Informasi Terpercaya Masa Kini

Prajurit TNI UNIFIL Diserang Israel, Ini Respon RI hingga Amerika Serikat

0 12

TEMPO.CO, Jakarta – Dua prajurit TNI yang bertugas di United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) terkena tembakan tentara Israel atau IDF di Lebanon selatan pada Kamis, 10 Oktober 2024. Menurut Kepala Pusat Penerangan atau Kapuspen TNI Mayor Jenderal Hariyanto, peristiwa itu terjadi di Tower Pengamatan Naquora, ketika IDF terlibat kontak tembak dengan Hizbullah.

Naquora merupakan salah satu titik pos yang dijaga oleh TNI. Di pos itu, ada personil pengamat situasi dari militer Indonesia yang bertugas di Lebanon. Dalam kontak tembak antara IDF dan Hizbullah itu, dia menyebut dua prajurit TNI terkena tembakan salah sasaran dari militer Israel. Peluru itu, katanya, mengenai tower pengamatan yang dihuni oleh prajurit TNI.

Dalam sebuah pernyataan, UNIFIL mengatakan bahwa setiap serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional. Organisasi penjaga perdamaian, yang terdiri dari sekitar 10.000 pasukan penjaga perdamaian dari 50 negara dan didirikan pada tahun 1978. Pasukan Israel sengaja menembaki posisinya di sepanjang perbatasan.

Juru bicara UNIFIL Andrea Tenenti mengatakan bahwa serangan itu merupakan perkembangan yang sangat serius. Tenenti menjelaskan bahwa Israel sebelumnya telah meminta pasukan penjaga perdamaian untuk pindah dari “posisi tertentu” di dekat perbatasan. “Tetapi kami memutuskan untuk tetap tinggal karena penting bagi bendera PBB untuk berkibar di selatan Lebanon,” ujar Tenenti.

“Jika situasi menjadi tidak memungkinkan bagi misi untuk beroperasi di Lebanon selatan, Dewan Keamanan akan memutuskan bagaimana cara melanjutkannya,” katanya. “Saat ini, kami bertahan, kami berusaha melakukan apa pun yang kami bisa untuk memantau dan memberikan bantuan,” ujarnya.

Berikut adalah respon sejumlah negara atas serangan tentara Israel ke UNIFIL:

Indonesia

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi pada Kamis 10 Oktober 2024 mengecam keras serangan tentara Israel (IDF) di Lebanon Selatan yang melukai 2 personil pasukan perdamaian PBB asal Indonesia. Dalam rilis yang diterima Tempo pada Kamis malam, Retno mengatakan kedua prajurit TNI yg tergabung dalam UNIFIL tersebut mengalami luka ringan ketika menjalankan tugas pemantauan di menara pemantau di markas kontingen Indonesia di Naqoura.

“Kedua personil tsb segera memperoleh perawatan di rumah sakit terdekat dan saat ini dalam kondisi baik. Luka yang dialami kedua personel tersebut berasal dari luncuran peluru berasal dari tank Merkava IDF,” kata Retno di sela-sela KTT ASEAN yang sedang berlangsung di Laos.

Retno mengatakan sudah berkomunikasi langsung dg komandan kontingen Garuda FHQSU (Force Headquarter Support Unit). “Indonesia mendesak dilakukannya penyelidikan atas serangan tersebut dan pelakunya dimintai pertanggungjawaban,” ujar Retno.

Retno mengingatkan kepada IDF mengenai pentingnya penghormatan terhadap pasukan dan properti UNIFIL dan memastikan keselamatan dan keamanan personil UNIFIL. “Indonesia tegaskan serangan apapun terhadap peacekeepers adalah pelanggaran berat hukum humaniter internasional dan resolusi DK PBB 1701 sebagai dasar mandat UNIFIL,” Retno menegaskan.

Ia juga meminta semua pihak utk menjamin dihormatinya inviolability (tidak dapat dilanggarnya) wilayah PBB dalam segala waktu dan keadaan.

