Aksi Sekelompok Warga Israel Nekat Dekati Gaza Ingin Kirim Makanan Sambut Ramadhan...

Nyatanya, ada juga warga Israel yang mempedulikan nasib warga Gaza. Mereka nekat mendekati Gaza untuk mengirim makanan, tapi dihalau oleh polisi.

Aksi Sekelompok Warga Israel Nekat Dekati Gaza Ingin Kirim Makanan Sambut Ramadhan...

TEL AVIV, KOMPAS.com - Puluhan warga Israel berkendara menuju perbatasan wilayah Gaza pada Kamis (7/3/2024), untuk menunjukkan dukungan bagi warga Palestina di sana.

Mereka membawa bantuan makanan dan mengenakan kaus bertuliskan "Jangan Biarkan Gaza Kelaparan!".

Konvoi yang terdiri dari 30 kendaraan itu sempat mencapai jarak 3 km dari perlintasan perbatasan Kerem Shalom. Namun, polisi kemudian meminta mereka putar balik.

Baca juga: Pentingnya Solidaritas Negara-negara Selatan Akhiri Konflik Palestina-Israel

Aksi tersebut diketahui dirancang oleh gerakan akar rumput di Israel bernama Stand Together.

Penyelenggara mengaku sebenarnya sudah menduga akan direspons seperti apa oleh petugas. Tetapi, mereka nekat tetap melakukan konvoi sebagai tindakan simbolis peduli terhadap penderitaan warga Palestina.

Anggota kolektif Stand Together, Nadav Shofet, menjelaskan tujuan aksi adalah untuk menunjukkan bahwa ada juga orang-orang di Israel yang merasa apa yang terjadi di Gaza tidak dapat diterima.

Selain mengenakan kaus ungu bertuliskan "Jangan biarkan Gaza kelaparan!", sekelompok warga israel itu juga mengikatkan pita kuning di kaca spion mobil mereka.

Itu menjadi simbol kampanye untuk membawa kembali para sandera yang disandera oleh Hamas dalam serangan 7 Oktober.

Para militan menyandera sekitar 250 orang pada hari itu, dan Israel meyakini bahwa 99 orang di antaranya masih hidup di Gaza dan 31 orang telah meninggal.

"Perjuangan kami melawan Hamas dibenarkan," kata seorang terapis wicara berusia 39 tahun, Orly Shay Keslassy, yang ikut serta dalam demonstrasi hari Kamis.

"Namun kita tidak bisa mengabaikan bahwa ada jutaan orang yang tidak bersalah di Gaza. Saya tidak bisa hidup sebagai warga Israel dengan mengetahui bahwa pemerintah saya dan beberapa orang di Israel tidak ingin orang-orang di Gaza mendapatkan makanan yang cukup," tambahnya.

Baca juga: Pakar PBB Sebut Israel Hancurkan Gaza lewat Taktik Kelaparan

Warga Israel hadapi kebingunan

Terlepas dari sikap solidaritas mereka terhadap para sandera, para demonstran mengundang kemarahan Ilan Enia, seorang sopir truk Israel yang menyaksikan mereka pergi menuju Kerem Shalom.

"Memalukan, memalukan, mengirim truk ke Gaza sementara tentara kita dibunuh," katanya, menggunakan kata-kata kotor untuk mengekspresikan apa yang dia pikir bisa dilakukan para demonstran terhadap diri mereka sendiri. 

Pada Kamis pagi, para demonstran berkumpul di sebuah stasiun kereta api di Tel Aviv untuk mempersiapkan konvoi, mengemas popok, susu formula, gula, tepung, makanan siap saji, dan kurma untuk menyambut bulan puasa Ramadhan.  

Di antara kendaraan-kendaraan tersebut terdapat sebuah truk seberat tujuh ton yang penuh dengan persediaan. 

Konvoi mengambil jalan yang melewati dekat kibbutz Kfar Aza dan kibbutz Beeri, di mana hampir 200 warga sipil terbunuh dalam serangan 7 Oktober lalu. 

Kemudian konvoi melewati Reim, di mana pasukan komando Hamas membunuh 364 orang di sebuah festival musik.

Baca juga: Pakar PBB Sebut Israel Hancurkan Gaza lewat Taktik Kelaparan

Roy Hoschem, salah satu anggota konvoi, membela aksi yang mereka lakukan.

"Saya tidak berpikir bahwa orang-orang itu kejam, saya pikir mereka sudah sangat menderita. Mereka tidak memiliki ruang untuk berempati kepada orang lain," katanya, sebagaimana dikutip dari AFP.

Tampak terguncang, Keslassy, sang terapis wicara, mencoba menjelaskan "kebingungan besar" yang menurutnya mendominasi masyarakat Israel.

"Kita berada dalam skenario rasa sakit melawan rasa sakit. Hamas membunuh orang-orang tak berdosa, tapi itu bukan alasan untuk melakukan hal yang sama. Saya ingin negara saya demokratis dan bermoral," ujar ibu dua anak ini. 

Setelah polisi memerintahkan mereka untuk berbalik, para demonstran dengan cepat mematuhinya. 

Namun salah satu organisator, Roula Dawod, bersumpah dengan berlinang air mata bahwa mereka akan "mencoba lagi".

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow