Meta Akhirnya Luluh, Minta Maaf ke Anwar Ibrahim Hapus Kontennya Soal Ismail Haniyeh
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Meta Platforms telah meminta maaf karena telah menghapus konten dari akun Facebook dan Instagram Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim yang terkait dengan pembunuhan Ismail Haniyeh, kepala biro politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas).
Seorang juru bicara Meta dikutip oleh Reuters mengatakan bahwa konten tersebut telah dipulihkan ke akun Facebook dan Instagram Perdana Menteri Malaysia.
Kamis lalu, Ibrahim memposting sebuah video panggilan telepon dengan seorang pemimpin Hamas untuk mengucapkan belasungkawa atas kematian Haniyeh, tetapi kemudian dihapus, dan Anwar menuduh Meta pengecut setelah menghapus postingan tersebut.
Malaysia sebelumnya telah mengajukan komplain kepada Meta atas penghapusan konten, termasuk liputan media lokal mengenai pertemuan Anwar dengan Haniyeh baru-baru ini, yang kemudian dipulihkan.
Meta mengatakan pada saat itu bahwa mereka tidak secara sengaja menekan suara-suara di platform Facebook dan tidak membatasi konten yang mendukung Palestina.
Meta sebelumnya telah mengklasifikasikan Hamas sebagai “organisasi berbahaya” dan memblokir konten yang memuji gerakan tersebut, dan perusahaan ini menggunakan kombinasi deteksi otomatis dan tinjauan manusia untuk menghapus atau mengkategorikan konten di platformnya.
Meta Platforms Inc atau Meta sebelum tahun 2021 dikenal sebagai Facebook Inc. Itu adalah sebuah layanan jejaring sosial berkantor pusat di Menlo Park, California, Amerika Serikat yang diluncurkan pada Februari 2004.
Pada hari Rabu pagi, Hamas mengumumkan pembunuhan kepala biro politik Ismail Haniyeh di kediamannya di ibukota Iran, Teheran, di mana ia sedang melakukan kunjungan untuk berpartisipasi dalam upacara pelantikan Presiden Iran yang baru, Masoud Bazeshkian.
Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kepala gerakan tersebut telah menjadi martir oleh serangan Zionis yang berbahaya, dan menggambarkan pembunuhannya sebagai tindakan teroris penuh dan pelanggaran terhadap kedaulatan Iran.
Dalam rincian pembunuhan tersebut, Kantor Berita Iran melaporkan bahwa Haniyeh dibunuh sekitar pukul 2 pagi pada hari Rabu (31/7/2024), di mana ia tinggal di markas khusus Garda Revolusi Iran di utara Teheran, dan mengkonfirmasi kesyahidannya bersama salah satu pengawalnya.
Kantor Berita Fars Iran mengkonfirmasi bahwa Ismail Haniyeh, kepala biro politik Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), dibunuh oleh sebuah rudal yang menghantam kediamannya, menghancurkan sebagian atap dan jendelanya.
Laporan tersebut menambahkan bahwa investigasi telah mengkonfirmasi bahwa Israel merencanakan dan melaksanakan pembunuhan Ismail Haniyeh.
The New York Times melaporkan…
The New York Times melaporkan bahwa para pejabat Amerika Serikat secara diam-diam telah mengakui bahwa Israel membunuh Haniyeh di ibukota Iran, Teheran, pada hari Rabu.
Komentar para pejabat Amerika Serikat ini muncul meskipun Israel belum mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut dan menolak berkomentar secara terbuka mengenai insiden tersebut.
Sementara itu, juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, pada hari Kamis mengklaim bahwa militernya tidak melancarkan serangan udara ke Iran atau negara lain di Timur Tengah pada hari Rabu.
“Kami tidak menyerang Iran dari udara,” katanya dalam sebuah konferensi pers untuk menanggapi pertanyaan tentang pembunuhan Haniyeh.
Baca juga: Lantas Benarkah Kakek Habib Luthfi Bin Yahya Pekalongan Termasuk Pendiri NU?
“Kami membunuh (pemimpin senior Hizbullah) Fouad Shukr di Lebanon, tetapi tidak ada serangan udara Israel lainnya di seluruh Timur Tengah setelah itu.”
Secara paralel, New York Times dan situs web Amerika Axios menerbitkan laporan lain, yang mengonfirmasi tanggung jawab Israel atas pembunuhan Haniyeh, tetapi mengklaim bahwa pembunuhan itu dilakukan dengan alat peledak yang ditanam oleh agen-agen Mossad di kamarnya, yang diledakkan dari jarak jauh.