Dinas Rahasia AS Dalam Sorotan Setelah Trump Ditembak
DINAS Rahasia Amerika Serikat (AS) atau US Secret Service merupakan salah satu badan pemerintah federal yang bertugas untuk melindungi para pemimpin negara dan melakukan investigasi terkait kejahatan keuangan.
Dinas Rahasia AS didirikan tahun 1865 dengan tujuan awal memerangi pemalsuan uang yang merajalela pada masa itu. Seiring berjalannya waktu, tugas dan tanggung jawab Dinas Rahasia berkembang. Salah satu momen penting dalam sejarah Dinas Rahasia AS adalah ketika mereka mulai bertugas melindungi presiden AS setelah terbunuhnya Presiden William McKinley tahun 1901.
Baca juga: Usai Insiden Penembakan Trump, Dinas Rahasia AS Kini dalam Pengawasan Ketat
Selain tugas utama untuk melindungi presiden, wakil presiden, dan keluarga mereka, Dinas Rahasia juga memiliki tanggung jawab melindungi calon presiden dan mantan presiden serta tamu negara yang berkunjung ke AS.
Dalam menjalankan tugasnya, Dinas Rahasia bekerja sama dengan berbagai badan keamanan lainnya, termasuk FBI dan CIA. Mereka menggunakan teknologi canggih dan strategi keamanan yang ketat guna memastikan keselamatan orang-orang yang mereka lindungi.
Gagal Jaga Trump
Namun Dinas Rahasia AS gagal total ketika ada upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden Donald Trump di Pennsylvania pada Sabtu (13/7/20204) lalu.
Upaya pembunuhan terakhir terhadap presiden atau mantan presiden AS terjadi 43 tahun lalu, ketika Ronald Reagan tertembak di paru-paru. Reagan selamat dari upaya pembunuhan itu.
Saat ini, para politisi dan masyarakat AS ingin tahu bagaimana seorang yang berniat membunuh Trump bisa merangkak ke tempat yang strategis di atap gedung, bersenjatakan senapan laras panjang, dan melepaskan empat tembakan ke arah Trump yang berada di podium. Area itu seharusnya menjadi lokasi yang steril. Pria bersenjata itu berjarak 150 meter dari posisi Trump.
Baca juga: Penembakan Trump Malapetaka bagi Biden?
Trump saat itu sedang berkampanye untuk mendapat tiket sebagai kandidat dari Partai Republik dalam pemilu presiden AS pada November mendatang.
Sejumlah pertanyaan muncul. Mengapa peringatan dari masyarakat seperti diabaikan atau tidak ditindaklanjuti petugas keamanan? Mengapa, ketika pemilihan presiden AS tinggal empat bulan lagi, Secret Service tidak melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam melindungi orang yang diyakini banyak orang akan menjadi presiden AS berikutnya?
Investigasi yang sudah berlangsung dengan melibatkan FBI serta Dinas Rahasia dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS.
Direktur Dinas Rahasia, Kimberly Cheatle, telah dipanggil untuk memberikan kesaksian di hadapan komite Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS pada 22 Juli.
Philadelphia Inquirer melaporkan, orang-orang yang menghadiri kampanye Trump di Pennsylvania itu diminta untuk melewati detektor logam demi memastikan mereka tidak membawa senjata apapun.
Namun seorang saksi mata mengatakan kepada BBC bahwa selama beberapa menit, pria bersenjata yang diyakini menembak Trump itu terlihat jelas merangkak sambil membawa senapan di atas gedung di dekat lokasi kampanye.
Saksi itu, yang menyebut dirinya Greg, mengatakan peringatan yang dia dan sejumlah orang lain berikan tidak ditindaklanjuti polisi. Menurut Greg, polisi tampaknya tidak tahu “apa yang sedang terjadi” dan memiliki jarak pandang yang buruk ke atap.
Tersangka pria bersenjata itu – yang disebutkan FBI sebagai Thomas Matthew Crooks (20 tahun) – terekam kamera sedang melakukan tembakan. Rekaman itu diperoleh TMZ
Salah seorang penonton tewas dan dua lainnya terluka parah sebelum pria bersenjata itu ditembak mati. Trump juga terluka di bagian telinga. Polisi negara bagian mengatakan “terlalu dini” untuk menentukan secara pasti apa yang terjadi.
