WNI di London Cerita Diperlakukan Beda saat Naik Bus di Tengah Demo Inggris
Warga Negara Indonesia (WNI) di Inggris terkena imbas kerusuhan yang dipicu gerakan anti-imigran, usai tragedi penusukan di Southport pekan lalu. Meski tak mengalami kekerasan, ada WNI yang mendapat perlakuan berbeda dari warga setempat.
Seorang WNI di London, Masayu Dewi, menggambarkan kondisi di daerah tempat tinggalnya saat ini.
“Aku di Colindale (bagian utara London), sejauh ini masih kondusif tapi memang harus waspada,” tuturnya kepada kumparan, Selasa (6/8).
“Semalam aku masih naik bus (nomor) 324, ada perubahan rute karena akses jalan diblok. Bentrokan dari utara mulai turun ke selatan,” lanjut Masayu.
London termasuk wilayah yang terletak di bagian selatan Inggris.
“Rabu besok ini (7/8) rencana ada demo di Harrow, dekat rumah juga. Jadi, harus waspada kalau mau keluar rumah,” jelas Masayu. Menurut informasi yang beredar, aksi diinisiasi kelompok rasis.
Kericuhan meletus usai unggahan hoaks di media sosial menyebut tersangka penyerang di Southport adalah seorang muslim radikal yang baru tiba di Inggris.
Padahal, polisi mengungkap tersangka berusia 17 tahun itu lahir di Inggris dan mereka tidak menganggapnya sebagai insiden teroris. Orang tua tersangka pindah ke Inggris dari Rwanda.
Masayu kemudian bercerita mengenai temannya, seorang WNI, yang mendapat perlakuan tak menyenangkan saat naik bus di London pada Senin (5/8).
“Kemarin temanku naik bus diresein, dia cerita yang kulit cokelat pun dipepet-pepet di bus,” ungkap Masayu tanpa memberi tahu detail kejadian tersebut.
“Tapi enggak reaktif untungnya, jadi enggak menimbulkan insiden apa-apa,” tambahnya.
Tell MAMA, sebuah proyek di Inggris untuk mencatat dan mengukur ancaman anti-Muslim, juga mendapat laporan di mana warga Muslim yang memakai jilbab atau cadar menerima ancaman akan dibunuh sampai diperkosa.
Protes masih terus berlanjut di seluruh Inggris. Sejumlah toko dijarah, masjid hingga kantor milik orang Asia pun diserang.
Mobil-mobil dibakar dan beberapa video di media sosial menunjukkan kelompok etnis minoritas dipukuli.
Australia, Nigeria, hingga Indonesia termasuk di antara negara-negara yang mengeluarkan peringatan kepada warganya yang tinggal di Inggris atau hendak bepergian ke sana.
Pada Senin malam, protes menyebar ke Plymouth, Belfast, dan Darlington di Inggris barat daya.
Polisi telah menangkap hampir 400 warga sejak penusukan Southport pekan lalu.
Menanggapi kekacauan itu, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menegaskan pengunjuk rasa yang melakukan kekerasan dan menargetkan warga Muslim dipastikan akan mendapat “hukuman penuh”.