Informasi Terpercaya Masa Kini

Ilmuwan Jepang Temukan Senyawa Antikanker di Makanan-makanan Umum

0 11

KOMPAS.com – Tim ilmuwan dari Jepang mengungkapkan bahwa senyawa antikanker dapat ditemukan di berbagai makanan yang umum dikonsumsi masyarakat.

Studi ini dipimpin oleh Akiko Kojima-Yuasa dari Universitas Metropolitan Osaka, Jepang dengan menggunakan sampel penelitian tikus.

Mereka memanfaatkan sel tumor asites Ehrlich (EAT), yang dikenal karena pertumbuhannya yang terbilang cepat.

Adapun temuan ini dipublikasikan di jurnal PLOS ONE yang terbit pada 18 Juli 2024 lalu.

Baca juga: 3 Gejala Kanker Serviks Stadium Awal yang Sebaiknya Jangan Disepelekan

Berasal dari asam nukleat

Dikutip dari SciTechDaily, seseorang akan mencerna asam nukleat yang ditemukan di makanan yang berasal dari organisme hidup.

Mengonsumsi asam nukleat yang ditemukan dalam makanan terbukti dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mencegah beberapa penyakit.

Efek fisiologis asam nukleat dalam makanan yang dilaporkan sejauh ini mencakup pemeliharaan respons imun, penekanan peradangan pada jaringan adiposa, peningkatan toleransi glukosa, dan perlindungan fungsi hati.

Nukleotida dan nukleosida yang dihasilkan dari pencernaan asam tersebut sebagian besar bertanggung jawab atas manfaat ini.

Senyawa dalam asam ini diketahui memiliki potensi untuk menghambat pertumbuhan sel kanker.

Baca juga: Tren Kanker Meningkat pada Generasi X dan Milenial, Apa Sebabnya?

Bisa menghentikan fase replikasi sel

Adapun tim peneliti pimpinan Kojima-Yuasa menggunakan asam nukleat yang berasal dari DNA salmon dan RNA ragi torula.

Dilansir dari laman Center for Science in the Public Interest, ragi rotula biasa digunakan dalam pembuatan kerupuk, makanan ringan, keju, pasta, saus, juga bumbu kuah kaldu.

Dari kedua asam nukleat itu, ditemukan bahwa senyawa kimia seperti guanosin dapat mencegah perkembangan sel kanker tertentu pada tikus laboratorium.

Pada sampel penelitian yang tidak diobati dengan guanosin, tidak menunjukkan pencegahan signifikan dalam perkembangan sel kanker tersebut.

Senyawa-senyawa tersebut terbukti bisa menghentikan sel-sel untuk memulai fase replikasi.

“Penelitian kami memberikan perspektif baru tentang fungsi fisiologis asam nukleat yang berasal dari makanan,” ucap Kojima-Yuasa menjelaskan.

“Kami berharap bahwa ini akan menjadi langkah penting menuju pencegahan kanker,” sambungnya.

Baca juga: Benarkah Makan Kol Goreng Bisa Picu Kanker? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Leave a comment