Informasi Terpercaya Masa Kini

Hari-hari Terakhir, Penangkapan dan Eksekusi Mati Che Guevara…

0 3

KOMPAS.com – Perjalanan Ernesto Guevara, tokoh revolusi Kuba yang dikenal dengan nama Che Guevara, berakhir ketika ia ditangkap oleh militer Bolivia pada 8 Oktober 1967. Dia dieksekusi mati keesokan harinya.

Dilansir Britannica, sebelum memimpin gerilya di Bolivia, Guevara berjuang bersama Fidel Castro selama Revolusi Kuba (1956-1959).

Ia dan Castro berhasil menumbangkan rezim diktator Fulgencio Batista. Kuba pun bertransformasi menjadi negara sosialis, dengan Castro sebagai pemimpin.

Sementara itu, Guevara menjabat sebagai Menteri Industri Kuba selama tahun-tahun awal pemerintahan sosialis dibentuk.

Baca juga: Dukungan Che Guevara terhadap Pembebasan Palestina…

Guevara juga mewakili Kuba dalam berbagai pertemuan internasional dan dikenal karena sikapnya yang menentang keras imperialisme serta neokolonialisme.

Namun seiring berjalannya waktu, Guevara kecewa dengan arah Pemerintahan Kuba yang semakin bergantung kepada Uni Soviet.

Che Guevara pun mulai memusatkan perhatiannya untuk mendorong revolusi di tempat lain.

Setelah April 1965, Guevara merahasiakan kehidupannya dari publik. Pergerakan dan keberadaannya selama dua tahun berikutnya tidak diketahui.

Belakangan, Guevara diketahui melakukan perjalanan ke tempat yang sekarang menjadi Republik Demokratik Kongo dengan pejuang gerilya Kuba lainnya dalam upaya membantu pemerintahan Patrice Lumumba yang diterpa perang saudara.

Selama periode tersebut, Guevara mengundurkan diri dari jabatannya sebagai menteri di pemerintahan Kuba dan melepaskan kewarganegaraan Kuba.

Baca juga: Che Guevara, Lulusan Kedokteran yang Jadi Ikon Revolusioner Dunia

Setelah kegagalan di Kongo, ia melarikan diri ke Tanzania dan kemudian ke sebuah rumah persembunyian di sebuah desa dekat Praha, Ceko.

Pada musim gugur 1966, Guevara menyamar dan pergi ke Bolivia untuk membentuk dan memimpin sebuah kelompok gerilya di wilayah Santa Cruz.

Setelah beberapa keberhasilan pertempuran awal, Guevara dan kelompok gerilyawannya mendapati diri mereka terus-menerus dalam pelarian dari tentara Bolivia.

Pada 8 Oktober 1967, kelompok ini dipukul mundur oleh detasemen khusus tentara Bolivia yang dibantu oleh CIA. Guevara, yang terluka dalam serangan itu, ditangkap.

Dilansir Washington Post, Guevara ditawan dan dibawa ke sebuah rumah dengan satu kamar di kota La Higuera di Bolivia, sekitar empat mil jauhnya dari tempat ia ditangkap.

Menjelang saat terakhirnya, Guevara ditemui oleh Felix Rodriguez, seorang agen CIA keturunan Kuba-Amerika yang menyamar sebagai perwira militer Bolivia.

Baca juga: 8 Oktober 1967: Pemimpin Gerilyawan Kuba Che Guevara Ditangkap

Rodriguez mengatakan kepada Guevara bahwa Pemerintah Amerika Serikat ingin dia tetap hidup untuk diinterogasi, tetapi para pemimpin Bolivia memutuskan Guevara harus dieksekusi mati.

Para pemimpin Bolivia khawatir pengadilan publik hanya akan menarik simpati darinya.

“Saya menatap wajahnya langsung, dan saya memberitahukan semuanya kepadanya. Dia menatap langsung ke arah saya dan berkata: ‘Lebih baik begini. Saya seharusnya tidak pernah ditangkap hidup-hidup’,” kenang Rodriguez.

Kemudian Rodriguez pergi, dan memerintahkan Sersan Jaime Teran, prajurit yang ditugaskan menjadi eksekutor, untuk menembak Guevara di bawah leher.

Guevara pun mengucapkan kata-kata terakhirnya sebelum dieksekusi.

“Tembak, Anda hanya akan membunuh seorang pria,” kata Guevara.

Teran melepaskan tembakan yang mengenai lengan, kaki dan dada Guevara. Sang revolusioner itu pun meninggal dunia.

Leave a comment