Informasi Terpercaya Masa Kini

Profil Edward Tannur, Ayah Ronald Tannur yang Dinonaktifkan sebagai Anggota DPR dan PKB

0 31

TEMPO.CO, Jakarta – Nama mantan anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Edward Tannur menjadi sorotan. Edward, ayah Ronald Tannur, dinonaktifkan dari fraksi di DPR sekaligus sebagai kader PKB. Hal ini buntut dari vonis bebas yang diterima Ronald Tannur dalam kasus penganiayaan dan pembunuhan terhadap Dini Sera.

“Saudara Edward Tannur sebagai orangtuanya sudah dinonaktifkan dari partai juga sekaligus dinonaktifkan dari fraksi dari DPR RI,” ucap anggota Komisi III DPR RI dari fraksi PKB, Heru Widodo dalam rapat audiensi DPR bersama keluarga korban. Lantas, bagaimana profil Edward Tannur?

Profil Edward Tannur

Edward Tannur lahir di Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2 Desember 1961. Dia menempuh pendidikan tingginya pada program studi sarjana (S1) Hukum di Universitas PGRI Kupang pada 2006 dan lulus pada 2009.

Sebelum berkuliah, Edward lebih dahulu berkarier sebagai Direktur Swalayan Tulip sejak 1980 hingga sekarang. Jabatannya itu ia emban setelah setahun menamatkan pendidikan menengah atas di SMA Surya, Atambua pada 1979.

Dia juga dikenal sebagai pebisnis di bidang jasa konstruksi yang dirintisnya sejak 1983. Dia juga sempat ditunjuk sebagai Ketua Sasana Tulip periode 1997-2003 dan Ketua Tulip FC periode 2000-2004.

Edward diketahui aktif di beberapa organisasi, misalnya sebagai Ketua Gabungan Pengusaha Kontraktor Nasional Indonesia (Gapeknas) Kabupaten Timor Tengah Utara periode 2000-2004, Pembina Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) periode 2004-2005, dan Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Timor Tengah Utara periode 2004-2005.

Sementara, karier politiknya diawali dari kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Timor Tengah Utara. Dia kala itu terpilih sebagai Ketua Komisi C periode 2004-2007.

Edward kemudian menjadi anggota DPRD Kabupaten Timor Tengah Utara periode 2005-2009 dan menjadi Ketua Fraksi PKB pada 2004-2009. Dia juga terpilih sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB Kabupaten Timor Tengah Utara sejak 2006.

Pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2009, Edward maju sebagai calon legislatif (Caleg) DPRI RI untuk masa jabatan 2009-2014. Namun, dia baru terpilih sebagai wakil rakyat pada Pemilu 2019 dari daerah pemilihan (dapil) NTT II.

Terkait ramainya kasus penganiayaan yang dilakukan anaknya, Edward pernah menyampaikan permohonan maaf. Dia menyerahkan sepenuhnya proses penegakan hukum kepada aparat yang berwenang.

“Saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban,” kata Edward dalam konferensi pers di Surabaya, Jawa Timur, Selasa, 10 Oktober 2023, seperti dikutip dari Antara.

Dia mengaku tidak menyangka Ronald bisa bertindak brutal. Padahal, sejak kecil hingga menginjak usia 30 tahunan, Ronald dianggapnya sering membantu orang tua dan terlihat begitu sopan.

Sejak kasus putranya ramai, lanjut Edward, dia mengaku sudah ditegur oleh partainya agar tidak melakukan intervensi hukum.

“Waktu itu saya bilang ke partai, saya bukan tipe orang yang pengecut. Kalau A, maka saya katakan A. Saya tidak mau kalau besok-besok Edward Tannur disebut telah melakukan pembohongan atau penipuan, saya enggak mau. Apa artinya ini semua kalau nama kita sudah tidak dipercaya oleh orang lain. Ini soal prinsip,” ujar Edward.

MELYNDA DWI PUSPITA

Pilihan Editor: Keluarga Dini Sera Kawal Kasasi Atas Vonis Bebas Ronald Tannur, Kuasa Hukum: Masih Berharap Keadilan Bisa Tegak

Leave a comment