Studi Ungkap Pentingnya Minum Susu dan Sarapan untuk Cegah Stunting
Bisnis.com, JAKARTA — Sebuah studi terbaru South East Asian Nutrition Surveys II (SEANUTS II) telah dirilis yang menunjukkan temuan pentingnya sarapan pagi disertai minum susu pada anak-anak, termasuk untuk mencegah malnutrisi yang bisa berujung pada stunting.
Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K), Peneliti Utama SEANUTS II memaparkan bahwa penelitian tersebut melibatkan 3,456 anak berusia 0,5 tahun hingga 12 tahun dari 2019 – 2022.
Hasilnya menunjukkan bahwa asupan nutrisi, khususnya vitamin D dan Kalsium di Indonesia belum mencapai target dari angka yang direkomendasikan.
Baca Juga : Studi Ungkap Bahan Kimia PFAS dapat Sebabkan Masalah Usus hingga Gangguan Ginjal
Selain itu, anak Indonesia saat ini masih menghadapi ‘Tiga Beban Malnutrisi’, yaitu kekurangan gizi, kelebihan gizi, dan kekurangan mikronutrien.
Studi SEANUTS II juga menunjukkan bahwa stunting dan anemia masih terjadi di Asia Tenggara, terutama di kalangan anak-anak yang lebih muda. Namun sebaliknya, di antara anak-anak yang lebih tua, terdapat prevalensi yang lebih tinggi untuk kelebihan berat badan dan obesitas.
Baca Juga : : Studi: Akupunktur Ampuh Kurangi Nyeri Panggul
Di Indonesia, prevalensi stunting pada anak di bawah usia 5 tahun di wilayah Jawa-Sumatera mencapaì 28,3%. Artinya, 3 dari 10 anak berperawakan pendek.
Lebih lanjut prevalensi anemia adalah 17,9%. Sementara itu, 16% anak usia 7-12 tahun mengalami kelebihan berat badan/obesitas.
Baca Juga : : Studi Ungkap WFH Bisa Sebabkan Masalah Kesehatan Mental, Ini Penjelasannya
Selain itu, sebanyak 27% anak-anak mengalami kekurangan Vitamin D, dengan 46% di antaranya terjadi di kelompok usia yang lebih tua.
Berdasarkan studi SEANUTS Il, anak-anak di Indonesia juga ditemukan belum memenuhi rekomendasi kebutuhan rata-rata harian untuk Kalsium (78%) dan Vitamin D (92%), sehingga menimbulkan risiko yang serius bagi pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Untuk mencegah gangguan pada tumbuh kembang anak, temuan SEANUTS II menunjukkan bahwa sarapan dengan produk susu dapat berperan dalam meningkatkan asupan mikronutrien harian anak-anak termasuk sekaligus untuk intervensi gizi bagi anak di masa sekolah.
SEANUTS Il sendiri mendefinisikan sarapan sebagai makan pertama setelah tidur semalaman, yang dikonsumsi setelah bangun tidur dan sebelum pukul 12:00 siang. Sarapan termasuk semua makanan yang dikonsumsi, kecuali air putih, teh, dan kopi tanpa susu.
Sementara produk susu yang direkomendasikan saat sarapan meliputi produk susu hewani dalam bentuk cair dan bubuk, yoghurt, dan keju dengan ketentuan satu porsi per hari.
“Studi ini juga menyoroti pentingnya sarapan dan konsumsi susu pada saat sarapan yang dapat memenuhi asupan harian Vitamin D 4,4x dan Kalsium 2,6x lebih tinggi bagi anak-anak Indonesia,” jelas Prof. Rini dalam Media Briefing, Jumat (8/11/2024).
Adapun Prof. Rini menegaskan bahwa secara umum, anak-anak yang mengkonsumsi susu pada saat sarapan memiliki asupan mikronutrien esensial lebih tinggi, terutama untuk Kalsium dan Vitamin D.
Andrew F Saputro, Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia menambahkan bahwa anak-anak yang mengonsumsi produk susu saat sarapan memiliki asupan mikronutrien harian yang lebih tinggi secara signifikan untuk vitamin A, B12, dan D, serta Kalsium, dibandingkan anak-anak yang tidak mengkonsumsi susu saat sarapan.
“Hal ini kemudian mengukuhkan kebaikan susu untuk membantu mengurangi beban gizi yang dihadapi anak-anak Indonesia,” imbuhnya.
Hasil studi ini selanjutnya diharapkan dapat mempromosikan pentingnya diet seimbang dan gaya hidup aktif melalui kerja sama dengan pemerintah daerah, swasta, dan sekolah.
“Pemenuhan gizi pada anak-anak ke depan harus menjadi fokus pemerintah Indonesia karena merupakan salah satu aspek kunci bagi kemajuan bangsa, melalui pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat meningkatkan prestasi belajar dan produktivitas kerja. Pembangunan SDM ini akan memutus siklus kemiskinan dan kesenjangan antargenerasi,” tambah Andrew.