Perancis

Kementerian Eropa dan Luar Negeri mengutuk serangan itu dan mengatakan pihaknya sedang menunggu penjelasan dari Israel mengapa serangan itu terjadi.

“Prancis menyampaikan kekhawatiran mendalam menyusul tembakan Israel yang mengenai Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) dan mengutuk segala serangan terhadap keamanan UNIFIL,” kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.

“Perlindungan pasukan penjaga perdamaian merupakan kewajiban yang berlaku bagi semua pihak yang berkonflik,” pernyataan tersebut menambahkan.

Spanyol

Kementerian Luar Negeri Spanyol menyebut serangan itu sebagai pelanggaran berat hukum internasional. “Pemerintah Spanyol mengutuk keras tembakan Israel yang menghantam markas UNIFIL di Naqoura,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa keamanan pasukan penjaga perdamaian terjamin.

Irlandia

Perdana Menteri Simon Harris mengutuk serangan tersebut. “Setiap penembakan di sekitar pasukan atau fasilitas UNIFIL adalah tindakan yang gegabah dan harus dihentikan,” katanya.

Irlandia memiliki sekitar 370 tentara dalam misi penjaga perdamaian.

Uni Eropa

Kepala kebijakan luar negeri Josep Borrell mengatakan serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian, yang posisinya sudah diketahui, adalah tindakan yang tidak dapat diterima dan tidak dapat dibenarkan. “Dua anggota Blue Helmets telah terluka dan ini tidak dapat diterima. Setiap serangan yang disengaja terhadap pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran berat terhadap Hukum Humaniter Internasional dan Resolusi 1701 DK PBB: Israel memiliki kewajiban untuk menghormati keduanya. Akuntabilitas penuh diperlukan,” tulis Borrell di X.

Ia menegaskan kembali “dukungan penuh” Uni Eropa terhadap UNIFIL.

Israel

Militer Israel mengatakan pasukannya melepaskan tembakan di dekat UNIFIL setelah menginstruksikan pasukan PBB di daerah tersebut untuk tetap berada di tempat yang dilindungi. Dikatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pejuang Hizbullah beroperasi dari dalam dan dekat wilayah sipil di Lebanon selatan, termasuk wilayah dekat pos UNIFIL.

“IDF beroperasi di Lebanon selatan dan menjaga komunikasi rutin dengan UNIFIL,” kata militer Israel, menggunakan akronim untuk Pasukan Pertahanan Israel.

Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, mengatakan bahwa ia merekomendasikan agar pasukan penjaga perdamaian dipindahkan lima kilometer ke utara “selama situasi di sepanjang Garis Biru masih belum stabil akibat agresi Hizbullah”.

Amerika Serikat

Gedung Putih sangat prihatin dengan laporan Israel yang menembaki markas pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan, kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional. “Kami memahami bahwa Israel tengah melakukan operasi terarah di dekat Garis Biru untuk menghancurkan infrastruktur Hizbullah yang dapat digunakan untuk mengancam warga Israel,” kata juru bicara tersebut, mengacu pada garis demarkasi antara Israel dan Lebanon. “Sementara mereka melakukan operasi ini, sangat penting bahwa mereka tidak mengancam keselamatan dan keamanan pasukan penjaga perdamaian PBB.”

Italia

Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto menyebut serangan terhadap pangkalan UNIFIL “sama sekali tidak dapat diterima”. “Ini bukan kesalahan dan kecelakaan,” kata Crosetto dalam konferensi pers.

“Hal ini dapat dianggap sebagai kejahatan perang dan merupakan pelanggaran serius terhadap hukum militer internasional,” katanya.

Ia menambahkan bahwa ia telah memanggil duta besar Israel untuk meminta penjelasan mengenai serangan tersebut.

AL JAZEERA | TEMPO.CO

Pilihan editor:

Pesan Imam Besar Masjid Nabawi ke Mahasiswa UIN Jakarta: Cari Ilmu Harus Ikhlas

Leave a comment