Informasi Terpercaya Masa Kini

Hizbullah Bunuh Perwira Tinggi Militer Israel Dalam Serangan Pesawat Nirawak,Iron Dome Tak Bekerja

0 7

Hizbullah Bunuh Perwira Tinggi Militer Israel Dalam Serangan Pesawat Nirawak, Iron Dome Tak Bekerja 

SERAMBINEWS.COM – Kelompok Perlawanan di Lebanon, Hizbullah terus melancarkan serangan setiap harinya ke wilayah Israel.

Terbaru, Hizbullah membunuh seorang perwira tinggi militer Israel dan melukai seorang lainnya dalam serangan pesawat nirawak pada Senin (19/8/2024) pagi.

“Seorang tentara Israel tewas dalam serangan pesawat tak berawak Hizbullah di Galilea Barat pagi ini,” IDF mengumumkan.

Perwira Tinggi Militer Israel yang terbunuh itu diketahui bernama Perwira Kepala Mahmood Amaria, usia 45 tahun.

Ia bertugas sebagai seorang pelacak di Brigade Regional “Baram” ke-300, dari Ibtin.

Menurut IDF, lima drone bermuatan bahan peledak diluncurkan dari Lebanon dalam serangan itu, dengan tiga di antaranya dicegat oleh sistem pertahanan udara Iron Dome.

Namun Iron Dome milik Israel itu tak mampu bekerja maksimal.

Baca juga: Misteri Terowongan Hizbullah, Arsenal Tersembunyi di Bawah Kaki Gunung, Lebih Hebat dari Hamas

Mengakibatkan dua dari drone Hizbullah mendarat dan meledak di Galilea Barat, satu di dekat Gesher HaZiv dan dekat Ya’ara.

Pesawat nirawal itu menyerang dekat Ya’ara menewaskan Amaria dan melukai beberapa prajurit lainnya, termasuk satu orang yang terluka parah.

Hizbullah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dan mengklaim telah menargetkan posisi militer.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kini dalam ancaman serius setelah pesawat nirawak milik Hizbullah mencapai rumahnya.

Laporan itu berasal dari Militer Israel yang menyebutkan bahwa pesawat nirawak Hizbullah telah digunakan untuk memotret kediaman Benjamin Netanyahu di Qaysaria, selatan Haifa.

Media lokal Israel, Israel Hayom melaporkan bahwa radar pada kapal rudal Israel yang ditempatkan di lepas pantai Qaysaria mendeteksi sebuah pesawat nirawak. 

Deteksi ini diketahui sebagai pesawat nirawak pengintai Hezbollah yang dimaksudkan untuk memantau suasana kediaman Netanyahu di tepi pantai. 

Namun, militer Israel menduga bahwa ini bisa jadi merupakan “alarm palsu”, dengan mencatat bahwa sistem radar terkadang mengeluarkan peringatan bahkan dalam kasus kawanan burung atau objek lain, yang sebelumnya dianggap akurat.

Media itu juga melaporkan bahwa jet tempur dikirim ke daerah tersebut setelah mendetekasi pesawat Nirawak itu, tetapi tidak dapat menemukan benda tersebut.

Israel kini tidak hanya merasa terisolasi tetapi juga mengalami rasa terkepung, khususnya di sektor penerbangan.

Israel berada dalam siaga tinggi menyusul ancaman dari Iran dan Hizbullah sebagai tanggapan atas pembunuhan komandan Hizbullah Fouad Shokor di Beirut dan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.

Kantor berita lokal, Haaretz mengatakan Israel pernah menjadi bagian integral dari komunitas global, dengan penerbangan yang tiba secara teratur dan orang-orang bergerak bebas. 

Namun, kenyataan ini telah berubah karena apa yang digambarkannya sebagai pengepungan dan kesulitan yang menyertainya.

Media itu mencatat bahwa penerbangan domestik di Israel hampir tidak mungkin dilakukan, dengan banyak pemukim sekarang tinggal di dekat pertahanan militer karena takut akan potensi serangan.

Perasaan terkepung meningkat minggu lalu, Haaretz melaporkan, saat maskapai penerbangan asing mulai menghindari Tel Aviv. 

Situasi memburuk saat Lufthansa, maskapai penerbangan terbesar kedua di Eropa dalam hal jumlah penumpang dan pesawat, berhenti mendarat di Tel Avib, menandakan runtuhnya sektor penerbangan Israel.

Harga tiket telah melonjak, di mana tiket sekali jalan dari London ke Tel Aviv dengan El Al Airlines untuk Kamis mendatang berharga USD1.487 (Rp 23 juta). 

Tiket pulang pergi dari Tel Aviv ke London dihargai USD2.366 (Rp 36,8 juta), dengan tantangan tambahan bahwa kursi kelas ekonomi saat ini tidak tersedia.

Surat kabar itu juga menunjukkan bahwa pemilik maskapai penerbangan termasuk di antara sedikit pihak yang diuntungkan dari perang yang sedang berlangsung dan meningkatnya ketegangan. 

(Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Leave a comment