Informasi Terpercaya Masa Kini

Sebelum Tewas Suntikkan Roculax ke Tubuh Sendiri,Dokter PPDS Undip Curhat ke Ibu: Seniornya Keras

0 13

TRIBUNJATIM.COM – Sebelum tewas, dokter Aulia Risma Lestari ternyata menceritakan keluh kesah dalam diari dan curhat kepada sang ibu.

Dokter Aulia Risma Lestari (30) yang merupakan Dokter PPDS Anestesi UNDIP menyedot perhatian publik usai dikabarkan mengakhiri hidupnya.

Di dalam kamar kos dokter Risma, ditemukan obat keras Roculax dan sudah disuntikkan ke tubuhnya. 

Kematian Dokter Aulia Risma Lestari, Dokter PPDS Anestesi UNDIP yang miris itu menjadi perhatian banyak pihak.

Dokter muda sekaligus mahasiswi Universitas Diponegoro atau UNDIP tersebut diketahui tengah menjalankan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Rumah Sakit Kariadi Semarang.

Aulia Risma diketahui meninggal dunia di sebuah kos yang ia tempati di Lempongsari, Gajahmungkur, Kota Semarang pada Senin (12/8/2024) sekitar pukul 23.00 WIB.

Aulia diketahui merupakan dokter ASN yang berasal dari Tegal dan tengah bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Kota Tegal.

Berdasarkan keterangan dari pihak Kapolsek Gajahmungkur, Kompol Agus Hartono mengatakan, hasil penyelidikan yang dilakukan jajarannya, kematian ARL diduga karena yang bersangkutan merasa berat mengikuti pelajaran maupun menghadapi seniornya.

Hal itu pun berdasarkan cerita dari ibunya maupun isi buku hariannya.

“Nah dia sempat nggak kuat begitu istilahnya otaknya sudah ambyar urusan pelajarannya berat, urusan sama seniornya berat,” jelasnya.

Baca juga: Modus Pura-pura Ngeluh Sakit ke Dokter, Pria ini Jual Kembali Obat Psikotropika Hasil Resep

Menurut dia, dokter asal Tegal itu diduga menenangkan diri menggunakan obat anestesi.

Obat itu disuntikan sedikit ke lengannya.

“Dicek masih ada sisa campuran obat.”

“Informasi dokter, obat itu seharusnya lewat infus.”

“Tetapi ini disuntikan sedikit di lengannya agar bisa tidur,” ujarnya.

Aulia Risma Lestari (30) dokter muda sekaligus mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestasi Universitas Diponegoro (Undip) sempat curhat ke ibunya sebelum meninggal.

Aulia mengatakan jika dirinya tak kuat menjalani pendidikan spesialis.

Bahkan Aulia sempat mengatakan kepada sang ibu jika dirinya ingin resign atau berhenti.

Hal ini diungkap oleh Kapolsek Gajahmungkur Kompol Agus Hartono.

“Nah dia sempat nggak kuat begitu istilahnya otaknya sudah ambyar urusan pelajarannya berat, urusan sama seniornya berat,” Kompol Agus Hartono.

“Anak itu minta resign, sudah nggak kuat,” lanjutnya.

Baca juga: 5 Cara Awet Muda yang Alami Menurut Dokter, Tak Harus Perawatan Mahal: Penting Pakai Sunscreen

Kompol Agus menduga jika Aulia tak kuat menghadapi seniornya dan beratnya perkualiahan.

Apalagi seniornya sering memberi perintah sewaktu-waktu hingga membuat Aulia tak kuat.

“Cerita satu mungkin sekolah, kedua mungkin menghadapi seniornya, seniornya itu kan perintahnya sewaktu-waktu minta ini itu, ini itu, keras,” imbuhnya.

Pihak polisi pun menemukan buku harian di kamar kos Aulia.

Di buku harian itu, Aulia menulis menjadi mahasiswi kedokteran yang cukup berat dan menulis tentang seniornya di tempat praktik.

Sementara itu, pihak kepolisian masih menyelidiki indikasi perundungan dalam kasus kematian Aulia.

Baca juga: Bahaya Minum Kopi Sambil Merokok untuk Tubuh, Dokter Tirta Wanti-wanti: Jangan Lebih dari 4 Gelas

Dalam akun sosial media X milik @bambangsuling11 terkait alasan Dokter Aulia memilih mengakhiri hidupnya setelah sebelumnya dikabarkan Dokter Aulia Risma menderita penyakit syaraf kejepit dan ia sering menyuntikkan jenis obat tertentu untuk mengurangi rasa sakitnya.

Cuitan tersebut tampak diunggah pada Rabu (14/8/2024) dengan bertuliskan:

“Pihak PPDS Anestesi Undip berusaha menutupi dngan menyebut korban sering menyuntikkan obat it uke tubuhnya karena sakit saraf kejepit.

Namun dari hasil pemeriksaan ditemukan buku harian korban yang menyebut korban tak kuat menahan perundungan hingga akhirnya bundir” tulis cuitan tersebut.

Akun sosial media X milik @bambangsuling11 juga tampak menguak alasan yang sama mengenai Dokter Aulia memilih mengakhiri hidupnya lantaran ia kerap dibully, hal tersebut diketahui melalui buku harian yang ia tulis.

