Informasi Terpercaya Masa Kini

Sosok Gurun Arisastra Bakal Polisikan 3 Anak Pasutri Lansia Tewas di Bogor,Pernah Laporkan Oklin

0 35

TRIBUNSUMSEL.COM – Sosok Gurun Arisastra bakal melaporkan ketiga anak dari opa Hans Tomasoa dan Oma Rita Tomasoa pasutri lansia yang tewas di Bogor usai diduga ditelanarkan.

Berdasarkan penelusuran Tribunsumsel.com, Jumat (19/7/2024) Gurun merupakan Ketua Bidang Hukum dan HAM PB Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI).

Selain menjabat Ketua bidang hukum SEMMI, Guru ternyata berprofesi sebagai pengacara.

Adapun diketahui Gurun Arisastra merupakan pemuda asal Yogyakarta lahir tanggal 17 Juli 1992.

Gurun adalah keturunan Bima Nusa Tenggara Barat dan besar di Tanjung Priok dan Koja Jakarta Utara.

Gurun bersama organisasinya pernah melaporkan artis Dinar Candy kasus bikini dipinggir jalan.

Tak hanya itu, Artis Olivia Jensen Kasus Bendera Merah Putih ikut dilaporkan.

Kemudian ada nama Hana Hanifah terkait dugaan kasus judi online.

Terakhir selebgram Oklin Fia terkait konten es krim dinilai menistakan agama.

Laporkan 3 Anak Pasutri

Terbaru, kini ketiga anak pasutri tewas di Bogor terancam dilaporkan Ketua Bidang Hukum dan HAM PB Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI).

Hal ini diungkap pengacara sekaligus juga Ketua Bidang Hukum dan HAM PB Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI), Gurun Arisastra yang menyebut akan mempolisikan ketiga anak Hans dan Rita.

“Saya meminta atensi kepada Kapolri serta Kapola Jawa Barat untuk memanggil, memeriksa dan memproses hukum anak kandung yang diduga telah menelantarkan orang tuanya yang lansia hingga meninggal,” kata Gurun saat dihubungi, Jumat (19/7/2024). Dikutip dari TribunJakarta.com

Rencananya, Gurun akan membuat laporan resmi ke Polres Bogor pada Senin (22/7/2024) pekan depan.

Menurut Gurun, tindakan penelantaran yang dilakukan ketiga anak korban melanggar Pasal 49 UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dengan hukuman pidana tiga tahun dan denda belasan juta.

“Harusnya orangtua ini kan dirawat oleh anaknya tetapi ini justru ditelantarkan hingga akhirnya meninggal dunia,” kata advokat dari Law Firm Gurun Arisastra & Partners ini.

Baca juga: Tak Pernah Jenguk Orangtua, Anak Bungsu Pasutri Tewas di Bogor Akui Hubungan Keluarga Tak Harmonis

Selain itu, ia berharap dengan adanya proses hukum bisa berdampak agar tak ada lagi anak-anak yang tega menelantarkan orang tuanya semacam ini.

“Alasan sosiologisnya supaya ini jadi pembelajaran penting dan aturan hukum kepada anak-anak maupun lingkup rumah tangga bahwa tidak boleh menelantarkan keluarganya karena ini jelas sangat tidak manusiawi,” ujar Gurun.

Seperti diketahui, pasutri lansia ditemukan warga tewas membusuk pada Selasa (16/7/2024) di rumahnya di Jonggol, Bogor, Jawa Barat.

Pasutri itu diketahui memiliki tiga anak kandung, namun diduga tak pernah datang menjenguknya.

Padahal ketiga anaknya diketahui tinggal di Jakarta, Bandung, dan Bekasi.

Kini usai kematian orang tuanya, ketiga anak kandung dari Hans dan Rita terancam dipolisikan.

Anak Tak Pernah Jenguk Orangtua Sejak 2017

Dari keterangan warga setempat, tiga anak Hans dan Rita itu sebelumnya diketahui tidak pernah menjenguk orang tuanya.

Padahal, anak-anak Hans dan Rita tinggal tidak jauh, yakni di Jakarta, Bandung, dan Bekasi.

Rita diketahui sudah menderita stroke cukup lama, sementara Hans sudah tampak tertatih saat berjalan.

Namun, tidak ada anak-anaknya yang datang untuk sekadar menjenguk dan merawat mereka.

Sehingga, pasutri lansia itu hanya hidup berdua saja dengan dibantu warga sekitar dan jemaat gereja.

Setelah orang tuanya meninggal, ketiga anak tersebut baru datang.

Ketiga anak ketiga pasutri ini disebut-sebut tak pernah menjenguk orangtuanya sejak tahun 2017

Hal ini diakui oleh Jonathan Tobing, selaku pengurus RT setempat.

