Informasi Terpercaya Masa Kini

Masa Depan Toyota Kijang Innova BEV Konversi

0 48

JAKARTA, KOMPAS.com – Sebagai upaya mencapai netralitas karbon melalui penggunaan kendaraan ramah lingkungan, Toyota Indonesia terus melakukan inovasi model bisnis dengan sumber daya yang ada dan mengoptimalkannya.

Salah satu inovasi dimaksud ialah memanfaatkan Toyota Kijang Innova Battery Electric Vehicle (BEV) hasil konversi sebagai angkutan antar-jemput di kawasan Ubud, Bali tepatnya di The Stones Hotel Legian.

Wakil Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam menyampaikan, pengembangan kendaraan konversi listrik ini jadi tonggak penting menjelajahi kemungkinan dan potensi solusi mobilitas ramah lingkungan.

Baca juga: VinFast Sudah Dapat Lokasi buat Pabrik di Indonesia

“Jadi kita mulai dari proyek kecil dulu supaya kalau memang ada yang perlu untuk diperbaiki, bisa lebih mudah. Ini produk konversi sehingga durabilitasnya terus kita tingkatkan,” kata Bob di Jakarta, Selasa (9/7/2024) malam.

“Sekarang kita lagi pararel melakukan durability test dan sudah dicoba 120.000 Km. Kita lihat bagaimana performanya, energy management system-nya, connectivity nya. Dari situ akan banyak masukkan menyempurnakan produk ini,” ucap Bob.

“Kalau sudah matang, tidak menutup kemungkinan kita akan kerja sama dengan jaringan hotel lain yang punya misi menurunkan emisi,” lanjut dia.

Lebih jauh, ia pun melihat adanya kemungkinan model bisnis baru apabila hasil dari studi Innova BEV konversi tersebut sukses.

Baca juga: Diskon Mobil Hybrid Juli 2024, Nissan Kicks Tembus Rp 70 Juta

Selain sebagai angkutan antar-jemput hotel, mobil juga dapat digunakan sebagai kendaraan pengantar barang hingga bisnis konversi mobil konvensional ke listrik.

“Itu salah satu alternatif yang kita pelajari, karena setiap tahun kita mengeluarkan 1 juta unit mobil baru, akan tetapi masih ada 20 juta unit mobil yang beredar,” ujar Bob.

“Kalau mobil baru emisinya sudah kita turunkan melalui teknologi terkini, yang 20 juta tersebut harus kita urus juga supaya mencapai netralitas karbon. Maka mau tidak mau, konversi akan menjadi isu kita ke depan,” tambah dia.

“Maka buat saat ini, segala kemungkinan bisa terjadi. Bisa saja nanti ada pihak ke-3 yang akan melakukan konversinya,” tutupnya.

Leave a comment