Profil Yasonna Laoly dan Arifin Tasrif, Dua Menteri yang Dicopot Jokowi Hari Ini
KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali melakukan perombakan atau reshuffle kabinet hari ini, Senin (19/8/2024).
Dalam reshuffle terbaru hari ini, dua menteri Jokowi akan dicopot dari jabatannya, yakni Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
Yasonna Laoly akan digantikan oleh Supratman Andi Agas, sedangkan Arifin Tasrif diganti oleh Bahlil Lahadalia yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Investasi.
Berikut profil dua menteri yang dicopot Jokowi hari ini, Yasonnal Laoly dan Arifin Tasrif.
Baca juga: Ketika PM Thailand Dicopot Usai Angkat Menteri Eks Napi…
Profil Yasonna Laoly
Pria kelahiran Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara ini memiliki nama lengkap Yasonna Hamonangan Laoly.
Dikutip dari Kompaspedia (25/8/2020), kata “Yasonna” dalam berasal dari bahasa Nias “Yaso Nasa” yang berarti “masih ada lagi”.
Sementara kata “Hamonangan” diambil dari bahasa Batak yang berarti kemenangan. Kata “Laoly” merujuk pada nama salah satu marga dalam masyarakat nias.
Dia merupakan lulusan Fakultas Hukum di Universitas Sumatera Utara pada 1978.
Politisi PDI-P itu kemudian melanjutkan pendidikan master dari Virginia Commonwealth University pada 1986. Dia meraih gelar doktor dari North Carolina State University (NCSU) pada tahun 1996.
Yasonna memulai karier sebagai pengacara dan dosen di Universitas HKBP Nommensen, Sumatera Utara.
Ia mencapai puncak karier akademis dengan menjadi dekan Fakultas Hukum Universitas HKBP Nommensen,
Baca juga: Kode Agus Gumiwang soal Bahlil Jadi Ketum Golkar Gantikan Airlangga
Karier politik
Ia memutuskan untuk terjun ke dunia politik dengan menjadi anggota DPRD Sumatera Utara periode 1999-2004 dari PDIP-P.
Yasonna kemudian terpilih sebagai anggota DPR RI dari daerah pemilihan Sumatera Utara I pada 2004.
Pada periode pertamanya sebagai anggota DPR, Yasonna menjadi anggota Komisi II yang membidangi pemerintahan dalam negeri dan otonomi daerah.
Ia kemudian pindah ke Komisi III yang menangani bidang hukum, hak asasi manusia, dan keamanan.
Dalam Pemilu 2009, Yasonna kembali melenggang ke Parlemen dan menjadi Ketua Fraksi PDI-P dan juga Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI.
Baca juga: Usai Airlangga Mundur, Agus Gumiwang Plt, Bahlil Jadi Calon Kuat Ketum
Pada 2014, Presiden Jokowi menunjuknya sebagai Menteri Hukum dan HAM pada Kabinet Indonesia Kerja 2014–2019.
Menjelang akhir masa jabatannya, Yosanna kembali mencalonkan diri sebagai calon anggota DPR dari PDI-P untuk Dapil I Sumatera Utara.
Ia berhasil meraih suara terbanyak dan terpilih menjadi anggota DPR Periode 2019–2024.
Setelah mengundurkan diri dari jabatan menteri pada 27 September 2019, Yasonna dilantik sebagai anggota DPR pada 1 Oktober 2019.
Meski begitu, jabatan sebagai anggota DPR RI hanya diembannya selama 23 hari. Pasalnya, Yasonna kembali ditunjuk menjadi Menteri Hukum dan HAM pada Kabinet Indonesia Maju 2019–2024.
Baca juga: Beda Pendapat Jokowi, Luhut, dan Arifin Tasrif soal Pembatasan BBM Subsidi per 17 Agustus 2024
Profil Arifin Tasrif
Arifin dilantik sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Kabinet Indonesia Maju yang pada 23 Oktober 2019.
Ia merupakan lulusan Teknik Kimia Institus Teknologi Bandung (ITB) 1977.
Usai mendapatkan gelar sarjananya di ITB, Arifin bekerja di perusahaan BUMN PT Pupuk Kaltim.
Dikutip dari Kompaspedia (21/2/2021), Arifin merintis karier dari bawah sebagai karyawan hingga menjabat Kepala Kompatemen Litbang di perusahaan tersebut pada 1990-an.
Setelah bekerja lebih dari 10 tahun di Pupuk Kaltim, ia pindah ke PT Rekayasa Industri yang berada di bawah Kementerian Industri dan menempati posisi direktur bisnis.
Selanjutnya Arifin mendapatkan promosi jabatan sebagai direktur Utama PT Petrokimia Gresik pada tahun 2001-2010.
Baca juga: Jokowi Lantik Bahlil sebagai Menteri ESDM Gantikan Arifin Tasrif
Pada akhir kariernya di Petrokimia, Arifin berhasil membangun pabrik baru asam fosfat, bahan baku pupuk SP-36 dan NPK, di Gresik, Jawa Timur.
Karier Arifin terus menanjak hingga menduduki posisi direktur utama PT Pupuk Sriwidjaya (Persero) atau Pusri selama periode 2010-2015.
Dia kemudian dilantik sebagai Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja menggantikan Dadang Heru Kodri pada 4 Agustus 2010.
Saat itu, ia sukses membangun empat pabrik urea baru senilai Rp 24 triliun yang dibangun di Jawa Timur, Kalimantan Timur, dan Sumatera Selatan.
Usai memimpin PT Pupuk Indonesia Holding Company, pria berusia 71 tahun ini diangkat menjadi Duta Besar Indonesia untuk Jepang, menggantikan Yusron Ihza Mahendra pada 13 Maret 2017.
Setelah dua tahun menjadi Dubes di Jepang, Arifin dipanggil kembali ke Indonesia oleh Presiden Jokowi.
Ia dipercaya sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024 menggantikan menteri sebelumnya Ignasius Jonan.