“Sejauh sepengetahuan saya memang betul anak dari almarhum tidak pernah, atau kalaupun memang pernah saya tidak tahu, atau mungkin menjenguknya hanya sebentar, tapi menurut pengakuan temen-temen yang lain itu tidak pernah,” ujarnya saat dijumpai TribunnewsBogor.com, Kamis (18/7/2024).

Jonathan Tobing mengatakan, Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa menempati rumah tersebut antara akhir tahun 2017 atau awal tahun 2018 hanya berdua.

Sedangkan tiga anaknya tinggal di luar kota, ada yang di wilayah Jakarta, Bandung, dan Bekasi.

“Saya engga tau apakah ada warga lain yang bukan jajaran pengurus pernah melihat (berkunjung), tapi dari sesama kita, kita tidak pernah melihat ada kunjungan dari anak-anaknya,” terangnya.

Namun, setelah kedua orang tuanya meninggal dunia, ketiga anaknya pun akhirnya muncul.

Jonathan mengatakan anak bungsu opa dan oma muncul saat proses pemakan sedang berlangsung.

Sementara anak pertama dan anak kedua dari pasangan lansia tersebut baru muncul pada malam harinya.

“Jujur saya pertama kali melihat anak-anak dari almarhum itu setelah kejadian, sebelumnya saya tidak pernah melihat sama sekali,” katanya.

Anak Bungsu Akui Hubungan Tak Harmonis

Sementara, anak bungsu pasutri lansia, Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa mengaku hubungan keluarga sedang tidak harmonis.

Pengurus RT mengaku sempat bertemu dengan anak bungsu pasutri lansia tersebut.

Dalam pengakuannya kepada RT bahwa hubungan anak dengan orangtuanya kini sedang tidak harmonis atau sedang dalam hubungan tidak baik.

Meski begitu, pengurus RT tidak mengetahui jelas soal permasalahan keluarga opa Hans tersebut.

“Kemarin sempat ketemu sama anak bungsu Opa dan Oma dia menyampaikan bahwa ada ketidak harmonisan didalam hubungan mereka tetapi itu menjadi ranah privat mereka, saya hanya mengetahui bahwa mereka tidak dalam hubungan yang baik,” kata pengurus RT lewat Youtube Intens Investigasi, Jumat (19/7/2024).

Ia pun menilai bahwa opa Hans dan oma Rita ini sehidup semati.

“Terlepas dari kejadian ini hikmah yang saya ambil bahwa opa sama oma ini sehidup semati,” katanya.’

Sementara itu, pengurus RT ini pun berpesan kepada anak opa Hans seharusnya orangtua yang sudah idak bisa melakukan aktivitasnya sendiri jangan ditinggalkan hanya berdua.

Ia pun menyarankan seharusnya didampingi ART jika memang sibuk bekerja atau tidak merawatnya.

“Saya bisa kasih pesan kalau orangtua itu memang sudah tidak bisa melakukan aktivitasnya sendiri didampingi tinggalnya, kalau memang kesulitan karena bekerja kalau bisa didampingi ART atau pun keluarga yang lain jangan sampai dibiarkan tinggal hanya berdua,” ujarnya.

Lebih lanjut, pengurus RT ini pun mengaku selama memimpin RT ditempat tinggal opa Hans, ia belum pernah bertemu ketiga anak pasutri itu.

Bahkan ia pertama kali bertemu anak bungsung pasutri itu setelah disemayamkan.

“Opa sama Oma punya tiga orang putra tapi kalau yang ketemu sama langsung, sampai kejadian ini belum ada, jadi saya untuk pertama kalinya bertemu dengan anak bungsunya setelah Opa dan Oma ini disemayamkan,” terangnya.

Sementara kedua anak opa Hans hingga kini belum pernah jumpa.

“Yang duanya sebelum kejadian ini belum pernah bertemu, mereka emang sempat ingin bertemu cuma dikarenakan kondisi pekerjaan dan juga aktivitas lain saya gak sempat ketemu anak yang pertama dan kedua, jadi saya cuma ketemu anak yang ketiganya saja,” tandasnya.

Kata Kapolsek

Sementara, Kapolsek Cigudeg Bogor, Kompol Wagiman berhasil menghubungi dan mengungkapkan alasan anaknya tak pernah datang menjenguk orangtuanya karena mempunyai kesibukan masing-masing.

“Kami berhasil menghubungi pihak keluarga yaitu anaknya, yang berada di Bandung dan Jakarta,” kata Wagiman lewat Youtube tvOneNews, Kamis (18/7/2024).

“Waktu saya lakukan intrograsi bahwa memang sudah beberapa saat yang bersangkutan belum mengunjungi orang tuanya karena mempunyai kesibukan masing-masing,” imbuhnya.

Seperti diketahui, Diketahui, jasad Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa ditemukan warga pada Selasa (16/7/2024) di rumahnya di Jonggol, Bogor, Jawa Barat.

Pasutri ini mempunya tiga anak laki-laki.

(*)

Baca juga berita lainnya di Google News

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Leave a comment