Berawal Bingung ‘Mau Digimanakan’,Dosen Spontan Traktir Mahasiswanya,Bawa Bakul Siomay di Kelas

- Kisah dosen mentraktir mahasiswanya di kelas viral di media sosial belakangan ini. Tak tanggung-tanggung, sang dosen sampai memborong bakul siomay dan dibawa ke ke kelas. Usut punya usut, traktiran ini berawal dari kebingungan dosen melihat sikap mahasiswanya. Dia pun spontan memiliki ide untuk mentraktir. Lantas, seperti apa kisah selengkapnya? Baca juga: Nasib Wanita Hoki usai Pergoki Pacar Selingkuh, Sotnak Dapat Hadiah 83...

Berawal Bingung ‘Mau Digimanakan’,Dosen Spontan Traktir Mahasiswanya,Bawa Bakul Siomay di Kelas

TRIBUNMADURA.COM - Kisah dosen mentraktir mahasiswanya di kelas viral di media sosial belakangan ini.

Tak tanggung-tanggung, sang dosen sampai memborong bakul siomay dan dibawa ke ke kelas.

Usut punya usut, traktiran ini berawal dari kebingungan dosen melihat sikap mahasiswanya.

Dia pun spontan memiliki ide untuk mentraktir.

Lantas, seperti apa kisah selengkapnya?

Baca juga: Nasib Wanita Hoki usai Pergoki Pacar Selingkuh, Sotnak Dapat Hadiah 83 Juta dari Negara: Penggelapan

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunMadura.com

Seorang dosen di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mempunyai cara tersendiri untuk membuat mahasiswanya semangat mengikuti perkuliahan.

Dosen ini mentraktir mahasiswanya makan siomay sepuasnya dengan mendatangkan langsung penjualnya ke dalam kelas.

Peristiwa ini diabadikan melalui video dan viral di media sosial Instragram. Video tersebut diunggah di akun @undercover.id.

Di dalam video itu terlihat seorang penjual siomay masuk ke dalam kelas dengan membawa panci berisi dagangannya.

Seorang mahasiswi tampak membantu penjual tersebut dengan membawakan kecap dan toples berisi bumbu kacang.

Kemudian panci berisi siomay beserta kecap dan bumbu kacang diletakan di atas meja depan kelas.

Serentak para mahasiswa kemudian mengerubungi meja tersebut.

Penjual siomay itu pun langsung melayani satu persatu mahasiswa.

Tampak pula seorang dosen duduk dan di atas mejanya terdapat satu laptop.

Baca juga: SOSOK 3 Dosen di Film Dirty Vote, Sebut Pemilu 2024 Sedang Tak Baik-baik, ‘Biar Banyak Orang Paham’

Dosen ini pun terlihat menunjukan piring berisi siomay.

Dosen tersebut bernama Herka Maya Jatmiko yang merupakan dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Saat dikonfirmasi Herka Maya, Jatmika mengatakan mentraktir mahasiswa makan siomay pada Rabu (21/02/2024) kemarin.

"Ya itu pure (murni) aja, instan aja sebetulnya," ujar Herka Maya Jatmika saat dihubungi, Kamis (22/02/2024).

Herka menyampaikan mendapatkan jadwal mengajar di kelas.

Saat mengajar itu para mahasiswa yang ada di kelas terlihat lesu.

"Keliatannya mereka laper tidak bersemangat lesu, saya tanya ada yang belum paham dengan yang saya sampaikan mata kuliahnya? atau materinya ada yang nggak paham? Ternyata diem aja, aduh terus ini mau digimanakan," ucapnya.

Melihat para mahasisiwa di kelas yang tidak bersemangat mungkin karena lapar, Herka kemudian mempunyai ide untuk mentraktir makan.

Hal itu agar para mahasiswanya kembali bersemangat mengikuti perkuliahan. Herka kemudian meminta tolong kepada mahasiswa untuk mencari penjual siomay yang ada di dekat kampus.

"Sana turun cari bakul (penjual) siomay deket-deket sini aja suruh naik sak bakul e (sama penjualnya). Akhirnya ya mereka cari beberapa bakul siomay di sekitar GOR (GOR UNY) mungkin. Terus dapat bawa naik ke atas satu panci gede itu," urainya.

Menurut Herka, setelah siomay datang dan mengetahui jika ditraktir makan, wajah para mahasiswa berbinar-binar.

Para mahasiswa langsung antre untuk mengambil siomay tersebut.

"Ya mereka lihat itu langsung ambyar, dalam artian wajahnya juga berbinar-binar seneng banget kan apalagi makan gratis," ungkapnya.

Herka mengungkapkan para mahasiswa diperbolehkan mengambil sesukanya. Bahkan mereka diperbolehkan membawa pulang.

Baca juga: Viral Kisah WNI Jadi Juru Ketik di Drama Korea, ‘Sekelebat tapi Kelihatan’, Dibayar 600 Ribu per Jam

Namun, yang terpenting setelah makan para mahasiswa harus semangat dan fokus dalam mengikuti perkuliahan.

"Akhirnya ya sudah, mereka ngambil sendiri-sendiri itu, pokoknya sak waregmu (sampai kenyang), yang penting nanti di kelas (semangat kuliah). Mereka boleh bawa pulang silakan ngga papa. Akhirnya ya habis kok itu satu panci gede," tuturnya.

Herka pun turut makan siomay bersama dengan para mahasiswanya. Sebab saat itu kebetulan mendekati makan siang.

"Saya juga makan, kebetulan laper juga, pas makan siang," imbuhnya.

