Informasi Terpercaya Masa Kini

Ramai-ramai Pelanggan Tolak Transjakarta Blok M-Kota Dihapuskan…

0 5

JAKARTA, KOMPAS.com – Rencana Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jakarta menghapus Transjakarta koridor 1 jurusan Blok M-Kota karena bersinggungan dengan jalur MRT mendapat penolakan dari para penumpang.

Koridor 1 Transjakarta beroperasi melewati Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin, jalan utama pusat perekonomian dan pemerintahan alias segitiga emas Jakarta.

Selain itu, rute ini juga melewati Jalan Sultan Hasanuddin, Jalan Trunojoyo, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Medan Merdeka Barat Jalan Gajah Mada, hingga Jalan Kali Besar Timur.

Ada lebih dari 20 halte yang dilalui Transjakarta koridor satu, meliputi sejumlah titik di Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, hingga Jakarta Barat.

Pilih tarif naik

Salah satu penumpang bernama Asmi (30) misalnya, lebih memilih tarif Transjakarta dinaikkan menjadi Rp 5.000 ketimbang rute Blok M-Kota ditiadakan.

“Dengan kenaikan Rp 5.000 udah lumayan pas. Karena naik angkot aja Rp 5.000, dibandingkan dihapuskan,” ujar Asmi saat diwawancarai Kompas.com di Transjakarta rute Blok M-Kota, Minggu (22/12/2024).

Asmi tak setuju rute ini dihapus karena menghubungkan titik-titik penting di Jakarta. Menurutnya, pada hari kerja, rute ini sangat ramai penumpang.

Baca juga: Menelusuri Sejarah Koridor 1 Transjakarta Blok M-Kota yang Rencananya Akan Dihapus

Saat berangkat menuju kantornya, Asmi tak pernah dapat tempat duduk karena saking penuhnya penumpang Transjakarta.

“Penuh banget, ya, terutama sore jam 3 ke atas,” ujar Asmi. 

Tarif terjangkau

Sejumlah penumpang pun mengaku memilih Transjakarta karena harganya terjangkau.

“Terjangkau banget tarifnya karena yang lainnya seperti ojek online lebih mahal. Jadi, cukup membantu buat saya yang masih sekolah atau pelajar,” ujar pelajar bernama Pija (18).

Warga Petukangan, Jakarta Selatan itu selalu menggunakan Transjakarta, khususnya rute Blok M-Kota, untuk sekolah atau sekadar jalan-jalan.

“Enggak (setuju Transjakarta koridor 1 dihapus), karena kalau dari pribadi mungkin Blok M ke Kota tuh cukup strategis karena gampang, enggak transit, satu jalan,” ujar dia.

Hal senada juga disampaikan oleh pelanggan Transjakarta rute Blok M-Kota lain bernama Stefani (27).

“Keberatan ya (jika Transjakarta koridor 1 dihapuskan), karena cukup murah dan terjangkau,” kata dia.

Stefani khawatir penghapusan Transjakarta koridor 1 mempersulit dia dalam bermobilitas. Warga Kebayoran, Jakarta Selatan, yang bekerja di Juanda, Jakarta Pusat itu sehari-harinya naik Transjakarta koridor 1.

“Karena kan Transjakarta bisa nyambung ke mana-mana,” ujar dia. 

Fasilitas nyaman

Selain tarif yang murah, fasilitas yang nyaman juga jadi alasan Transjakarta diminati penumpang.

“Sejauh ini fasilitas dan pelayanan Transjakarta sudah oke,” terang Pija.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Asmi yang sudah bertahun-tahun langganan naik Transjakarta rute Blok M-Kota.

“Dibanding angkot, memang enak Transjakarta karena fasilitas aman dan nyaman,” ucap Asmi.

Tak tergantikan

Rencana penghapusan Transjakarta koridor 1 karena bersinggungan dengan jalur MRT juga menuai kritik dari Pengamat transportasi sekaligus Ketua Inisiatif Strategis untuk Transportasi (Instran) Darmaningtyas. Menurut Darma, MRT tak bisa gantikan Transjakarta.

Pasalnya, karakteristik pelanggan kedua moda transportasi tersebut berbeda. Tarif MRT pun tak sama dengan Transjakarta.

“Karakter pelanggan Transjakarta (TJ) itu berbeda dengan karakter pelanggan MRT, baik dari aspek sosial ekonomi, tarif, maupun pola perjalanannya, sehingga tidak bisa keberadaan MRT itu menggantikan layanan TJ, meskipun satu rute,” kata Darma dalam keterangan tertulis, Minggu (22/12/2024).

Dari aspek sosial ekonomi misalnya, pelanggan MRT memiliki kelas sosial ekonomi yang lebih tinggi. Ini terlihat dari penampilan fisik, jenis pakaian pelanggan MRT yang rata-rata bermerek, parfum yang digunakan, hingga tas yang dibawa.

Menurutnya, sangat jarang pengguna MRT menenteng tas plastik atau kardus. Sementara, pemandangan demikian lumrah terlihat di KRL.

“Jadi dari aspek sosial ekonomi ini saja, sangat tidak realistis memindahkan pelanggan TJ ke MRT,” ujarnya.

Kedua, dari segi tarif, MRT jauh lebih mahal karena dihitung berdasarkan jarak tempuh. Untuk menaiki rute MRT Lebak Bulus–Bundaran HI, tarifnya mencapai Rp 14.000. Sementara, tarif Transjakarta TJ hanya Rp 3.500.

“Dengan tarif sebesar itu, jelas tidak mungkin terjangkau oleh pengguna TJ. Tarif itu terjangkau bagi pengguna mobil pribadi,” kata Darma.

Menurut Darma, rencana menghapus Transjakara koridor 1 ini membuktikan Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) tak memahami kondisi lapangan.

Dia khawatir, dengan dihapusnya koridor 1 Transjakarta, masyarakat yang semula menggunakan transportasi umum justru beralih pakai sepeda motor. Sehingga, hal ini berpotensi meningkatkan angka kemacetan.

“Begitu mereka dipaksa pindah ke MRT karena layanan TJ Koridor 1 dihapuskan, maka mereka akan pindah ke sepeda motor. Dan ini jelas suatu kekonyolan yang tidak terampuni,” tutur dia.

Baca juga: Mengapa Koridor 1 Transjakarta Blok M-kota Akan Dihapus?

Berlaku 2029

Adapun Dishub Provinsi Jakarta mengungkapkan, rencana penghapusan rute Transjakarta yang bersinggungan dengan MRT bakal direalisasikan pada 2029.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo menuturkan, langkah itu diambil supaya tidak terjadi tumpang tindih antarmoda transportasi umum.

“Contohnya untuk MRT Lebak Bulus sampai Kota (jika sudah) terbangun, maka untuk koridor satu Transjakarta dari Blok M sampai Kota itu nanti ditiadakan,” kata Syafrin saat dikonfirmasi, Jumat (20/12/2024).

Syafrin menyebut, penghapusan bakal dilakukan setelah pengerjaan jalur MRT rute Lebak Bulus sampai Kota rampung.

“Memang sudah masuk dalam rencana induk transportasi Jakarta,” ucap dia.

Selain itu, Dishub juga berencana menghapus rute Transjakarta koridor dua Pulogadung-Harmoni jika seluruh jaringan MRT sudah terbangun.

Leave a comment