Salma Anak Pemulung Buat Teknologi Ubah Sampah Jadi Bahan Bakar,Ortu Tak Sia-sia Kuliahkan di UI
TRIBUNJATIM.COM – Prestasi anak pemulung satu ini patut diacungi jempol.
Seorang anak pemulung bernama Salma akhirnya menjadi kebanggaan bagi keluarganya.
Sebelum sukses menciptakan teknologi baru, Salma rupanya sudah berjanji.
Salma berjanji kepada dirinya sendiri dan orang tuanya untuk menjadi kebanggan bagi keluarganya.
Ia belajar dengan keras, dan selalu mengukit prrstasi sejak SMP, dan SMA hingga akhirnya memperoleh beasiswa dari Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk berkuliah di Universitas Indonesia (UI) Jurusan Teknik Metalurgi.
“Salma tidak pernah malu untuk belajar walaupun sambil bekerja ke pemulung sampah, dia ingin membanggakan orangtuanya dengan prestasi akademisnya. Makanya dia terus belajar sambil bekerja,” ungkap Sumarni, Ibu dari Salma seperti dikutip dari rilis resmi UI, Sabtu (14/12/2024), seperti dilansir TribunJatim.com dari TribunJabar.ID.
Atas kegigihan dan prestasi akademisinya, Salma berhasil diterima di Universitas Indonesia dengan 100 persen beasiswa.
Bersama tiga orang rekan kerjanya, Salma menciptakan sebuah teknologi yang mengubah sampah menjadi Bahan Bakar alternatif, yang bisa dipergunakan oleh pabrik, atau industri, untuk jadi sumber energi operasi mereka.
Sembari menyelsaikan pendidikannya, Salma magang di sebuah perusahaan startup bernama Containder, yang fokus operasi bisnisnya adalah mengolah sampah menjadi sesuatu yang bernilai ekonimis.
Diketahui, Salma bekerja di bawah divisi rekayasa dan penelitian, dan mereka telah berhasil mempresentasikan teknologi tersebut kepada Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Hendropriyono, yang langsung menyambut baik inovasi tersebut.
Baca juga: Irwan Pemulung Tabah Setelah Diusir Dinsos dari Kolong Tol Bareng Istri, Kini Minta Tolong Prabowo
Containder saat ini telah beroperasi di Provinsi Papua, dan mengelola hingga 300 ton sampah setiap tahun.
Dan di awal tahun 2025 nanti, dengan bermitra bersama SUCOFINDO, BUMN yang fokus kepada bisnis dalam sektor lingkungan Hidup, Containder akan melakukan ekspansi giat bisnisnya di Provinsi Bali dan di Jawa Barat.
“Saya memiliki mimpi yang besar, yakni menciptakan Indonesia yang bersih dan bebas dari sampah. Selain itu juga dapat meningkatkan derajat ekonomi para pemulung sampah se Indonesia, agar mereka tidak lagi dihina oleh orang lain karena profesinya,” terang Salma.
Sosok Salma Khairunnisa beberapa waktu lalu sempat viral di media sosial.
Namanya viral setelah konten dari salah satu Dosen ITB sekaligus kreator konten, Imam Santoso.
Orang tua Salma diketahui bekerja sebagai pemulung sampah di wilayah Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Salma mengaku bahwa dia tidak malu mengakui profesi orang tuanya yang menjadi seorang pemulung sampah.
Ia mengaku bangga dengan pekerjaan orang tuanya, meski banyak sekali cibiran yang berdatangan dari berbagai pihak kepadanya dan keluarganya.
Baca juga: Sosok Yulinda Putri Anak Pemulung Jadi Diploma di Trisakti, Viral Pamer Foto di Atas Gerobak Ortunya
Belakangan yang juga ramai dibicarakan adalah Suriani.
Momen tampilnya siswi SMA bernama Suriani dalam audisi Indonesian Idol Season 13 menjadi sorotan.
Pasalnya, Suriani ikut audisi memakai uang iuran 1 sekolah.
Bahkan kepala sekolah memberi dukungan penuh kepadanya.
Diketahui, remaja 18 tahun itu merupakan siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Sinjai.
Anak keempat dari sembilan bersaudara itu tampil dengan penuh kharismatik dengan mengenakan seragam sekolahnya.
Suriani menyanyikan lagu Mahalini yang berjudul Mati-matian.
Penampilannya itu pun mendapatkan komentar positif dari para juri Indonesian Idol season 13.
Dari lima juri yang menilai penampilan Suriani, empat diantaranya memberikan yes.
Ia pun akhirnya mendapatkan Golden Ticket untuk tahap audisi selanjutnya.
Berangkat ke Jakarta pakai uang 1 iuran 1 sekolah
Baca juga: Sosok Jayadi Anak Tukang Kayu Viral Pencipta Lagu Terima Kasih, Bikin Juri Indonesian Idol Nangis
Dalam tayangan audisi ditemukan fakta bahwa keberangkatan Suriani ke Jakarta itu dibantu dibiaya lewat uang iuran siswa dan guru satu sekolahnya.
Hal itu ia ungkapkan saat Suriani menceritakan perjalanannya kepada sekolah.
Mulanya, Bunga Citra Lestari (BCL) bertanya mengapa Suriani datang memakai seragam.
Ia menjawab karena direkomendasikan oleh gurunya untuk ikut Indonesian Idol.
“Aku direkomendasikan oleh guru untuk ikut Indonesian Idol,” ujar Suriani di layar kaca RCTI, melansir dari TribunSolo.
Suriani bercerita bahwa para siswa dan guru di sekolahnya iuran untuk mengumpulkan dana agar Suriani bisa berangkat mengikuti audisi di Jakarta.
“Kalau soal biaya, tidak usah dipikirkan,” kata Suriani, menirukan perkataan kepala sekolah.
Baca juga: Nasib Juara Indonesian Idol usai Alami KDRT, Sempat Vakum Nyanyi, Kini Jadi Ibu Persit Jadwal Padat
Cerita Suriani pun membuat para juri kagum.
Maia Estianty pun memuji sekolah Suriani karena mendukung bakat muridnya.
“Wah hebat sekolahnya.”
Begitu pun dengan Judika yang juga merasa kagum.
Suriani mengaku bersyukur bisa lolos audisi Indonesian Idol 2025.
Apalagi ia mendapatkan golden ticket untuk mengikuti tahap seleksi berikutnya.
“Alhamdulillah, setelah mendapat golden ticket saya berjanji akan berjuang keras untuk lolos di tahap selanjutnya,” katanya kepada, Rabu (11/12/2024), dikutip dari TribunTimur.
Menurut Suriani, untuk di babak seleksi selanjutnya di Awal bulan Januari 2025 mendatang.
Ia mulai mempersiapkan dari segi olah vokal yang tentunya menjadi ciri khas setiap peserta Indonesian Idol 2025 itu.
“Saya akan mengikuti les teknik vokal sebagai persiapan Audisi selanjutnya yang akan ditayangkan secara live,” ujarnya.
Suriani berharap agar mendapat doa dan dukungan Pemerintah Daerah serta masyarakat Sinjai di ajang pencarian bakat bergengsi ini.
Baca juga: Nasib Artis Jualan Jengkol Balado, Kena Kutukan Juara Indonesian Idol? Anang Hermansyah: Memang
Suriani merupakan anak ke empat dari sembilan bersaudara yang lahir pada 30 Agustus 2006 di Sinjai.
Suriani memiliki hobi menyanyi, ia juga mengikuti ekstrakulikuler vocal paduan suara.
Selain itu juga ia aktif di beberapa organisasi di sekolahnya mulai dari Pramuka, OSIM, hingga PMR.
Ayah Suriani bernama Muh Basri bekerja sebagai tukang serabutan.
Sedangkan ibunya bernama Tennang bekerja sebagai penjual ikan di TPI Lappa Sinjai.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com