Viral, Video Awan Kinton Jatuh di Kalimantan Tengah, Ini Kata BMKG
KOMPAS.com – Media sosial Instagram diramaikan dengan video bernarasi benda yang disebut mirip awan kinton jatuh di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng).
Untuk diketahui, awan kinton adalah awan terbang yang muncul dalam animasi Jepang, Dragon Ball.
Dalam video yang diunggah akun @und****, gumpalan putih mirip awan tersebut nampak melayang-layang di udara.
Tampak pula beberapa orang berseragam “Adaro Energy” melihat benda tersebut terbang dari jarak dekat.
Tidak berselang lama, benda yang disebut awan kinton itu jatuh dan menyentuh tanah dengan kondisi masih utuh.
Lantas, benarkah ada awan kinton yang muncul di Kalteng?
Baca juga: Mikroplastik Ubah Struktur Awan yang Bisa Perburuk Perubahan Iklim
Penjelasan BMKG soal “awan kinton” jatuh di Kalteng
Terkait video viral di Murung Raya, Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Ida Pramuwardani mengatakan, awan tidak pernah jatuh ke permukaan tanah sebagai gumpalan padat.
Ia menjelaskan, awan adalah kumpulan partikel air atau kristal es yang berada di atmosfer dan terbentuk ketika uap air di udara mengembun atau mengkristal.
Proses tersebut terjadi ketika uap air yang ada di udara dingin cukup untuk membentuk tetesan air atau kristal es yang sangat kecil lalu kemudian berkumpul menjadi awan.
Meskipun awan tampak seperti objek padat yang mengambang, awan sebenarnya terdiri dari tetesan air atau kristal es kecil yang tersebar dalam jumlah besar.
“Awan tidak pernah jatuh ke Bumi sebagai gumpalan padat karena partikelnya sangat kecil dan ringan, tersebar dengan kerapatan rendah, dan arus udara. Gaya angkat atmosfer menjaga partikel tetap tersuspensi,” jelas Ida, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (16/11/2024).
Faktor lainnya adalah perubahan lingkungan seperti suhu dan kelembapan yang menyebabkan partikel-partikel tersebut menguap sebelum mencapai tanah.
“Yang kita lihat sebagai jatuhnya awan sebenarnya adalah presipitasi seperti hujan dan hujan es, yang merupakan hasil penggabungan (koalesensi) tetesan atau kristal es menjadi cukup besar untuk mengatasi arus udara dan jatuh ke permukaan Bumi,” kata Ida.
Baca juga: Sumatera-Jawa Disebut Minim Awan hingga Picu Suhu Panas, Ini Kata BMKG
Awan dapat terlihat turun karena beberapa faktor
Ida mengatakan, awan seolah-olah dapat terlihat turun ke permukaan Bumi karena kondisi atmosfer dan mekanisme fisik yang memengaruhi posisi awan di atmosfer.
Hal tersebut dipengaruhi oleh:
- Perubahan atmosfer seperti peningkatan kelembapan, pendinginan permukaan, atau inversi suhu
- Topografi yang membawa awan ke area lebih rendah
- Fenomena cuaca seperti tekanan rendah, kabut, atau arus udara dalam awan
- Efek visual yang membuat awan terlihat lebih dekat.
Ida mengatakan, peristiwa yang memperlihatkan awan seolah-olah turun adalah hasil dari interaksi dinamis antara kelembapan, suhu, tekanan, dan gerakan udara dalam atmosfer.
Terkait kemunculan benda yang disebut awan kinton di Kalteng, Ida menuturkan, pihaknya memerlukan data dan informasi lebih detail untuk bisa memastikannya.
Baca juga: Ramai soal Kemunculan Awan Berbentuk Lingkaran Hitam, Ini Kata Astronom Amatir
Adaro tegaskan bukan awan tapi busa
Terpisah, Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk Febriati Nadira menyatakan, benda berbentuk awan kinton yang jatuh di tambang milik Adaro di Muara Tuhup, Murung Raya, Kalteng tersebut adalah busa.
Busa tersebut jatuh di tanah diambil pada Jumat (15/11/2024) sekitar pukul 06.00-07.00 Wita.
“Iya benar kejadiannya. Tapi, itu busa,” ujar Nadira, saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (16/11/2024).
Baca juga: Awan Berbentuk Aneh Muncul di Pegunungan Selandia Baru, Sempat Dikira UFO