menyerahkan kunci kepada kami,” kata Farhan.
Khusus untuk 11 warga yang masih terlibat sengketa, Farhan menegaskan akan mengikuti prosedur hukum.
Nanti juga akan ada mekanisme konsinyasi.
Lahan warga di Bundaran Dolog dihargai sekitar Rp11 juta per meter.
Pemkot membebaskan lahan sesuai nilai appraisal.
Sementara itu, warga yang dapat Uang Ganti Rugi (UGR) pembebasan lahan Tol Getaci, Kabupaten Garut, Jawa Barat, kini diimbau waspada.
Warga penerima ganti rugi proyek Tol Getaci tersebut diminta untuk berhati-hati dalam mencairkan uang tersebut.
Baca juga: VIRAL Rumah Berdiri di Tengah Proyek Jalan Tol Cijago, Pemilknya Terungkapnya, Akhirnya Dibongkar
Apalagi ada sekitar 200 warga yang mendapat uang sebanyak Rp200 miliar.
Peringatan tersebut disampaikan karena banyak laporan mengenai kehadiran maling.
Maling ini berkeliaran di wilayah tersebut dan berpotensi mengincar para warga penerima UGR Tol Getaci.
Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Garut, dr Riki Ismail.
Ia menuturkan, pihaknya sudah menerima beberapa laporan dari desa lain mengenai adanya aktivitas kejahatan yang menyasar para penerima UGR Tol Getaci.
“Sudah ada laporan dari beberapa desa ya, adanya kejadian maling,” ujarnya saat pencairan UGR di Desa Talagasari, Kecamatan Kadungora, Jumat (29/6/2024).
Ia menyarankan agar warga tidak mencairkan uang dalam jumlah besar sekaligus, apalagi menyimpannya di rumah.
Warga juga diimbau untuk menyimpan uang tersebut di tempat aman seperti di bank.
“Mau didepositokan silakan, jangan sampai dibawa ke rumah semuanya,” ungkapnya.
Riki yang juga sebagai Kepala Desa Talagasari menjelaskan, pencairan UGR di Desanya sudah rampung 100 persen.
Ada 355 bidang yang diberikan kepada lebih dari 200 warganya dengan total lebih dari Rp200 miliar.
“Semuanya beres alhamdulillah, kita kebut semalam berkas-berkasnya beres dan bisa tuntas dalam satu kali pencairan,” ungkapnya.
(TribunTrends/TribunJatim)