Informasi Terpercaya Masa Kini

Desa Wisata Labengki di Sulawesi Tenggara: Kaya Pesona Alam, Budaya, Kuliner, hingga Kerajinan

0 18

KOMPAS.com – Desa Wisata Labengki yang dihuni oleh lebih dari 489 jiwa, terletak di pesisir Sulawesi Tenggara. Desa wisata ini menawarkan perpaduan indah antara keindahan alam dan kekayaan budaya.

Desa ini tidak hanya menjadi tujuan favorit para pelancong karena panorama alamnya, tetapi juga karena adat istiadat serta tradisi budaya yang masih kental dipegang teguh oleh masyarakatnya.

Warisan budaya yang dijaga

Salah satu adat istiadat yang tetap lestari hingga kini adalah Kalosara, simbol hukum adat yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Suku Tolaki.

Baca juga: Likupang, Pecahan Surga di Ujung Sulawesi

Tradisi ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat setempat dan mencerminkan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh nenek moyang.

Selain Suku Tolaki, Desa Wisata Labengki juga menjadi rumah bagi Suku Bajo dan Suku Buton yang terkenal dengan keahlian mereka dalam beradaptasi dengan kehidupan pesisir.

Menariknya, Suku Bajo dikenal secara luas sebagai manusia laut karena kemampuan mereka menyelam tanpa alat bantu pernapasan.

Kemampuan menyelam yang luar biasa ini menjadikan mereka unik di antara suku-suku lainnya dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin menyaksikan keahlian mereka secara langsung.

Banyak wisata andalan

Desa Wisata Labengki menawarkan setidaknya 10 destinasi wisata yang menjadi favorit para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Beberapa spot yang paling populer di antaranya adalah:

  • Goa Tobelo
  • Laguna
  • Blue Lagoon
  • Kimaboe Hill
  • Teluk Cinta
  • Pantai Pasir Panjang
  • Pantai Pasir Merah
  • Kampung Bajo
  • Menara Mercusuar
  • Goa Kolam Renang

Keindahan bawah laut Desa Wisata Labengki juga tidak kalah memukau. Snorkeling dan diving menjadi kegiatan utama yang digemari oleh para pengunjung.

Kegiatan ini menarik perhatian Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno yang sempat menjajal snorkeling dan mengikuti kegiatan konservasi kerang raksasa Kimaboe di kedalaman sekitar delapan meter.

Baca juga: Gunung Latimojong di Sulawesi Selatan: Daya Tarik, Pendakian, dan Biaya

“Kami sudah hadir dan melihat keindahan budaya, alam, dan keunikan wisata bawah laut yang memiliki keunggulan berkelas dunia,” ujar Sandiaga dalam rilis yang Kompas.com terima, Sabtu (12/10/2024).

Kekayaan kuliner dan kriya

Selain keindahan alam dan kekayaan budaya, Desa Wisata Labengki juga dikenal dengan produk ekonomi kreatifnya.

Kuliner tradisional yang menjadi andalan, antara lain Soso’o, Sinole, Loar, Kripik Songgi, Abon Ikan, Gogola Boe Saloka, dan Molome. Kuliner-kuliner ini dibuat dengan bahan-bahan lokal yang mencerminkan kekayaan alam desa serta kearifan lokal masyarakat.

Sementara itu, produk kriya yang dihasilkan oleh masyarakat Desa Labengku juga tidak kalah menarik.

Mereka memanfaatkan bahan-bahan ramah lingkungan yang tersedia di sekitar, seperti kerang-kerangan yang diolah menjadi berbagai produk, mulai dari tempat tisu, gantungan kunci, lampion, hiasan dinding, hingga aksesori perempuan.

Baca juga: Air Panas Wawolesea di Sulawesi Tenggara: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Produk kriya ini tidak hanya menjadi suvenir bagi para wisatawan, tetapi juga menjadi sumber pendapatan penting bagi masyarakat setempat.

Leave a comment