Alasan Pisang Berubah Warna Menjadi Cokelat jika Disimpan Terlalu Lama
KOMPAS.com – Pisang akan berubah warna menjadi cokelat ketika dibiarkan terlalu lama, terutama pisang yang sudah matang.
Kondisi perubahan warna pisang dari kuning menjadi coklat ini sering kali dianggap sebagai pisang yang terlalu matang, atau bahkan pisang yang membusuk.
Pisang mentah berwarna hijau tua akan berubah menjadi kuning ketika matang, dan berakhir menjadi coklat ketika dibiarkan begitu saja untuk waktu yang lama.
Namun, apa yang menyebabkan perubahan warna ini? Simak terus penjelasan berikut.
Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Makan Pisang Setiap Hari?
Penyebab pisang menjadi cokelat
Seperti banyak buah lainnya, pisang terus matang seiring berjalannya waktu. Pisang kuning yang Anda biarkan terlalu lama bisa semakin matang dan berubah menjadi cokelat.
Saat pisang matang, mereka memproduksi dan melepaskan gas etilen, yang menyebabkan pigmen kuning pada kulit buah dan berubah menjadi coklat.
Dilansir dari laman IFL Science, buah pisang memiliki satu hormon di udara, yakni etilen, yang bekerja untuk mempercepat proses pematangan.
Meskipun beberapa buah dan sayuran hanya menyerap etilen, yang lain secara aktif memproduksinya sendiri.
Baca juga: Efek Mengonsumsi Buah Pisang bagi Penderita Asam Urat
Produsen etilen terbagi dalam dua kategori, buah klimakterik dan buah non-klimakterik. Buah klimakterik, seperti pisang, menghasilkan ledakan etilen selama proses pematangan.
Sedangkan buah non-klimakterik, seperti jeruk dan melon, berhenti memproduksi etilen saat dikeluarkan dari tanaman atau sulurnya.
Ini berarti buah klimakterik akan terus matang atau melakukan proses pematangan, meski setelah dipanen.
Menariknya, menyimpan buah klimakterik di samping buah dan sayuran non-klimakterik atau yang menyerap etilen, akan menyebabkan buah dan sayuran lainnya terus matang.
Baca juga: 5 Efek Samping Makan Pisang Terlalu Matang, Apa Saja?
Proses pisang menjadi berwarna cokelat
Sejalan dengan itu, dikutip dari laman Britannica, pisang memproduksi dan bereaksi terhadap etilen, yang membantu memberi sinyal pada proses pematangan.
Buah yang belum matang akan keras, lebih asam daripada manis, dan kemungkinan besar berwarna kehijauan karena adanya klorofil.
Ketika buah bersentuhan dengan gas etilen, asam dalam buah mulai terurai, buah menjadi lebih lembut, dan pigmen klorofil hijau terpecah dan diganti—dalam kasus pisang, dengan warna kuning.
Baca juga: Benarkah Pisang Dapat Menurunkan Tekanan Darah Tinggi?
Hilangnya rasa asam dan bagian dalam yang mengeras berarti buah menjadi lebih manis dan lembek. Ini yang menyebabkan pisang matang enak untuk dimakan.
Berbeda dengan kebanyakan buah-buahan, yang hanya menghasilkan sedikit etilen saat matang, pisang menghasilkan etilen dalam jumlah besar.
Meskipun pisang pada awal proses pematangan mungkin menjadi lebih manis dan menguning, pada akhirnya pisang akan menjadi terlalu matang karena memproduksi terlalu banyak etilennya sendiri.
Jumlah etilen yang tinggi menyebabkan pigmen kuning pada pisang membusuk menjadi bintik-bintik coklat yang khas dalam proses yang disebut pencoklatan enzimatik.
Baca juga: Khasiat Pisang, Menurunkan atau Malah Menaikkan Berat Badan?
Proses pencoklatan alami ini juga terjadi ketika buah menjadi memar. Pisang yang rusak atau memar akan menghasilkan jumlah etilen yang lebih tinggi, sehingga matang (dan menjadi coklat) lebih cepat dibandingkan jika tidak rusak.
Pisang hijau yang dimasukkan ke dalam kantong kertas akan lebih cepat matang karena semua etilen terperangkap di dalamnya.
Namun jika buah tersebut terlalu lama berada dalam penjara gas, buah tersebut akan menjadi sangat matang dan membusuk.