Produser Film Dosen Ghaib Buka Suara Usai Materi Promosi Tuai Kritik
Produser dan CEO Dee Company, Dheeraj Kalwani, buka suara usai materi promosi film Dosen Ghaib: Sudah Malam Atau Sudah Tahu menuai kritikan.
Materi promosi film itu dikritik karena menggunakan isu perundungan yang menimpa mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
Isu mencuat setelah dokter Aulia Risma Lestari (30 tahun), PPDS Universitas Diponegoro, tewas bunuh diri diduga karena dirundung.
Produser Langsung Ambil Tindakan Usai Materi Promosi Film Dosen Ghaib Jadi Pembicaraan
Dheeraj Kalwani mengatakan, dirinya baru mengetahui persoalan terkait materi promosi film Dosen Ghaib: Sudah Malam Atau Sudah Tahu setelah ramai jadi pembicaraan.
“Saya tidak tahu sama sekali sebelum naik. Saya tidak cek semua content sebelum naik,” kata Dheeraaj kepada kumparan, Senin (19/8).
Dheeraj kemudian menegur tim publisis yang bertanggung jawab atas materi promosi film Dosen Ghaib: Sudah Malam Atau Sudah Tahu.
“Langsung saya tindak. Ketika saya tahu kemarin sudah saya tegur dan marahi tim publicity. Langsung dihapus (materi promosi)” tuturnya.
Meski begitu, Dheeraj mengungkapkan bahwa dirinya telah memaafkan tim publisis terkait materi promosi film Dosen Ghaib: Sudah Malam Atau Sudah Tahu.
“Namanya juga mereka salah, ya, saya maafin,” ucap Dheeraj.
Film Dosen Ghaib: Sudah Malam Atau Sudah Tahu menceritakan tentang empat mahasiswa yang harus mengikuti semester pendek saat mahasiswa lain libur. Awalnya, mereka tidak menaruh curiga saat kelas berlangsung.
Film ini merupakan adaptasi dari kisah Dosen Ghaib yang sempat viral di beberapa kampus pada 2016 lalu. Berawal dari akun media sosial Facebook, kisah viral itu menyebar di beberapa universitas yang terletak di Yogyakarta atau Semarang.
Film yang dibintangi oleh Endy Arfian, Rayn Wijaya, Ersya Aurelia, dan Egy Fedly ini tayang di bioskop sejak 15 Agustus lalu.
Sejumlah sineas mengkritik materi promosi film Dosen Ghaib: Sudah Malam Atau Sudah Tahu, salah satunya adalah Joko Anwar.
Dalam unggahan di Instagram Story, pria yang akrab disapa Jokan itu merasa lelah apabila harus menyampaikan kepada pihak rumah produksi.
“Mau protes ke PH yang gunain tragedi buat materi promo filmnya tapi malas. Enggak bakal paham juga mereka kenapa itu perbuatan yang sangat tak berhati, tak berkelas, dan tak beretika, karena kemungkinan besar mereka enggak punya,” tulis Jokan.
“Ya sudahlah, di negara ini ke siapa juga kita bisa meneladani etika dan hati, kan,” ungkapnya.