Menurut David Dunn, profesor politik internasional Universitas Birmingham, nyawa Trump bisa terselamatkan mungkin karena dia menghindar setelah tembakan pertama dilakukan. Dalam hal ini, dia “jelas telah dilatih dengan baik oleh Dinas Rahasia”, kata Prof Dunn kepada BBC Radio 5 Live.
Sebelum dibawa pergi dengan mobil oleh para agen, Trump kembali bangkit dan mengepalkan tangannya ke hadapan massa.
Greg mengatakan, dia bertanya-tanya mengapa agen tidak dikerahkan di semua atap rumah di dekat lokasi kampanye, dan tidak melakukan intervensi untuk mengeluarkan Trump dari panggung setelah dia membunyikan alarm.
Banyak Pertanyaan Harus Dijawab
Mantan agen Dinas Rahasia Charles Marino setuju bahwa ada pertanyaan yang harus dijawab. Dia mengatakan kepada BBC, tugas agen adalah menyurvei lingkungan sekitar dan mencatat “area yang mengkhawatirkan”.
Lokasi penembak berada di luar perimeter keamanan. Sejumlah pakar yang berbicara kepada NBC mengatakan, peristiwa seperti kampanye politik selalu membawa tantangan dalam mengamankan lahan yang luas. Salah satu dari mereka, mantan agen Dinas Rahasia Evy Poumpouras, mengatakan akan selalu ada pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab: “Bagaimana Anda mengamankan area di batas-batas luar? Seberapa jauh kamu bisa mengamankan wilayah? Dan bisakah Anda mengamankan semuanya? Itu sebuah masalah.”
Pada Sabtu malam diumumkan bahwa FBI telah mengambil peran sebagai penyelidik utama dalam insiden itu, yang digambarkan sebagai upaya pembunuhan.
Salah satu agen khusus FBI mengatakan pada konferensi pers bahwa “mengejutkan” pria bersenjata itu mampu melepaskan tembakan sebelum Dinas Rahasia akhirnya membunuhnya.
Namun ketika ditanya apakah ada kegagalan pengamanan, dia mengatakan bahwa timnya “tidak akan melakukan penilaian” saat penyelidikan terus berlanjut.
Dinas Rahasia tidak diwakili dalam jumpa pers tersebut. Pernyataan sebelumnya yang mengonfirmasi dimulainya penyelidikan menjanjikan lebih banyak informasi akan dirilis jika tersedia.
Sementara itu, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengatakan bahwa menjaga keamanan para calon presiden adalah salah satu “prioritas paling vital” departemen tersebut.
Konvensi Partai Republik Berjalan Sesuai Jadwal
Presiden Joe Biden pada hari Minggu mengatakan, dia telah mengarahkan Direktur Dinas Rahasia AS, Kimberly Cheatle, “untuk meninjau semua tindakan keamanan – semua tindakan keamanan – untuk Konvensi Nasional Partai Republik.”
“Saya telah memerintahkan tinjauan independen terhadap keamanan nasional pada rapat umum kemarin untuk menilai apa yang sebenarnya terjadi. Dan saya akan membagikan hasil tinjauan independen itu kepada rakyat Amerika,” kata Biden.
Tidak jelas apa dampak serangan itu terhadap pengaturan keamanan terhadap Trump selanjutnya, meskipun seorang penasihat tim kampanye Trump mengatakan bahwa dia memerlukan perlindungan yang lebih besar.
Seorang juru bicara Dinas Rahasia membantah pernyataan yang beredar, yang menyatakan bahwa tim Trump telah meminta sumber daya tambahan tetapi pihaknya menolak permintaan itu.
Bagaimanapun, Trump kini kemungkinan akan mendapat pengamanan yang sebanding dengan yang diterima presiden yang sedang menjabat, kata mantan agen Dinas Rahasia Joseph LaSorsa kepada kantor berita Reuters.
“Akan ada peninjauan intensif… akan ada penataan kembali secara besar-besaran,” katanya. “Ini tidak bisa terjadi.”
Sementara itu, Konvensi Nasional Partai Republik akan berjalan sesuai rencana pada hari Senin ini. Trump akan berpidato pada hari Kamis, sebagaimana dikonfirmasi oleh pernyataan partai tersebut.
Dalam acara konvensi itu, Trump akan secara resmi dicalonkan sebagai calon presiden dari Partai Republik untuk pemilu presiden AS pada November mendatang.