AFC Tak Bakal Halangi Rencana Timnas Malaysia Lepas dari FAM, tapi…
SUPERBALL.ID – Belakangan ini muncul gagasan untuk membuat Timnas Malaysia bergerak secara terpisah dari Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM).
Rencana besar tersebut disampaikan oleh bos bek Timnas Indonesia Jordi Amat, Tunku Ismail Sultan Ibrahim.
Tunku Ismail membagikan bagan organisasi baru Timnas Malaysia yang tidak lagi dikelola FAM seperti saat ini.
Pemilik Johor Darul Ta’zim (JDT) itu membeberkan dokumen bertajuk “Strategi Skuad Nasional” di Instagram.
Baca Juga: Kualifikasi Piala Asia U-20 2025 – Kalah 3 Kali Beruntun di Uji Coba, Malaysia Pede Hadapi Lawan Lebih Kuat
Terkait hal ini, Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) buka suara melalui Sekretaris Jenderal Datuk Windsor Paul John.
Windsor mengatakan bahwa proyek semacam itu bukanlah hal baru karena pernah dilakukan oleh tim nasional di masa lalu.
Pendekatan serupa juga pernah dilakukan oleh Asosiasi Sepak Bola Thailand (FAT) sebelumnya.
Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa AFC tidak akan menghalangi Timnas Malaysia untuk bergerak secara independen.
“Kita lihat hal ini sudah dilakukan di Thailand hingga turnamen Piala AFF terakhir di mana tim nasional dikelola oleh perusahaan lain.”
“Bukan pemangku kepentingan dan bukan perwakilan asosiasi ketika diambil alih oleh seorang pengusaha perempuan.”
“Hal ini tidak salah karena di FAT ada kesepakatan antar pihak.”
“Sama halnya dengan FAM jika ada kesepakatan dengan pihak manapun,” kata Windsor, dikutip SuperBall.id dari Bharian.com.my.
“FAM sudah pernah melakukannya sebelumnya pada tahun 1997, saat itu kepengurusan skuad U-20 dikelola oleh badan lain.”
“Saat itu pelatih dipilih oleh badan tersebut, bukan badan besar FAM,” ucap Windsor menambahkan.
Baca Juga: Usai Mats Deijl, Satu Lagi Pemain Keturunan Grade A yang Dikabarkan Jadi Incaran Timnas Malaysia
Akan tetapi, Windsor menyebut hal itu bukan berarti manajemen tim nasional harus berpisah dengan FAM.
Windsor menjelaskan bahwa struktur baru untuk memisahkan kepengurusan tim nasional harus tetap berada di bawah yurisdiksi dan tanggung jawab FAM.
Dengan kata lain, Timnas Malaysia tidak sepenuhnya terpisah dari FAM meski sudah lepas dalam hal kepengurusan.
Ia juga menegaskan proyek tersebut perlu diteliti terlebih dahulu karena konsepnya belum dijelaskan dan hanya disajikan secara umum.
“Hanya saja istilah privatisasi kurang tepat karena jika diprivatisasi berarti kita memisahkannya dari asosiasi.”
“Semua proyek yang akan dijalankan harus berada di bawah kendali dan tanggung jawab FAM.”
“Sebab AFC dan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) hanya mengakui FAM sebagai badan induknya.”
“Makanya kami melihat ini sebagai proyek tapi perlu melihat informasinya lebih detail.”
“Termasuk siapa pengurusnya, siapa yang mengambil keputusan, dan bagaimana dananya nanti disalurkan.”
“Kami hanya memperhitungkan tanda tangan Sekjen FAM saja dan bukan orang lain.”
“Tapi kalau ada kepengurusan di bawah tanggung jawab FAM, kami tidak masalah,” kata Windsor.