Sementara itu, melalui Ketua Umum Ikasma Tegal, dr Tafakurrozak mengungkap keprihatinannya terhadap kasus perundungan di dunia pendidikan kedokteran.

Seperti yang dialami Dokter Aulia Risma, dokter muda yang merupakan alumni SMA Negeri 1 Tegal yang sedang mengikuti PPDS Anestesi di Undip dan RSUP dr Kariadi Semarang. 

Pada April 2024, ada juga alumni SMA Negeri 1 Tegal yang mengalami perundungan saat sedang menjalani PPDS Gizi Klinis di Undip dan RSUP dr Kariadi Semarang. 

Dia menilai, perundungan itu sudah tidak zamannya, justru seperti mewariskan sifat kerja rodi, feodal atau kolonialosme.

“Ini zaman sudah berubah, pendidikan sudah harus mengutamakan sisi kemanusiaan.”

“Tidak dengan bullying atau perundungan yang dilakukan senior atau konsulen,” katanya kepada Tribunjateng.com, Rabu (14/8/2024).

Atas kematian Dokter Aulia, pihaknya melalui jaringan alumni juga siap melaporkan kasus tersebut ke Kapolri RI.

“Kami mengharapkan keluarga untuk melaporkannya secara hukum, ini karena kehilangan nyawa.”

“Laporkan kepada aparat berwenang dan Ikasma Tegal akan mendampingi dan mencarikan lawyer,” jelasnya. 

Diketahui jika Dokter Aulia Risma menyuntikkan jenis obat bernama Roculax, lantas apa itu Roculax?

Dikutip dari klikdokter.com Roculax merupakan jenis obat yang mekanisme kerjanya bersaing terhadap reseptor kolinergik pada motor end-plate.

Obat tersebut diindikasikan sebagai tambahan pada anestesi umum atau obat bius total untuk mempermudah intubasi endotrakeal serta memberikan relaksasi otot rangka selama pembedahan.

Diketahui jika Roculax merupakan jenis obat keras dengan pemakaian sesuai resep dokter dan merupakan jenis terapi agen penghambat neoromuskular..

Penggunaan obat Roculax memiliki efek samping berupa mual, muntah, bronkospasme atau penyempitan saluran pernafasan, reaksi alergi, bengkak di bagian injeksi hingga nyeri pada lokasi injeksi.

Sosok Dokter Aulia Risma

Aulia sendiri merupakan dokter ASN di Tegal yang bekerja di RSUD Kardinah Kota Tegal.

Ia lahir di Tegal pada 1994 dan merupakan lulusan SMA Negeri 1 Tegal.

Aulia menyelesaikan S1 Kedokteran di Universitas Islam Sultan Agung.

Aulia dikenal sebagai sosok yang cerdas.

Ia lulus dengan IPK 3.9 dan berstatus cumlaude.

Hal ini diungkap oleh akun X @mecobalamiiin.

“Mba risma selama kuliah cerdas sekali orgnya, ipk nya selalu cumlaude dan mmg terkenal cerdas di angkatan. Terakhir ipknya 3,8 atau 3,9 waktu itu. Kasian sekali,” tulis akun X @mecobalamiiin.

Kemudian ia lolos seleksi CPNS tahun 2019 dan diangkat sebagai PNS pada 2020.

Di tahun 2022, Aulia mengambil Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anastasi di Universitas Diponegoro (Undip) dan mendapat biaya Dinas S2 Anastesi.

Aulia diduga tewas bunuh diri dengan menyuntikkan obat ke lengannya.

Obat yang digunakan adalah Roculax, yaitu suatu obat yang diindikasikan sebagai tambahan pada anestesia umum untuk mempermudah intubasi endotrakeal serta memberikan relaksasi otot rangka selama pembedahan.

Hal ini diperkuat dengan temuan sisa campuran obat di kamar kosannya.

“Kemarin dicek masih ada sisa campuran obat. Informasi dokter obat itu seharusnya lewat infus. Tapi ini disuntikan sedikit di lengannya agar bisa tidur. Jadi bukan bunuh diri, tidak ada indikasi bunuh diri,” ujar Kapolsek Gajahmungkur Kompol Agus Hartono.

“Kondisi jasad Aulia mukanya biru-biru sedikit sama pahanya, seperti orang tidur,” tandasnya.

Kabar dugaan bunuh diri ini juga dibenarkan oleh Kasatreskrim Polrestabes Semarang Kompol Andika Dharma Sena.

“Benar bunuh diri, yang bersangkutan menyuntikkan obat ke badannya sendiri,” ujarnya melalui pesan singkat, Rabu (14/8/2024).

Disclaimer: Jika Anda, sahabat, atau kerabat memiliki kecenderungan bunuh diri, segera hubungi psikolog, psikiater atau dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau rumah sakit terdekat.

Anda dapat mengakses situs Emotional Health For All jika membutuhkan bantuan.

Layanan dari Kementerian Kesehatan dapat Anda hubungi melalui nomor 119 ext 8. Anda juga dapat menghubungi layanan 24 jam BISA Helpline melalui nomor WhatsApp 08113855472.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Leave a comment