Mengenal Prosesi Tea Pai dalam Tradisi Pernikahan Tionghoa
Dalam rangkaian acara pernikahan etnis Tionghoa, terdapat beberapa prosesi penting yang tidak boleh dilewatkan oleh mempelai pengantin, salah satunya adalah tea pai. Tea pai merupakan upacara minum teh yang digelar setelah pengantin resmi menjadi sepasang suami istri, dan tepat sebelum resepsi pernikahan digelar.
Prosesi tea pai sendiri disebut sebagai sebuah ritual penghormatan bagi anggota keluarga yang lebih tua dengan cara menyuguhkan teh dari anggota keluarga yang baru saja menikah.
Jika dilihat dari kata-nya, tea pai merupakan kata gabungan dari bahasa Inggris dan juga Mandarin, Bela. Tea yang berarti teh, sedangkan pai yang berarti ungkapan terima kasih.
Nah, supaya kamu lebih memahami prosesi tea pai yang sarat nilai tradisi ini, simak informasinya berikut ini yuk, Bela!
1. Tea pai dilakukan setelah janji suci pernikahan diikrarkan
Ritual tea pai dilaksanakan setelah kedua mempelai pengantin telah sah menjadi pasangan suami istri. Umumnya, tea pai akan dilaksanakan pada pagi hari. Akan tetapi, ada juga yang memilih untuk menggelar upacara minum teh ini di malam hari ataupun setelah resepsi pernikahan dilaksanakan.
Tak hanya menandakan penghormatan kepada anggota keluarga yang lebih tua saja, tea pai juga menyimbolkan adanya perubahan status kedua pasangan dari lajang ke menikah, serta permohonan izin untuk bergabung ke dalam keluarga.
2. Prosesi tea pai dimulai di keluarga mempelai perempuan
Tea pai biasanya akan dimulai di keluarga mempelai perempuan terlebih dahulu. Itu berarti, mempelai laki-laki akan mendatangi kediaman keluarga perempuan untuk menunjukkan penghormatannya dan meminta izin kepada para anggota keluarga yang lebih tua untuk menjadi bagian dari keluarga, sekaligus menjemput pasangannya untuk nantinya dibawa bertemu dengan pihak keluarga laki-laki. Barulah setelahnya tea pai dilakukan di kediaman mempelai laki-laki.
3. Penerima tea pai diawali dari kedua orang tua
Upacara minum teh ini dimulai dengan kedua mempelai yang mempersilahkan anggota keluarga yang lebih tua untuk duduk sembari membungkukkan badan dan mengepalkan kedua tangan di depan dada sebanyak tiga kali sebagai bentuk penghormatan.
Sebenarnya, pengantin diharuskan untuk berlutut ketika memberikan penghormatan mereka. Akan tetapi, saat ini penghormatan boleh dilakukan cukup dengan membungkuk saja.
Anggota keluarga pertama yang menerima tea pai ialah kedua orang tua. Setelahnya, barulah kakek dan nenek, anggota keluarga dari pihak ayah dari yang paling tua hingga yang paling muda, anggota keluarga dari pihak ibu, dan terakhir kakak dari mempelai pengantin, apabila mereka memiliki kakak.
4. Penerima tea pai adalah anggota keluarga yang lebih tua dan telah menikah
Menurut tradisi Tionghoa, penerima tea pai haruslah para anggota keluarga yang berusia lebih tua dari mempelai pengantin dan telah menikah. Itu berarti, apabila ada anggota keluarga yang belum menikah, sekalipun itu kakak dari mempelai pengantin, maka tidak diperbolehkan untuk menjadi penerima tea pai, Bela.
Kendati demikian, jika orang tua dari mempelai pengantin telah meninggal dunia, sang kakak yang belum menikah disebut boleh mewakilkannya.
5. Teh disuguhkan tepat setelah sesi penghormatan dilakukan
Setelah kedua mempelai pengantin memberikan penghormatannya kepada seluruh anggota keluarga, barulah keduanya akan menyuguhkan secangkir teh yang dibantu oleh para pengiring pengantin.
Jenis teh yang digunakan biasanya merupakan teh hitam. Namun, teh tradisional Tiongkok yang acap kali dipilih ialah Oolong Ti Kuan Yin yang berasal dari nama Dewi welas asih, Dewi Kwan Im, teh Jin Jun Mei, ataupun Pu Erh. Teh hitam kemudian diseduh bersama dengan buah longan, biji teratai, kurma merah, dan gula.
Nah, ada satu hal penting yang perlu diperhatikan saat prosesi menyuguhkan teh, yakni mempelai laki-laki akan menghidangkan teh kepada anggota keluarga mempelai perempuan. Begitu juga sebaliknya, mempelai perempuan akan menyuguhkan teh kepada anggota keluarga mempelai laki-laki.
Saat menyuguhkan teh, kedua mempelai akan berlutut ataupun membungkuk sembari berucap, “Tolong terima dan minumlah teh ini.”
6. Para sesepuh selanjutnya memberikan ang pao kepada kedua mempelai
Setelah pengantin selesai menyuguhkan teh, barulah para tetua memberikan ang pao sebagai hadiah untuk kedua mempelai. Ang pao ini tidak hanya berupa uang, Bela, tetapi bisa sangat bermacam ragam, yang penting benda-benda berharga yang menyimbolkan kesejahteraan dan kemakmuran.
Semisal perhiasan, mulai dari emas hingga berlian, kebutuhan rumah tangga, hingga arak dengan harga yang mahal.
7. Mempelai kembali memberi penghormatan setelah rangkaian upacara minum teh selesai
Di penghujung acara, mempelai pengantin akan memberikan penghormatan mereka kembali kepada anggota keluarga. Masih sama dengan sebelumnya, keduanya akan membungkuk sembari mengepalkan tangan di depan dada sebanyak tiga kali.
Nah, jadi itu tadi ringkasan mengenai prosesi tea pai atau upacara minum teh dalam rangkaian acara pernikahan Tionghoa sebagai bentuk penghormatan kepada para sesepuh. Bagaimana menurutmu, Bela?
Baca Juga: Mengenal Sangjit, Tradisi Pernikahan Tionghoa Mirip Lamaran
Baca Juga: Tingjing Adalah Tradisi Lamaran Etnis Tionghoa, Begini Prosesinya
Baca Juga: Isi Seserahan dalam Sangjit, Prosesi Lamaran dari Budaya Tionghoa