Anak Kurir Berjuang Hadapi Penyakit Langka dengan Tubuh Tak Sempurna

Perjuangan dimulai saat Lintang lahir dengan kondisi yang membuat dokter ragu akan fisiknya. Lintang lahir tanpa suara tangisan bayi sebagaimana seharusnya.

Anak Kurir Berjuang Hadapi Penyakit Langka dengan Tubuh Tak Sempurna

Setiap detik, dunia melahirkan kisah-kisah tak terduga. Kita tak bisa memilih orang tua, tetapi dalam perjalanan hidup, apapun yang terjadi adalah yang terbaik. Seperti takdir Lintang (7), seorang anak yang tak memiliki kendali atas nasibnya. Namun, Tuhan memberinya keluarga yang sangat menyayanginya.

Meskipun ia mengalami keterlambatan pertumbuhan, cinta dari Eni dan Bambang, orangtuanya, menjadikannya kuat. Pindah ke Jakarta dari Jambi, mereka rela meninggalkan segalanya demi kesembuhan Lintang. Bambang yang dulunya bekerja di bank, mengambil pekerjaan baru sebagai kurir dan ojol, sementara Eni menjadi guru honorer di PAUD. Semua perubahan itu, dilakukan dengan satu tujuan yakni kesembuhan Lintang.

Baca Juga : Anak Penjahit Berjuang Bersama Ibu Hadapi Thalasemia dan Cerebral Palsy

Perjuangan mereka dimulai saat Lintang lahir dengan kondisi yang membuat dokter ragu akan fisiknya. Lintang lahir tanpa suara tangisan bayi sebagaimana seharusnya. Bahkan dokter menyebutkan kemungkinan hidup Lintang bertahan hanya beberapa hari saja. Lintang harus dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta karena memerlukan perawatan khusus.

Meskipun jauh dari rumah dan dihadapkan pada tantangan medis yang berat, Eni dan Bambang tidak pernah menyerah.

Lintang harus mengandalkan alat khusus, Continuous Positive Airway Pressure (CPAP), untuk membantunya bernapas. Namun, di rumah sakit tempat Lintang lahir di Provinsi Jambi, tidak tersedia fasilitas NICU yang dibutuhkannya. Maka orang tuanya merujuk Lintang ke RSCM Jakarta, tempat ia bisa mendapatkan perawatan yang sesuai dengan kondisinya.

Lintang/ Foto: berbuatbaik

"Kalau kepikiran pindah Jakarta sama sekali tidak ada karena tujuan awal ke Jakarta itu karena anak dirujuk dari provinsi Jambi ke DKI di RSCM terus sampai di sini ada diagnosa yang baru ditemukan, dia kejang demam, awalnya kejang epilepsi, dan itu sudah lulus dengan 5 macam obat kejang waktu itu, dan kata Prof spesialis neurologi dia bisa berlangsung atau berulang sampai usia 13 tahun, makanya kita memutuskan supaya tinggal dekat dengan RSCM" jelas Eni kepada tim berbuatbaik.id.

Lintang didiagnosa mengalami Achondroplasia, suatu kondisi langka yang memengaruhi pertumbuhan tulangnya. Ini menambahkan lapisan baru tantangan dalam perjalanan kesembuhan Lintang. Namun, keluarga ini terus berpegang pada harapan bahwa Lintang akan melewati segala tahap terapi tanpa hambatan.

Lintang mengalami pertumbuhan fisik yang lebih lambat. Menurut keterangan dokter, Lintang berpotensi mengalami kejang dan bahkan ancaman henti napas sampai usia 13 tahun nanti. Kondisi Lintang ini masuk dalam ribuan diagnosa penyakit langka yang ada di dunia. Achondroplasia hanya terjadi pada satu di antara lima belas ribu orang di seluruh dunia. Inilah yang menjadi alasan utama keluarga Bambang dan Eni pindah tempat tinggal.

Baca Juga : Hadapi Penyakit Tulang Kaca, Anak Guru Honorer Punya Mimpi Jadi Dokter

Kendala demi kendala menghampiri keluarga ini. Bambang, yang berprofesi sebagai kurir, sering kali menghadapi tantangan keuangan. Terkadang, iuran asuransi BPJS Lintang tidak terbayar karena keterbatasan finansial hingga menyebabkan beberapa terapi harus tertunda. Namun, mereka tetap tegar dan berusaha mencari jalan keluar.

Dengan segala kesulitan yang dihadapi, Bambang dan Eni masih merasa beruntung, karena masih memiliki penghasilan untuk membelikan susu khusus bagi Lintang. Namun, tak jarang Bambang dan Eni harus berpuasa, agar penghasilan yang mereka dapatkan bisa mencukupi kebutuhan lainnya.

"Kamu tahu nak, banyak keajaiban yang engkau dapatkan. Seharusnya operasi jantung dan hernia, tetapi tidak jadi. Ada 5 macam obat kejang yang kamu konsumsi karena epilepsi, dan itu pun mampu kamu selesaikan. Satu persatu mampu kamu hadapi dengan semangat. Begitu banyak diagnosa yang kamu miliki, dan ibu belajar arti berjuang serta bertahan darimu nak. guruku sayangku cintaku selalu bertahan tetap tegar" ujar Eni dengan berkaca-kaca.

Lintang/ Foto: berbuatbaik

Kini, bagi Eni dan Bambang, tidak ada kata mundur dan putus asa. Mereka terus berjuang karena ada kebahagiaan Lintang yang harus terus diupayakan bersama. Harapan mereka sederhana, mereka ingin Lintang bisa menjalani segala tahap terapi tanpa hambatan dan kekurangan.

Sahabat baik, kini mereka membutuhkan bantuan kita. Mari bergandengan tangan untuk mendukung perjuangan Lintang dan keluarganya. Setiap sumbangan kamu akan membantu memastikan Lintang mendapatkan perawatan yang ia butuhkan. Mari bersama kita wujudkan harapan dan kesembuhan bagi Lintang. Donasi di berbuatbaik.id, 100% tersalurkan.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow