Korsel Darurat Militer, Agensi SM Entertainment hingga Hybe Mulai Larang Artisnya Tampil di Publik
SEOUL, KOMPAS.TV – Menyusul penerapan Darurat Militer di Korea Selatan, para bintang K-pop di seluruh negeri disarankan untuk tidak menghadiri acara dan tidak tampil di depan publik.
Seperti dilansir News18, artis K-pop dari perusahaan hiburan besar termasuk Hybe dan SM Entertainment sudah menerima seruan dan memastikan mereka (para artisnya) tidak menghadiri acara mulai hari ini, 4 Desember 2024.
Selain itu, festival dan acara lainnya juga dibatalkan secara nasional.
Baca Juga: Link dan Cara Cek Spotify Wrapped 2024 Indonesia, Kapan Dirilis?
Hybe memiliki beberapa klien populer termasuk BTS, Seventeen, Enhypen, dan Tomorrow X Together. Di sisi lain, SM Entertainment mengelola artis seperti Aespa, Red Velvet, dan penyanyi Taeyeon.
Sementara itu, laporan lain oleh 10Asia mengeklaim bahwa pengumuman darurat tersebut telah membuat industri hiburan berada dalam ‘kewaspadaan tinggi’, menyebut agensi-agensi memberi tahu artis mereka untuk tidak menghadiri acara apa pun terhitung mulai 4 Desember.
Tentu tak ada yang berani melawan seruan pemerintah, karena takut akan konsekuensinya.
“Menyelenggarakan acara di bawah darurat militer dapat mengakibatkan konsekuensi yang tidak terduga,” kata seorang sumber kepada publikasi tersebut.
Korea Selatan Berlakukan Darurat Militer
Seperti diberitakan Kompas.tv sebelumnya, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol telah mengumumkan darurat militer dalam pidatonya yang disiarkan televisi larut malam tanpa pemberitahuan sebelumnya, Selasa (3/12/2024).
Yoon mengeklaim bahwa ia akan memberantas kekuatan anti-negara pro-Korea Utara yang tidak tahu malu.
“Melalui darurat militer ini, saya akan membangun kembali dan melindungi Republik Korea yang merdeka, yang sedang terpuruk dalam kehancuran nasional. Saya akan melenyapkan kekuatan anti-negara secepat mungkin dan menormalkan negara,” katanya.
Baca Juga: Dunia Hiburan Korsel “Mati Suri” Usai Darurat Militer, Semua Event Dibatalkan
Status darurat militer ini diumumkan Korsel karena ketegangan dengan tetangganya, Korea Utara (Korut) terus meningkat. Korsel terakhir kali mengumumkan darurat militer pada 1987.