Menurut Herka, setiap dosen pasti memiliki cara mengajar tersendiri agar mahasiswa tidak bosan mengikuti perkuliahan.

Terlebih saat mengajar di kelas pada jam-jam krusial seperti siang hari, kondisi para mahasiswa lapar dan ngantuk.

"Jadi kalau kita tidak menarik ya itu akan susah untuk mereka cerna, mereka paham juga susah apalagi kemarin saya ngajar itu berkaitan dengan keguruan cara mengajar di sekolah, kalau nanti itu nggak bisa kan ya fatal," bebernya.

Beberapa hal pernah dilakukan Herka agar mahasiswanya bersemangat mengikuti perkuliahaan di kelas.

Salah satunya, Herka mempraktikan membuat kopi ala barista.

"Iya ada gitu atau mungkin saya nanti demonstrasi apa. Kemarin ada kelas yang saya di situ gawe (membuat) kopi, saya sediakan semua kopinya plus airnya. Ya apapun lah agar mereka tertarik untuk masuk kelas saya, bersemangat (mengikuti kuliah)," pungkasnya.

Kisah lainnya adalah kisah dosen perguruan tinggi swasta (PTS) yang memilih resign.

Meski kerap disebut punya pekerjaan mentereng, dosen ini memilih resign dan mencari pekerjaan baru.

Dia lantas mendapatkan pekerjaan sebagai petugas kebersihan.

Dia juga tak menyesal telah beralih pekerjaan.

Pasalnya, pekerjaan barunya kini lebih tinggi lima kali lipat dari sebelumnya.

Kesaksian seorang mantan dosen di sebuah PTS (Perguruan Tinggi Swasta) yang banting setir jadi pertugas kebersihan viral.

Mantan dosen itu membandingkan gaji yang ia terima saat jadi dosen dan gajinya kini sebagai petugas kebersihan di Singapura.

Ia mengungkap fakta mengejutkan bahwa perbedaan gajinya bahkan lebih dari 5 kali lipat.

Kesaksian itu disampaikan seorang dosen di Malaysia berinisial S.

Kini sang dosen tak menyesali keputusannya.

Baca juga: Kaesang Jadi Ketua Umum PSI, Dosen Fisip Unair Singgung soal Prosedur Demokratik: Publik Melihat

Curhatannya pun viral.

Dosen itu berasal dari Malaysia.

Ia memilih banting setir jadi petugas kebersihan di Singapura.

Diakuinya, bekerja di Singapura membuat perubahan besar dalam hidupnya dibandingkan bekerja di Perguruan tinggi swasta (IPTS). 

“Benar kerja di Singapura bisa mengubah nasib. Saya sebelumnya mengajar di IPTS selama lima tahun. Gaji terakhir saya di IPTS berjumlah RM1,900".

“Selama lima tahun saya bekerja, setiap bulan pasti ada fase tidak punya uang."

"Terkadang tidak sampai pertengahan bulan. Gajinya tak naik tapi harga barang selalu naik, sehingga tidak bisa bertahan,” ujar si dosen, sebut saja S, melalui sharing di grup Facebook.

 Keadaan pun semakin sulit hingga akhirnya ia menyerah karena tekanan yang dihadapi.

“Saya sangat stres hingga tidak bisa bekerja, bahkan setelah gajian pun saya masih bingung untuk membayar rumah,” ujarnya.

Pria itu kemudian memutuskan untuk mencari pekerjaan di Singapura dan menerima tawaran bekerja sebagai petugas kebersihan.

Meski tak lagi menjadi dosen, ia bersyukur karena gaji pokok yang diterimanya jauh lebih besar dari penghasilan bulanan sebelumnya.

“Alhamdulillah saya dapat pekerjaan sebagai petugas kebersihan, gaji pokok$3,100 (RM10,815),” tambahnya.

Baca juga: Nasib Apes Presenter Televisi di Jember Jadi Korban Curanmor, Motor Raib saat Diparkir di Kos-kosan

Dia juga mengakui bahwa bekerja di singapura merupakan 'jalan pintas' baginya untuk menyelesaikan permasalahan keuangan yang dihadapi.

Kini ia sudah bisa bernapas lega hanya dengan gaji pertama yang diterimanya sebagai petugas kebersihan.

“Di mana tidak ada cara untuk membayar utang, terjebak dalam utang puluhan ribu dan inilah jalan pintasnya. Bahkan gaji pertama sudah bisa membayar segala macam. Kamu tidak akan menyesalinya".

“Kalau orang lain bilang kemacetan di Singapura itu buruk. Percayalah, jika kamu sudah bekerja, kamu bisa menghadapinya karena kamu merasa sepadan dengan apa yang kamu dapatkan,” ujarnya.

Pria tersebut juga berbagi tips bermanfaat bagi mereka yang masih mencari pekerjaan agar bisa terus bertahan hidup.

“Lamarlah pekerjaan, mintalah doa (izin) orang tuamu dan teruslah mencari pekerjaan sampai kamu mendapatkannya. Yang paling penting adalah percaya pada diri sendiri".

“Anda tidak perlu orang lain untuk percaya bahwa Anda bisa bekerja di Singapura. Ibarat mimpi dapat gaji besar, lalu menjadi kenyataan,” jelasnya.

Namun postingan tersebut telah dihapus dari grup Facebook, karena sharing itu mempengaruhi masyarakat untuk bekerja di Singapura, dan tidak bisa menemukan solusi untuk mengatasi masalah utang dan kebangkrutan.

----

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Berita Madura dan berita viral lainnya.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow