Informasi Terpercaya Masa Kini

Berencana Jadi Partai Politik, Begini Kilas Balik Projo

0 51

TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi, buka suara soal rencana organisasi kemasyarakatan pendukung Jokowi itu berubah bentuk menjadi partai politik. Menurut dia, pembahasan rencana itu akan dilakukan saat Kongres Projo ke-3 pada September mendatang. “Tunggu lah, masih lama. Tunggu saja dibahas di kongres,” katanya di Jakarta, Kamis, 1 Agustus 2024.

Wacana perubahan bentuk Projo dari organisasi masyarakat ke partai politik ini pertama kali disampaikan oleh Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat Projo, Panel Barus. Dia menyebut, pembahasan ihwal perubahan bentuk Projo itu akan menjadi salah satu topik yang dibahas dalam Kongres ke-3 mereka. “Bisa jadi ada perubahan bentuk. Nanti kami diskusi,” katanya, Senin, 29 Juli 2024.

Sejarah Projo

Projo merupakan organisasi kemasyarakatan pendukung Joko Widodo dan berstatus resmi dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Mulanya Projo merupakan gerakan relawan namun kemudian bertransformasi menjadi ormas berdasarkan Kongres I Projo pada 23 Agustus 2014 di Jakarta.

Dikutip dari buku Menjemput Takdir Sejarah: Tiga Tahun Transformasi Projo Menjadi Ormas, 2014-2017, kata Projo berasal dari Bahasa Sanskerta yang artinya pemerintahan negeri, kerajaan, atau istana. Sedangkan dalam Bahasa Jawa Kawi, Projo artinya rakyat. Sehingga mereka yang mengaku Projo adalah orang-orang yang mencintai negeri dan rakyat.

Sebelum menjadi ormas, Projo didirikan menjelang Pilpres 2014, tepatnya pada 23 Desember 2013. Pendirinya adalah kader PDI Perjuangan dan aktivis mahasiswa 1998. Antara lain Budi Arie Setiadi, Gunawan Wirosaroyo, Suryo Sumpeno, Fahmi Alhabsyi, Jonacta Yani, Firmansyah, serta simpatisan dari paguyuban warga kota-kota di Jawa Tengah yang tinggal di Jakarta.

Pembentukannya untuk mendukung Jokowi maju sebagai capres Pilpres 2014. Budi mengklaim mayoritas kader partai banteng di daerah-daerah mendukung Jokowi capres, bukan cawapres. Namun saat itu malah santer beredar wacana pasangan Mega-Jokowi. Para pemrakarsa Projo yang dulunya juga pendiri Pro Mega 1998 ini berharap Megawati mendengarkan aspirasi mereka soal pencapresan Jokowi.

“Mereka bilang ini kelihatannya PDIP kok tidak pro Jokowi untuk capres, jadi kita tampung aspirasi itu,” ujar Budi Arie Setiadi di sela-sela pendeklarasian Projo,di Jakarta Selatan, Sabtu, 21 Desember 2013.

Setelah deklarasi pembentukan Projo untuk mendukung Jokowi, mereka lalu bergerak dari satu DPC ke DPC lainnya untuk menggalang dukungan terhadap pencapresan Jokowi, alih-alih Mega. Perjuangan Projo membuahkan hasil, Megawati akhirnya mengalah dan tak maju lagi di kontestasi Pilpres 2014. Jokowi secara resmi diusung PDIP sebagai Capres pada Jumat, 14 Maret 2014.

Saat masa kampanye, Projo turut berjibaku dengan ribuan relawan demi Jokowi menang. Sedikit banyak perjuangan mereka telah memberikan kontribusi bagi kemenangan Jokowi ketika itu. Setelah Jokowi terpilih menjadi Presiden, Projo tidak lantas balik kanan dan bubar jalan. Sebaliknya, Projo terus maju mengawal kepemimpinan Jokowi.

HENDRIK KHOIRUL MUHID | DANIEL A. FAJRI | LINDA TRIANITA | SAHAT SIMATUPANG | NOVALI PANJI NUGROHO

Pilihan Editor: Ketum Projo Budi Arie Ungkap Alasan Jokowi Tunda Ajak 500 Relawan ke IKN

Leave a comment